Kebanyakan Nikmat Itu Didustakan Insan

Kebanyakan Nikmat Itu Didustakan Insan - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kebanyakan Nikmat Itu Didustakan Insan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel penghalang, Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kebanyakan Nikmat Itu Didustakan Insan
link : Kebanyakan Nikmat Itu Didustakan Insan

Baca juga


Kebanyakan Nikmat Itu Didustakan Insan

Nikmat mana yang kau dustakan? 

  • Allah membekali kita, insan yang hidup di dunia ini dengan rezeki / nikmat biar bisa menjalani hidup dengan baik,  nyaman dan sejahtera. Kebanyakan insan menganggap bahwa nikmat yang diberi Allah itu memang sudah seharusnya. Padahal itu wujud dari kasih sayang Allah kepada kita. Artinya kita seharusnya banyak bersyukur. Tapi apa yang kita lihat???  Kebanyakan kita mendustakan nikmat itu bahkan menggunakannya untuk melaksanakan maksiat dan dosa. 
  • Allah mengetahui hal itu dan melukiskannya dalam sebuah surah yaitu Surah Ar Rahman. Allah memulai surah ini dengan memperkenalkan dirinya sebagai Ar Rahman (yang Maha Pemurah). Allah memperkenalkan dirinya dengan sifat pemurah ini ketika Dia menunjukan kepada kita mengenai kekuasaanNya ibarat penciptaan alam raya, langit yang tujuh, planet bahkan manusia, semua diciptakan dengan tepat tanpa ditemukan satu kekurangan / cacat.
  • Kalo kita perhatikan di dalam Surat Ar-Rahman ada pengulangan satu ayat yg berbunyi : 
  •         فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
  • ِ
  • "Fabiayyi aala 'i rabbi-kumaa tukadzdzibaan"
  • Artinya : "Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang 'Kamu Dustakan'?"_
  • Kalimat ini diulang-ulang sebanyak 31x oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 
  • Apa gerangan makna kalimat tersebut ?
  • Setelah Allah menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada kita, ibarat mengajari kita berakal berbicara (ayat 4), meratakan bumi untuk mahlukNya (ayat 11), di bumi disediakan buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang (ayat 12), di bumi juga biji-bijian berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya (ayat 13), kemudian Allah bertanya : 
  • "Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu Dustakan'?"
  • Menarik untuk diperhatikan bahwa Allah memakai kata _"DUSTA",_ bukan kata _"INGKAR"_ dalam konteks ayat ini.
  • Hal ini menyampaikan bahwa Nikmat yang Allah berikan kepada insan itu tidak bisa diingkari. Manusia tahu bahwa nikmat itu dari Allah, Dia yang memberi kita nikmat. Karena Allah ialah Zat yang Memberi Nikmat (Al Mun'im), sebagaimana dikemukakan dalam Surah An Nahl ayat 53 berikut ini :

  • Kita gak sanggup menghitung nikmat Allah. Allah menjelaskan itu dalam Surah Ibrahim ayat 34,

  • Kita tahu kalo nikmat itu di beri Allah, nikmatNya banyak sampe kita gak bisa ngitung tapi yang sering dilakukan kita, insan ini ialah 'Men-dustakan' NYA. Padahal nikmat yang diberi pada kita itu nantinya akan ditanya di Hari Penentuan. Sudah kah kita mempersiapkan jawabannya?

  • Dusta berarti 'Menyembunyikan Kebenaran'.
  • Manusia bahwasanya tahu bahwa mereka telah *'Diberi Nikmat' oleh Allah*, tapi mereka 'menyembunyikan Kebenaran itu, sehingga mereka 
  • *MENDUSTAKANNYA!*
  • Bukankah kalau kita menerima rezeki banyak, kita katakan bahwa itu sebab hasil dari 'Kerja Keras' kita??? Pada ngaku nggak, kalo banyak rezeki dengan congkaknya menyampaikan bahwa itu perjuangan kita pribadi? Padahal rezeki tiba bukan dari perjuangan kita.
  • Kalau kita berhasil meraih gelar Sarjana S1/S2 bahkan S3, itu sebab merasa 'Otak Kita' yang cerdas??? Padahal siapa yang memberi kita nikmat untuk paham banyak sekali ilmu? 
  • Kalau kita sehat, jarang sakit, itu sebab 'kepiawaian kita', kita 'Pandai Menjaga' Pola  Makan & Rajin ber-Olah Raga dan lain-lain. Padahal kesehatan itu nikmat yang Allah beri.
  • Semua nikmat yang kita peroleh seolah-olah hanya sebab perjuangan kita, tanpa sadar,kita telah melupakan Peranan Allah. Kita melaksanakan hal-hal berikut ini.
    • Kita sepelekan kehadiran Allah pada semua keberhasilan yang kita raih. Kita merasa itu semata-mata dari hasil perjuangan kita sendiri. kita merasa kalo rezeki yang banyak itu hasil kita bekerja dan berusaha, padahal rezeki bukan dari hasil bekerja.
    • Kita dustakan bahwa sesungguhnya nikmat itu semuanya tiba dari Allah. Kita menganggap apa yang kita terima memang sudah seharusnya. Kita pikir kalo kita yang bergelimang dosa ini pantas untuk diberikan nikmat sebesar yang kita terima selama ini.  
  • "Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu dustakan?"
  • Kita telah bergelimang kenikmatan : 
    • » Harta, 
    • » Pasangan Hidup, 
    • » Anak anak yang telah kita miliki,
  • Semua nikmat itu akan ditanya pada Hari Kiamat Kelak, ibarat kesepakatan Allah pada ayat di bawah ini.
  • "Sungguh kau pasti akan ditanya pada hari itu akan 'Nikmat' yang kau peroleh ketika ini(QS At-Takatsur : 8)
  • Sudah siapkah kita menjawab dan mempertanggung Jawabkannya ?
  • "Dan kalau kau menghitung nikmat-nikmat Allah, pasti kau tidak akan sanggup menghitungnya(QS An-Nahl : 18)
  • Tidak patutkah kita bersyukur kepada-NYA?
    • Ucapkan Alhamdulillah,
    • Berhentilah mengeluh, apalagi membanggakan diri. Kita ini siapa sih? Hanya seonggok tulang berbungkus daging dari air yang hina (mani)! Kenapa harus mengeluh dengan jumlah rezeki yang kita punya? Apakah kalo mengeluh jumlahnya eksklusif tiba tiba berubah?  Gak bukan?  Terimalah rezeki yang diberiNya dengan tulus dan lapang hati. Gak usah sok sebab bahwasanya kita ini gak bisa apa-apa kalau Allah gak menciptakan kita sanggup. Kita sanggup sebab Allah memberi kita kesanggupan.
    • Jalani Hidup ini dengan ikhlas, tawadhu sebagai serpihan dari 'Rasa Syukur' kita. Tawadhu ialah bersikap rendah hati, merendahkan diri di hadapanNya, mengakui kelemahan kita sebagai manusia. Syukur itu harus jadi penghias hidup kita. Bukankah kalo kita bersyukur Allah akan menambah nikmat kita?

  • Jangan lupa untuk selalu mendekatkan diri pada Allah SWT juga. Mau rezeki tapi ogah deket-deket sama Yang Punya Rezeki, ya.. masuk akal kalo gak kebagian, kalo pun dapet ya cuma seuprit.
  • سئل الإمام الشافعي ما أعظم عمل يتقرب به العبد إلى الله؟
  • Al-Imam As-Syaafi'i ditanya;Apakah amalan yang paling besar,yang mana dengan amalan tersebut seorang hamba bisa mendekatkan dirinya kepada ALLAH?
  • ‏فبكى رحمه الله ثم قال أن ينظر الله إلى قلبك فيرى أنك لاتريد من الدنيا والآخرة إلا هو
  • Imam Syaafi'i menangis,kemudian dia berkata; (amalan hati) yaitu ALLAH melihat kepada hati seorang hamba tersebut,hati sang hamba tersebut tidak ada impian dunia atau impian darul abadi kecuali impian kepada ALLAH SWT saja. 
Sudahkah anda bersyukur hari ini?

Wallahu alam..

                           
.


Demikianlah Artikel Kebanyakan Nikmat Itu Didustakan Insan

Sekianlah artikel Kebanyakan Nikmat Itu Didustakan Insan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kebanyakan Nikmat Itu Didustakan Insan dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/06/kebanyakan-nikmat-itu-didustakan-insan.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel