Baik Atau Burukkah Saya? Sebuah Refleksi Diri.

Baik Atau Burukkah Saya? Sebuah Refleksi Diri. - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Baik Atau Burukkah Saya? Sebuah Refleksi Diri., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel penghalang, Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Baik Atau Burukkah Saya? Sebuah Refleksi Diri.
link : Baik Atau Burukkah Saya? Sebuah Refleksi Diri.

Baca juga


Baik Atau Burukkah Saya? Sebuah Refleksi Diri.

REFLEKSI DIRI.    

Terkadang kita perlu muhasabah diri untuk mencoba menyelami apa yang kita lakukan di dunia ini sebenarnya. Gak perlu aib untuk tanya jawab dengan pikiran sendiri..karena kadang kita menemukan sesuatu yang berbeda dari yang kita yakini sebelumnya..

Contohnya ini :
Refleksi diri...
Teman-teman suka bilang kalo mereka bahagia berteman dengan saya alasannya yaitu saya termasuk orang baik. Saya sih seneng-seneng saja dibilang baik. Bukankah orang baik banyak rezeki? Dan itu saya rasakan sendiri, kalo baik hati kok apa-apa jadi gampang ya..?? 
Tapi....
  • "BAIK-KAH Saya..??" Tanya diriku suatu waktu. 
  • "Baikkah saya, walaupun selalu sholat 5 waktu serta tepat pada waktunya.?" Itu mengatakan ketaatanku pada Sang pencipta dengan menjawab panggilanNya sesegera mungkin dan meninggalkan semua urusan duniawi.
  • "Baik kah saya" walaupun telah berhaji & umroh beberapa kali?" Bukankah ini simbol keikhlasanku untuk meraih ridhaNya dengan mengerjakan kewajiban haji menuju Baitullah yang konon hanya yang "mampu" yang bisa melakukannya. Bukankah saya harus bersyukur alasannya yaitu saya dimampukannya untuk ke sana?
  • "Baik kah saya" walaupun telah bersedekah setiap hari?" Bukankah tak semua orang diberi kemampuan untuk berbagi. Bukannya alasannya yaitu saya berharta lebih tapi alasannya yaitu semata-mata saya ingin membantu mereka yang kurang beruntung.
  • "Baik kah saya" walaupun hari-hari memberi hikmah dan teguran kepada orang lain yang berbuat salah? Bukankah ini menjadi tanggung jawab setiap muslim untuk menegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar?



  • "Baik kah saya" walaupun sudah pakai jubah, berjenggot dan menutup aurat dengan sempurna. Bukankah seorang muslim yang baik mencirikan diri lewat pakaian yang dikenakannya? Sama ibarat pengikut agama lain gampang dikenali lewat pakaiannya?
  • "Baik kah saya" walaupun setiap malam sholat Tahajjud, Witir, Hajat dan zikir? Bukankah ini amalan yang utama untuk mendekatkan diri padaNya?
  • "Baik kah saya" walaupun tiap hari ke masjid atau musholla utk shalat dan menambah ilmu? Bukankah ini kewajiban setiap muslim untuk senantiasa mengembangkan diri dan mencari ilmu meski hingga ke negeri China?
  • "Baik kah saya" walaupun setiap ketika kita update status berunsur hikmah dan dakwah? Bukankah itu kewajiban kita untuk saling mengingatkan dan tolong menolong dalam kebaikan.
  • "Baik kah saya" walaupun setiap ketika kita menolong orang lain? Bukankah agama mengajarkan kita untuk berbuat baik pada setiap mahluk?
Baikkah saya??? Belum tentu !! (baca : yakinkah kalo anda orang baik?)

Allah mengingatkan kita lewat firmanNya :

al-Quran, Surah An-Najm ayat 32:


ﻓﻼ ﺗُﺰٓﻛُّﻮْﺍ ﺍٓﻧْﻔُﺴٓﻜُﻢْ ﻫُﻮٓ ﺍٓﻋْﻠٓﻢُ ﺑِﻤٓﻦْ ﺍﺗّٓﻘٓﻰ
.
"...........Janganlah kau menganggap diri kau suci (orang baik) alasannya yaitu Allah-lah yang lebih mengetahui siapa yang benar-benar bertaqwa "

Ummul Mukminin Aisyah (ra) ditanya orang "Siapakah orang yang buruk?" dijawab olehnya "yaitu orang yang merasa dirinya baik". Beliau ditanya lagi "Siapakah orang yang baik?", maka dijawab "yaitu orang yang merasa dirinya buruk"

Jadi terperinci sekali kalo kita gak boleh mengklaim diri sebagai orang baik. Karena yang memilih baik tidaknya kita hanya Allah SWT. Hasil evaluasi ini juga nantinya yang bakal memilih apakah kita jadi penghuni nirwana atau penduduk neraka.


JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG LAIN.

  • Karena kita takkan pernah tahu dimanakah dan bilakah ketika HATI kita IKHLAS melaksanakan amalan-amalan soleh, menasihati orang serta berinfak ibadah lain yang bakal diterima oleh Allah Swt. (baca : beneran nih gak riya?)
  • Kita tak tahu amal manakah yang Allah terima. Bisa jadi kita udah pede wah amal saya niscaya sudah banyak wong tiap hari ibadah gak ada yang lewat, baik yang wajib maupun yang sunah. Semua kita kipas habis. Tapi semua itu mungkin dicatat malaikat sebagai kebaikan bisa juga keburukan alasannya yaitu kan kita gak bisa ngintip catatan malaikat bukan?
  • Bisa jadi orang yang selama ini kita cela, ibadah seadanya bahkan lebih banyak bolongnya tapi sekalinya beribadah lapang dada dan diterima Allah dibanding ibadah kita yang dikotori perasaan riya..
  • Bisa jadi mereka yang pakaiannya biasa-biasa saja, jauh dari simbol-simbol yang kita anggap mewakili orang saleh, ternyata mempunyai kesalehan luar biasa, yang hanya beliau dan Allah yang tahu.
  • Bisa jadi mereka yang nampak saleh dan berpakaian layaknya ulama tapi ternyata mereka gak lebih dari insan rendah yang mengambil laba dari kenaifan orang-orang di sekitarnya..
Selalu letakkan diri kita dalam keadaan  seperti ini :
  • "Aku banyak kekurangan dan kelemahan, semua orang lain lebih baik dari saya alasannya yaitu hati insan masing-masing hanya diketahui Allah". Bukan orang lain yang harus bertanggung jawab terhadap hidupku tapi diriku sendiri. 
  • "Akulah yang paling jelek dikalangan manusia. Aku sedang perbaiki diriku dan mencoba bantu orang lain untuk menjadi lebih baik"
  • Wujudkan KEIKHLASAN hindari IRI DAN DENGKI. Karena dengki gak akan mengubah nasibku dan gak akan mengubah peruntungan orang lain. (baca : mengapa dengki menghambat rezeki)
  • Selalu mengharapkan RIDHA ALLAH. Karena yang memilih kita masuk nirwana atau tidak bukan alasannya yaitu amalan kita tapi alasannya yaitu ridha Allah. Begitu juga dengan rezeki. Kita sanggup rezeki bukan alasannya yaitu perjuangan kita tapi alasannya yaitu ridha Allah. (baca : rezeki bukan dari hasil bekerja)
  • Latih diri semoga selalu TAWADHU jauhkan dari penyakit UJUB DAN TAKABBUR. Karena takabbur sangat bersahabat dengan kesombongan. Sementara kesombongan hanya bisa membinasakan, ibarat halnya iblis binasa dikeluarkan dari nirwana alasannya yaitu kesombongannya.
  • Selalu perbaiki diri serta orang lain dengan kelembutan dan kasih sayang. Tugas kita hanya memberi saran, jangan maksa alasannya yaitu keputusan ada di masing-masing orang..
  • Hanya Allah yang akan terus memberi kita PETUNJUK serta JALAN YANG BENAR.
Semoga setiap hari Allah selalu membimbing kita semua..
Aamiin ya Rabbal 'alamiin.

Wallahu alam...


Demikianlah Artikel Baik Atau Burukkah Saya? Sebuah Refleksi Diri.

Sekianlah artikel Baik Atau Burukkah Saya? Sebuah Refleksi Diri. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Baik Atau Burukkah Saya? Sebuah Refleksi Diri. dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/baik-atau-burukkah-saya-sebuah-refleksi.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel