Kenapa Tidak Jadi Isteri Kedua, Ketiga Atau Keempat?

Kenapa Tidak Jadi Isteri Kedua, Ketiga Atau Keempat? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kenapa Tidak Jadi Isteri Kedua, Ketiga Atau Keempat?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cerita, Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kenapa Tidak Jadi Isteri Kedua, Ketiga Atau Keempat?
link : Kenapa Tidak Jadi Isteri Kedua, Ketiga Atau Keempat?

Baca juga


Kenapa Tidak Jadi Isteri Kedua, Ketiga Atau Keempat?

MENIKAHLAH DENGAN ORANG YANG KAMU SUKAI  

Mengapa tidak jadi isteri kedua, ketiga atau keempat? Judul yang sangat mengintimidasi bagi perempuan di tengah info pelakor (perebut laki orang) yang jadi viral di dunia maya. Saya jadi ingat pesan ibu aku ketika mulai beranjak arif balig cukup akal (kebetulan aku anak tertua dan adik aku 5 orang semua perempuan). Beliau berkata, " kau boleh menikah dengan siapa saja yang kau sukai asalkan dia muslim, punya pekerjaan dan bukan suami orang." 

The sisters...saya dan ke 5 adik-adik saya

Tiga persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon suami aku yang dari kacamata ibu dan dianggap tak akan menciptakan anak gadisnya menderita.

1. Muslim.
Ibu aku mengharapkan semoga aku sanggup suami yang seagama. Karena suami ialah imam dan pemimpin dalam rumah tangga. Bayangkan jikalau imam dan pemimpinnya bukan muslim niscaya akan menarik orang yang dipimpinnya menuju agamanya bukan? Disitulah Islam melarang perempuan muslimah menikah dengan laki-laki non muslim alasannya ialah ijab kabul ini bisa mengancam keselamatan agamanya. Karena agama itu ialah ideologi bukan sebatas status semata. Agama itu mengatur kehdupan kita, sehingga seseorang yang menganggap agama sebagai ideologi tak gampang untuk berpindah-pindah agama. Lagipula kita diperintahkan untuk mati sebagai muslim.


Jadi pesan aku buat semua perempuan muslimah yang sedang menanti jodoh di luar sana, carilah yang seagama. Meskipun kau sangat suka sama seorang lelaki tetapi agamanya beda, stop! Karena yakinlah kau bakal menuai masalah. (baca : tips menjemput jodoh Islami).

2. Punya pekerjaan.
Laki-lakilah yang menjadi tulang punggung keluarganya yang mencari nafkah untuk anak isterinya. Jika ingin mencari suami, carilah yang punya pekerjaan seberapa sederhana pun pekerjaan itu. Artinya dia siap untuk menanggung hidup kau dan anak-anaknya kelak. Rezeki itu bukan dari pekerjaan tapi dari Allah SWT yang memberikannya lewat tangan suami. Apa yang dimakan oleh isteri dan belum dewasa ialah rezekinya yang dititip Allah lewat rezeki suami sebagai kepala keluarga. Laki-laki yang belum bekerja dan masih jadi tanggungan keluarganya, belum siap menikah. Kaprikornus meskipun kau sangat suka dengan seorang lelaki kalo dia pengangguran dan masih minta duit pada orang tuanya, artinya kau nyari masalah.

3. Bukan suami orang.
Kebetulan abang ibu aku menikah dengan suami orang (isteri kedua) dan dia menilai bahwa kehidupan tante aku itu penuh beban. Meskipun tante aku tetap setia mendampingi suaminya hingga selesai hayatnya tapi dongeng perkawinannya tidaklah indah. Betapa dia sering diteror oleh belum dewasa tirinya. Betapa dia harus menjaga anak semata wayangnya dari gangguan saudara tirinya yang tinggal beda rumah (serumah dengan ibu kandungnya). 
Karenanya sedapat mungkin menghindari menikah dengan suami orang, meskipun pesona mereka luar biasa. Lebih dewasa, lebih ngemong, lebih mapan dan tahu memanjakan..tapi berpotensi membahayakan, terutama jikalau kau tak bisa menerimanya membagi cinta dengan isteri yang lain.
Itulah tiga pesan ibu saya..

Tapi aku menemukan sebuah goresan pena di bawah ini. Dan kalian bisa oke ataupun tidak. Saya tuliskan kembali di sini sebagai sebuah masukan bagi perempuan muslim yang masih jomblo.

MENIKAHLAH DENGAN SUAMI ORANG

1. Jika kau belum bersuami.
2. Jika lelaki yang kau cintai belum limit 4 isterinya.
3. Jika dia sudah bisa mencukupkan nafkah lahir batin serta ilmu agama kepada istri sebelumnya, bisa bersikap adil (menurut ukuran manusia). (Meskipun ini susah mengukurnya tapi kalian bisa menciptakan ukuran yang tentunya sangat subjektif, tergantung dari sudut mana memandangnya)
4. Jika dia juga cinta dan mau menikah denganmu secara sah berdasarkan agama dan negara (bukan sekedar nikah siri, siri itu artinya rahasia. Bukannya menjelekkan nikah siri (nikah rahasia), tapi nikah secara negara itu berarti legalisasi terbuka secara sah oleh negara kepada kita dan menjamin hak-hak kita sebagai isteri).
5. Jika dia lelaki saleh. (Ini juga mengukurnya sangat subjektif, tergantung evaluasi masing-masing orang, alasannya ialah sejatinya hanya Allah SWT yang tau siapa hamba-hambaNya yang saleh)
Karena lelaki saleh ialah milik Allah dan aset umat, tidak bisa diklaim milik orang tertentu begitu saja.
Ia dianjurkan untuk membuatkan kesalehan, memberi kemanfaatan, bisa mendidik dan memberi nafkah kepada wanita-wanita muslimah di luar sana. Katakanlah jumlah lelaki dan perempuan seimbang di dunia ini, tapi jumlah lelaki SALEH siap nikah jaman now ini sangat sedikit. Suka mana menikah dengan suami orang (tapi saleh) atau dengan lelaki yang gak terperinci agamanya?

Tapi kalo memang mendambakan lelaki yang belum beristri, ya itu hak kalian. Setiap orang punya kriteria lelaki idaman. Apakah kau akan terus bertahan dengan prinsip itu dan menentukan lebih baik tak menikah jikalau dengan suami orang ? Apa kau akan menolak jikalau nanti tiba laki-laki saleh yang sudah beristri melamarmu ? Padahal bisa jadi nirwana kau dapatkan melalui ridhanya yang berujung pada ridha Allah atasmu? Coba kau renungkan..

Anak gadis jaman now seringkali terbius dengan dongeng cinta novel yang so sweet, (Tak heran jikalau novel kisah cinta Dilan-Milea laku manis di pasaran dan filmnya masuk jajaran box office di Indonesia) namun tak tahan mendengar kisah cinta segitiga Nabi Ibrahim-Sarah-Hajar yang penuh lika-liku. 
Kisah cinta yang dipenuhi cobaan berat, ujian yang amat sangat, baik bagi Nabiyullah Ibrahim maupun isteri-isterinya. Tapi perlu disadari kalau dari rahim keluarga poligami inilah lahir Nabi-nabi Bani Israil dan Bani Ismail. Lalu dari keturunan Nabi Ismail ini kemudian lahirlah Rasulullah, Muhammad SAW. Artinya Rasulullah berasal dari bangsa yang lahir dari rahim Poligami. Lalu apakah pantas kita mencaci-maki syariat poligami ?

KESIMPULAN

1. Jangan mencaci.
Engkau boleh merasa belum siap atau mempunyai pandangan yang berbeda terhadap poligami tapi jagalah lisanmu dari mencaci-maki syariat Allah itu. 
Karena apa yang ditetapkan Allah hanya kebaikanlah yang ada di sana.
2. Siap mental.
Jika menetapkan untuk bersedia dipoligami lelaki saleh pastikan bahwa mentalmu benar-benar siap. Fokuskan niat menjalani perkawinan sebagai ibadah demi mendapatkan surgaNya. Perkawinan apapun niscaya ada masalahnya (bahkan yang tidak poligami pun panen masalah), tapi pusatkan pada solusinya bukan masalahnya. Jika semua itu dianggap sebagai ujian/cobaan siapkan mental untuk menerimanya sebagai konsekuensi dari sebuah pilihan. 
3. Jomblo mulia
Jika menetapkan untuk lebih baik jomblo daripada jadi isteri kedua, ketiga atau keempat itu juga pilihan. Jomblo bukan berarti hina. Asal bisa jaga diri dan jaga kemuliaan diri. Mungkin pasangan kita nantinya telah disiapkan di nirwana oleh Allah SWT.

Sekarang terserah kalian untuk menentukan dan memilah apa yang terbaik. Tapi keputusan apapun yang dibentuk niscaya ada konseuensinya. Dan pilihannya ialah bukan lari dari konsekuensi itu tapi menghadapinya dengan gagah berani. Berani menetapkan berani bertanggung jawab dengan keputusan itu. 

Terakhir, bagi yang lelaki jangan merasa bahagia dulu. Jika merasa sanggup untuk mempertanggungjawabkan lebih dari satu perempuan (isteri) di hadapan Allah SWT di Hari Penentuan nantinya, silakan..
Mempertanggung jawabkan satu isteri itu belum tentu lolos lho, belum belum dewasa perempuannya... Kaprikornus jangan dianggap guyon duduk kasus ini... Karena jaminannya neraka atau surga... ! 
Mungkin tips mendapatkan isteri cantik ini jauh lebih menarik bagi para lelaki...

Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Kenapa Tidak Jadi Isteri Kedua, Ketiga Atau Keempat?

Sekianlah artikel Kenapa Tidak Jadi Isteri Kedua, Ketiga Atau Keempat? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kenapa Tidak Jadi Isteri Kedua, Ketiga Atau Keempat? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/01/kenapa-tidak-jadi-isteri-kedua-ketiga.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel