Rezeki Kolam Koin Penyok

Rezeki Kolam Koin Penyok - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Rezeki Kolam Koin Penyok, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel kisah, Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Rezeki Kolam Koin Penyok
link : Rezeki Kolam Koin Penyok

Baca juga


Rezeki Kolam Koin Penyok

Rezeki dan Koin Penyok. 

Hari itu matahari bersinar dengan teriknya. Tampak di kejauhan seorang lelaki berjalan gak tentu arah dengan rasa putus asa. Keliatan banget dari rona wajahnya kalo pikirannya lagi kalut kek benang kusut. Apa gerangan yang ngeganggu pikirannya?


Ternyata kondisi keuangannya lagi morat-marit. Udah berapa hari ini ia gak ada kerjaan, gak dapet duit. Sementara kebutuhan hidup makin banyak, terbayang isteri dan anaknya di rumah. Mau ngutang lagi udah malu. Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu. Dengan penuh rasa penasaran dilihatnya sebuah logam yang bersinar kena pantulan sinar matahari. Dengan penuh harap ditatapnya benda itu. Lalu i
a membungkuk dan menggerutu kecewa.
"Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok".

Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank. Kali-kali aja dapat dituker dengan koin beneran. Sesampainya di sana, seorang teller menyambutnya dengan ramah. Tapi harapannya pribadi buyar ketika teller itu bilang kalo koin itu gak berharga di bank.
"Sebaiknya koin ini dibawa ke kolektor uang kuno", kata teller itu memberi saran. Mungkin kesian liat wajah kecewa lelaki itu.

Dengan langkah gontai lelaki itu membawa koinnya ke kolektor yang gak terlalu jauh dari Bank. Beruntung sekali, koinnya dihargai Rp.500 ribu.
Lelaki itu begitu senang, senang sampe mau memekik kegirangan. Gak lepas-lepasnya ia mengucap syukur pada Allah SWT atas rezekiNya.
Saat lewat toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga Rp. 500 ribu untuk menciptakan rak yang kemungkinan dapat dijual dengan harga lebih tinggi.
Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang dengan seribu satu rencana di kepala. 
Di tengah perjalanan ia melewati daerah pengrajin mebel. 
Mata pemilik bengkel mebel sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu.  Dipanggilnya lelaki itu dan menanyakan apakah kayu itu dijual? Lelaki itu awalnya ragu, lantaran ia berpikir kayu itu dapat laris lebih banyak kalau udah jadi rak. Tapi pemiliki bengkel itu terus mendesak dan membaca keraguan di wajahnya. Dia menunjukkan lemari Rp. 2 juta untuk menukar kayu itu.

Lelaki itu bersorak! Wah gak perlu cape-cape bikin rak /lemari nih, pikirnya. Setelah setuju, ia meminjam gerobak untuk membawa pulang lemari itu.
Dalam perjalanan lelaki tersebut melewati perumahan.
Seorang perempuan kaya melihat lemari yang indah itu dan menawarnya Rp. 10 juta. Lelaki itu termangu, wah lemarinya ternyata dihargai tinggi. Melihat lelaki itu terdiam, si perempuan pun menaikkan tawarannya menjadi Rp. 15 juta. Lelaki itupun setuju. Dia bersorak dalam hati...

Saat hingga di pintu desa, ia ingin memastikan uangnya, memastikan rezeki yang ia peroleh dari sebuah koin penyok.
Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai Rp. 15 juta.
Tiba-tiba seorang perampok datang, mengacungkan belati, merampas uang itu, kemudian kabur.
Istrinya kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya dan bertanya,
"Apa yang terjadi?"
"Engkau baik-baik saja kan? Apa yang diambil perampok tadi?"
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata,
"Oh bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".
Lelaki itu menyadari bahwa Allah lah yang menjamin rezekinya. Dia gak frustasi dan terus berikhtiar. Pasti ada rezekinya di suatu tempat...

Pelajaran dari dongeng ini. 


1. Kita gak punya apa-apa.
Bila kita sadar, kita gak pernah punya apapun. Lahir dalam keadaan telanjang, bisanya cuma nangis dan nyari perhatian bunda semoga disusui. Mati pun gak bawa apa-apa, cuma sehelai kain kafan yang membungkus badan yang kita banggain ini. Trus kenapa sehabis gede kita malah karam dalam kepedihan yang berlebihan? Kepedihan akan rasa kehilangan? 

2. Kita musti banyakin syukur.
Sebaliknya, sepatutnya kita harus bersyukur atas segala yang telah kita miliki, lantaran ketika tiba dan pergi kita gak membawa apa-apa. Allah ngasi rezeki selama kita masih hidup. Rezeki itu yang kita anggap sebagai hak milik mutlak gak dapat diganggu gugat. Bahagia rasanya kalo rezekinya banyak, besar hati lantaran hartanya banyak, merasa mahir lantaran duitnya melimpah. Padahal sesungguhnya ini bikin kita jadi menderita.
Menderita lantaran melekatkan diri dengan harta dan kepemilikan. Seolah-olah kita ngukur harga diri dengan banyaknya rezeki, melimpahnya harta dan menumpuknya duit di kantong? Padahal itu bukan punya kita. Itu punya Allah yang dikasiin ke kita lantaran sayangNya... Itu sebabnya gak ada kebahagiaan di hati mereka penikmat kebendaan ini. 
Bahagia lantaran melepas apapun yang sejatinya bukan milik kita. Bahkan nyawa ini juga bukan punya kita.

3. Gak ada yang abadi.
Karena demikianlah hakikat sejatinya kehidupan, apa yang sesungguhnya yang kita punya dalam hidup ini? Gak ada ! Hanya amal ibadah yang kita punya, itupun itu gak ngejamin kita bebas dari nerakaNya Allah. Karena hanya ridhaNya yang akan menyelamatkan kita. 
Gak ada yang kita punya, bahkan napas pun bukan kepunyaan kita dan gak dapat kita genggam selamanya. Kalo Pemiliknya minta, kita harus nrimo kembali kepadaNya.

4. Hidup itu perubahan dan niscaya akan berubah.
Saat kehilangan sesuatu, mau itu jatuh bangkrut, pailit, ditipu, kecurian sampe amblas, hilang jabatan, hilang pengaruh, kembalilah ingat bahwa sesungguhnya kita gak punya apa-apa. Rezeki kita menyerupai koin penyok tadi. Dikasi apa yang jadi jatah kita, kalo jatah itu udah "expired / habis" kepemilikannya, ya.. kita harus ikhlas..
Perubahan itu mutlak. Begitulah cara Allah mendewasakan kita, mempersiapkan kita untuk bertahan hidup di dunia fana ini. 
(baca : mendulang rezeki ketika susah)

5. Ikhlas menyikapi kehilangan.
Jadi"kehilangan" itu sesungguhnya gak positif dan gak akan pernah nyakitin.
Kehilangan hanya sebuah tipuan pikiran yang penuh dengan ke"aku"an.
Ke"aku"an itulah yang bikin kita menderita.
Rumahku, hartaku, istriku, suamiku, anakku, rezekiku, jabatanku, bahkan hidupku.
Lahir gak bawa apa-apa, meninggal pun sendiri, gak bawa apa-apa dan gak ngajak siapa-siapa.
Jika suatu ketika kita ngerasa nelangsa dan terpuruk lantaran kehilangan, ingatlah dongeng koin penyok di atas...

Sesungguhnya semua milik Allah dan semua akan kembali kepada Allah jua.
Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Rezeki Kolam Koin Penyok

Sekianlah artikel Rezeki Kolam Koin Penyok kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Rezeki Kolam Koin Penyok dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/05/rezeki-kolam-koin-penyok.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel