Jadikan Orang Tuamu Raja, Maka Rezekimu Menyerupai Rezeki Raja.

Jadikan Orang Tuamu Raja, Maka Rezekimu Menyerupai Rezeki Raja. - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Jadikan Orang Tuamu Raja, Maka Rezekimu Menyerupai Rezeki Raja., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Amalan, Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jadikan Orang Tuamu Raja, Maka Rezekimu Menyerupai Rezeki Raja.
link : Jadikan Orang Tuamu Raja, Maka Rezekimu Menyerupai Rezeki Raja.

Baca juga


Jadikan Orang Tuamu Raja, Maka Rezekimu Menyerupai Rezeki Raja.

Ridha  Allah ada pada keridhaan Orang Tua, Kebencian Allah ada pada kebencian orang tua.

Kita diperintahkan Allah untuk berbakti pada orang bau tanah :
" Dan kami perintahkan kepada insan (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalm keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (Q.S.Lukman : 14)

 Kebencian Allah ada pada kebencian orang bau tanah Jadikan Orang Tuamu RAJA, maka Rezekimu ibarat Rezeki Raja.
Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua

Kita sudah terbiasa mendengar kalimat Ridha Allah terletak pada keridhaannya orang tua. Tapi dalam keseharian apakah kita menyenangkan / berbakti pada orang tua? Tahukah anda bahwa kesalahan yang kita buat pada orangtua bisa memacetkan rezeki? Pandanglah diri kita, sudahkah kita memperlakukan orang bau tanah ibarat raja untuk mendapat keridhaannya? Dengan ridhanya orangtua, kita berharap Allah pun akan ridha dan melimpahkan rezekinya. Ada banyak dongeng kesusahan anak insan yang terekam, ada banyak dongeng keburaman anak insan yang terpotret, ternyata semuanya bermuara dari perasaan sakitnya hati orangtua terhadap anaknya.

Cara menyebabkan orang bau tanah sebagai raja

Anda lihat bagaimana raja diperlakukan oleh rakyatnya? Raja selalu diutamakan dalam segala hal dan segala kesempatan. Sedapat mungkin raja mendapat kuliner yang terbaik, pakaian yang terbaik, pelayanan yang memuaskan. Begitu juga seharusnya kita memperlakukan orang bau tanah kita.
  • Beri kuliner terbaik untuk mereka. Jika orangtua ingin makan sesuatu, usahakanlah. Jangan menciptakan orangtua menunggu apalagi kelaparan. Ingatlah waktu kecil apa pernah orangtua menunda untuk memberi makan kita? Apa pernah orangtua menciptakan kita kelaparan? Sejak bayi merah pun orang bau tanah segera sigap memenuhi kebutuhan kita dikala menangis. Ibu sudah siap sedia dengan ASInya yang mengenyangkan perut kita. Ayah sudah siap membelikan susu kalau ASI bunda masih terasa kurang memenuhi rasa lapar kita. Besar sedikit ibu senantiasa menyuapi kuliner kita alasannya kita belum bisa menyuapi diri sendiri. Pernahkan terpikir bahwa mungkin mereka sendiri belum makan demi mengutamakan kita? Disaat bau tanah dan rentanya apakah kita melaksanakan hal yang sama pada mereka? Apakah kita mendahulukan makanannya, memberinya kuliner terbaik yang dia senangi, menyuapinya di kala tangan tuanya telah bergetar? 
  • Cukupi kebutuhannya. Pernahkah dikala kita kecil meminta dan merengek menginginkan sesuatu orangtua menolaknya? Meskipun kondisi ekonominya pas-pasan orangtua selalu mengusahakan untuk kita. Meskipun harus mengorbankan keinginannya sendiri orangtua rela demi melihat senyum di wajah kita. Saat besar pernahkan usul orangtua kita utamakan? Pernahkah keinginannya kita segera usahakan? Atau kita selalu mengabaikannya dan menganggap orang bau tanah terlalu banyak permintaan, sementara kita sendiri banyak kebutuhan? Ingat baik-baik, senyum di wajah orang bau tanah alasannya senang pada apa yang kita lakukan akan memudahkan ridha Allah, memudahkan rezekiNya tercurah pada kita.
  • Libatkan mereka dan selalu minta doa restunya. Kita pernah berlindung di balik rahim seorang ibu, mencicipi manisnya air susunya dan mencicipi belaian dan santunan ayah. Setelah cukup umur dikala ingin menciptakan keputusan penting dalam hidup kita pernahkah kita melibatkan mereka? Saat ingin melamar pekerjaan atau melamar seorang perempuan apakah kita minta doa restu orang tua? Jika mereka tidak merestui apakah dengan berani kita menentangnya, menganggap mereka menghalangi masa depan kita? (baca : mengapa berbakti pada ibu bisa melipatgandakan rezeki?)
  • Perhatian yang tak putus. Meskipun kita telah mempunyai keluarga yang menjadi tanggung jawab kita sendiri, perhatian terhadap orangtua dilarang putus. Karena merasa sudah mengirimi uang secukupnya untuk memenuhi kebutuhannya kita merasa tidak perlu lagi untuk mengunjunginya. Sekedar menelepon pun kita enggan dengan alasan sibuk. Kita merasa cukup membayar pembantu atau suster untuk mengurusnya, sudah cukup bakti sebagai anak. Toh uang yang dikeluarkan tidak sedikit. Begitukah pikiran kita? "Barangsiapa yang suka diluaskan rizki dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi."(H.R. Bukhari). Silaturahmi yang paling utama sebelum kepada orang lain yaitu kepada orangtua kita sendiri.
  • Rawat dikala dia sakit dengan perawatan terbaik yang kita mampu. Biaya pengobatan dikala ini mahal, bersediakah kita menyediakan biaya untuk membiayai pengobatan orangtua kita? Atau membiarkan mereka dirawat dukun kampung saja dengan pikiran toh umurnya sudah tidak usang lagi? Bersediakah kita turun tangan membersihkan kotorannya ibarat dikala kita kecil dulu, memapahnya berjalan ibarat dikala langkah kaki kecil kita dulu diajarinya berjalan, menyisir rambutnya dengan minyak ibarat halnya dulu dia merapikan rambut kita sehabis mandi ?
  • Berikan kebahagiaan dengan melibatkan anak. Biarkan dia bertemu dan bercengkrama dengan anak cucunya. Bawa bawah umur kita untuk bertemu dan libatkan mereka untuk ikut memberi perhatian pada kakek / neneknya. Setidaknya mereka berguru dari kita bagaimana memperlakukan orangtua. Jika kita memperlakukan orang bau tanah buruk, bawah umur kita akan berguru dan memperlakukan kita di masa bau tanah sama ibarat kita memperlakukan orangtua. Anak-anak yaitu pembelajar tercepat.
Jika semua itu sudah kita lakukan, kita akan menyenangkan hati orang tua. Orang bau tanah yang senang dan senang akan mendoakan anak-anaknya. Tahukah anda bahwa doa orangtua itu diterima Allah? Tidak ada orangtua yang mau mendoakan anak-anaknya susah dan jauh rezeki. Tetapi orangtua tetaplah insan biasa yang bisa sakit hati dan terluka. Kesakitan dan rintihan hatinya akhir perbuatan kita bisa menciptakan Allah marah. Bisa juga orang bau tanah yang alasannya kemarahannya menyumpahi kita anaknya. Waspadalah kalau ini terjadi alasannya bisa saja, dikala maut hendak menjemput, ajal susah berpisah dari tubuh alasannya menanggung dosa pada orangtua. Jika berdosa pada Allah kita hanya tinggal memohon ampun padaNya dan insya Allah akan diampuni, tetapi kalau berdosa pada orangtua hanya akan diampuni Allah sehabis orangtua ridha dan memaafkan kesalahan kita. Ingatlah untuk terus berbuat baik pada orangtua, Jadikan dia raja dalam kehidupan kita, supaya rezeki kita ibarat rezeki raja yang terus mengalir tanpa ada habisnya. Pintu langit akan terbuka dengan mudahnya, menurunkan rezeki Allah pada hamba yang dicintaiNya.

"Aku bertanya kepada Nabi SAW wacana amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah, Nabi SAW menjawab, pertama shalat di awal waktu, berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah." (H.R.Bukhari-Muslim).

Betapa celakanya kalau orangtua meninggalkan kita sambil membawa rasa kesal dan rasa sakit hati. Wallahu alam.



Demikianlah Artikel Jadikan Orang Tuamu Raja, Maka Rezekimu Menyerupai Rezeki Raja.

Sekianlah artikel Jadikan Orang Tuamu Raja, Maka Rezekimu Menyerupai Rezeki Raja. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Jadikan Orang Tuamu Raja, Maka Rezekimu Menyerupai Rezeki Raja. dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/jadikan-orang-tuamu-raja-maka-rezekimu.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel