Sikap Berujung Bencana

Sikap Berujung Bencana - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Sikap Berujung Bencana, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel kisah, Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sikap Berujung Bencana
link : Sikap Berujung Bencana

Baca juga


Sikap Berujung Bencana

Akhlak itu penting !

Ahlak atau kelakukan itu bisa memilih rezeki kita. Gak percaya? Silakan baca kisah menarik di bawah ini :



Dua belas tahun lalu, konon seorang perempuan sanggup beasiswa, pergi kuliahnya jauh ke kota Paris, di Prancis sono. Dia ini perempuan cerdas luar biasa. Kerjaannya merhatiin apa aja. Dia perhatiin kalo sistem transportasi di sana menggunakan sistem otomatis, artinya anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin. Gak pake calo, gak pake loket, gak pake pertolongan orang sama sekali. Cukup ngerti cara pake mesinnya..
Setiap perhentian kendaraan umum pakai cara "self-service" alias ngandalin diri sendiri dan jarang sekali diperiksa petugas. Bahkan pemeriksa insidentil oleh petugas pun hampir gak ada. Gak perlu sidak, gak perlu paranoid ato curigaan. Orang saling percaya, bahkan petugas pun percaya ama masyarakatnya..


Karena keseringan pake akomodasi ini kesannya lama-kelamaan ia temuin kelemahan sistem ini (namanya juga cerdas kan..??), dan dengan kelihaiannya ia bisa naik transportasi umum tanpa harus beli tiket lagi. Semua udah ia perhitungkan kalo kemungkinan tertangkap petugas lantaran gak beli tiket sangat kecil. Sejak itu, ia selalu naik kendaraan umum dengan gratis alias gak bayar tiket dengan ngakalin mesinnya. Bukannya aib ia malah gembira atas kepintarannya tersebut.

Dia sih pendapatnya sederhana aja,  karena ia nganggap dirinya murid miskin, kalo bisa ngirit ya ngirit. Namun, ia gak sadar kalo bersama-sama ia sedang melaksanakan kesalahan fatal yang akan menghipnotis karirnya kelak.
Waktu terus berlalu.....
Empat tahun sudah terlewati, dan ia tamat dari fakultas dari universitas ternama di Prancis dengan nilai yang sangat bagus. Prestasi buat mahasiswa gila yang hidup dari beasiswa. Hal ini bikin dirinya penuh percaya diri akan masa depannya. 
Lalu ia mulai masukin lamaran kerja di beberapa perusahan ternama di Paris, dengan pengharapan besar buat diterima. Awalnya, semua perusahan ini menyambut ia dengan hangat. Tapi berapa hari kemudian, semuanya menolaknya dengan banyak sekali alasan.

Hal ini terus terjadi berulang kali hingga bikin ia kesal. Merasa gak terima dan sangat murka dengan perlakuan mereka padaya. Bahkan ia mulai menganggap perusahan-perusahan ini rasis, lantaran tidak mau mendapatkan warga negara asing. Akhirnya, lantaran ingin tau ia memaksa masuk ke departemen tenaga kerja tuk ketemu dengan pimpinannya. Dia pengen tahu alasan apa perusahan-perusahaan tersebut menolaknya, sementara kualifikasi yang dipersyaratkan ia penuhi. Ternyata, klarifikasi yg didapat di luar perkiraannya...
Berikut ialah obrolan mereka...

Manager: "Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkan anda. Pada dikala anda mengajukan aplikasi pekerjaan di perusahan, kami sangat terkesan dengan nilai akademis dan pencapaian anda. Sesungguhnya, menurut kemampuan, anda bersama-sama ialah golongan pekerja yang kami cari-cari."
Wanita: "Kalau begitu, kenapa perusahan-perusahaan tersebut gak mendapatkan saya bekerja?"
Manager: "Jadi begini, sesudah kami menyelidiki di database, kami menemukan data bahwa nona pernah tiga kali kena hukuman tidak membayar tiket dikala naik kendaraan umum."
Wanita: (Kaget) "Ya saya mengakuinya, tapi apakah lantaran perkara kecil tersebut perusahan menolak saya?"
Manager: "Perkara kecil?!? Kami gak nganggap ini perkara kecil, nona. Kami perhatikan pertama kali anda melanggar aturan terjadi di ahad pertama anda masuk di negara ini. Saat itu petugas percaya dengan klarifikasi bahwa anda masih belum mengerti sistem transportasi umum di sini. Kesalahan tersebut diampuni. Namun anda tertangkap dua kali lagi sesudah itu. (Ini emang gak tau atau udah doyan?)"
Wanita: "Ooh.. waktu itu lantaran tidak ada uang kecil saja." (masih berusaha mengelak)
Manager: "No.. no.. Kami tidak bisa terima klarifikasi anda. Jangan anggap kami bodoh! Kami yakin anda telah melaksanakan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap." (udah disumpulkan)
Wanita: "Well, tapi itu bukan kesalahan mematikan bukan? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya berubah kan masih bisa?"
Manager: Saya tidak anggap demikian, nona!" 

Perbuatan anda menandakan dua hal:
1. Anda gak ngikutin aturan yang ada. 
Anda berakal tapi kepintaran anda pake di jalan yang salah. Anda berakal mencari kelemahan dalam peraturan dan memanfaatkannya untuk diri sendiri.
2. Anda tidak bisa dipercaya!
Nona, banyak pekerjaan di perusahan kami bergantung pada kepercayaan. Jika anda diberi tanggungjawab atas penjualan di sebuah wilayah, maka anda akan diberikan kuasa yg besar. Karena efisiensi biaya, kami gak akan menggunakan sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaan yang anda lakukan . Perusahan kami prinsipnya mirip dengan sistem transportasi di negeri ini. Oleh alasannya itu, kami gak bisa mendapatkan anda, nona. Dan saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, gak ada perusahan yang mau menggunakan jasa anda.
Tau gak, perempuan ini mirip tertampar dan terbangun dari mimpi dan merasa sangat menyesal. Perkataan manager yang terakhir menciptakan hatinya bergetar. Ya.. penyesalan selalu tiba terlambat..!

Pesan dalam cerita.

Pembaca,
Dalam kehidupan sosial, moral dan akhlak seseorang bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran. Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tingginya tidak akan bisa menolong akhlak yang buruk....

Attitude atau suatu perilaku mental atau kita kenal juga sebagai ahlak menjadi dasar utama keberhasilan kita, oleh alasannya itu jangan dianggap remeh. Jeleknya ahlak diibaratkan mirip berkendara dengan ban kempes, gak bisa mengantar kita ke mana mana, kalo dipaksakan bergerak bisa membahayakan. Ahlak menghipnotis hidup kita di manapun kita berada, baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan pekerjaan, ahlak seseorang akan dengan gampang dirasakan oleh sesama dan orang orang di sekelilingnya dan orang akan menunjukkan reaksi yang sama terhadap attitude kita.

Jagalah selalu attitude kita dimanapun lantaran hal tersebut akan menghipnotis keberhasilan kita di dalam semua bidang sosial maupun pekerjaan. Banyak insiden yang sama mirip dongeng di atas yang terjadi dalam hidup kita.

Terkait dengan rezeki, attitude/ahlak juga menghipnotis rezeki anda. Seperti halnya perempuan di atas.  "Kejahatan kecil" yang dilakukannya pada masa kemudian menjadi batu sandungan bagi rezekinya.  Gak ada yang mau menerimanya kerja. Meskipun di atas kertas prestasi akademiknya luar biasa. Sistem mencatat kejahatan yang pernah dilakukannya dan itu menciptakan prestasi akademiknya jadi gak penting.

Jika sistem mirip itu di sebuah negara bisa mencatat kejahatan sedemikian rupa,  bagaimana dengan Allah yang catatannya detil,  lengkap, gak ada cacat dan kesalahan?  Kalo tadi pemerintah sebuah negara bisa menolak mempekerjakannya lantaran ahlak yang jelek dibuktikan lewat rekaman catatannya. Bagaimana dengan Allah?  Dia bertanggung jawab memberi rezeki pada kita. Lalu jikalau ahlak kita buruk, masihkah protes jikalau rezekinya juga buruk? Meskipun Allah Maha Pengasih dan Maha Pemurah,  pernahkah kita berpikir bahwa rezeki yang kita peroleh ialah sesuai yang pantas kita terima?
Masihkah kita merengek minta rezeki yang banyak sementara kelakuan kita penuh maksiat dan dosa? 


Katakanlah kita berusaha keras meraihnya tapi rezeki itu bukan ihwal perjuangan dan banting tulang. Karena perjuangan itu gak nambah rezeki. Percayalah ! Rezeki tiba lantaran keridhaanNya pada kita.  Jika attitude,  sikap,  ahlak apapun kita menyebutnya menciptakan kita menjadi insan paling brengsek,  masihkah kita ingin rezeki Nya?  Gak punya aib betul kita! Jika sebuah negara berani menolak mempekerjakan perempuan di atas "hanya" lantaran sikapnya.  Apalagi Allah???
Allah gak butuh kita sembah,  kita puji, kita agungkan... Tanpa disembah,  dipuji maupun diagungkan pun Dia tetap Maha Besar dan Maha Terpuji!  Itu gak akan mengurangi keagungan Allah sedikit pun.  Kita yang butuh Allah,  bukan sebaliknya..
Intinya ialah perbaiki sikap,  attitude dan ahlak tujuannya untuk memantaskan diri di hadapanNya..agar Allah ridha sama kita dan hidup kita dimudahkan.. Gitu lho!

Selamat menjalani awal pekan yang penuh dengan pengharapan positif dan kegembiraan dalam beribadah dan berusaha.
Mari budayakan kejujujuran, integritas dan ahlak mulia...

Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Sikap Berujung Bencana

Sekianlah artikel Sikap Berujung Bencana kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Sikap Berujung Bencana dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/05/sikap-berujung-bencana.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel