Penyakit Apapun Sembuhnya Gampang, Kanker Sekalipun !

Penyakit Apapun Sembuhnya Gampang, Kanker Sekalipun ! - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Penyakit Apapun Sembuhnya Gampang, Kanker Sekalipun !, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Amalan, Artikel kisah, Artikel tips, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Penyakit Apapun Sembuhnya Gampang, Kanker Sekalipun !
link : Penyakit Apapun Sembuhnya Gampang, Kanker Sekalipun !

Baca juga


Penyakit Apapun Sembuhnya Gampang, Kanker Sekalipun !

PENYAKIT KITA YANG CIPTAIN.

  • Kok blog ihwal rezeki isinya ihwal penyakit juga? Tentu saja, bukankah kesehatan itu juga rezeki? Semua orang concern dengan kesehatannya, jadi goresan pena ihwal kesehatan itu penting. 
  • Sebenarnya penyakit itu gak ada, kita yang ciptain penyakit itu sendiri, kita yang menimbulkan diri kita sakit, kita yang mengundang penyakit masuk dalam badan kita. Ah, masa sih? Mana ada orang yang mau sakit, yang mau mengundang penyakit? Tapi kenyataannya....
  • Kalo kita makan sembarangan, kurang olahraga, banyak pikiran sampe stres, terpapar polusi tiap hari, kurang istirahat / kurang tidur, niscaya ujung-ujungnya bakal sakit. Kita sih udah tau kalo kelakuan kita bisa bikin penyakit tapi anehnya kita masih melakukannya.
  • Karena penyakit itu gak ada, kita yang ciptain sendiri maka bekerjsama untuk sembuh dari penyakit apapun juga simpel ! 
    • Pertama ya, jangan melaksanakan perbuatan yang mengundang penyakit.
    • Kedua, kalo udah kena penyakit berprasangka baik sama Allah dulu bahwa penyakit yaitu perbuatan kita dan penyembuhnya Allah.
    • Ketiga, minta disembuhin sama Allah disertai ikhtiar ala dunia (ke dokter, minum obat, perbaiki contoh makan) dan perbaiki ibadah kepadaNya. Jangan lupa doa diberi kesembuhan.

  • Berikut ini ada kisah / kisah yang bisa jadi ide bahwa penyakit apapun itu sembuhnya simpel bahkan kanker atau tumor ganas sekalipun, asal tau dan mau mengikuti caranya. Itupun menurut pengalaman pribadi orangnya. Artinya udah dipraktekin dan berhasil.


PUASA ITU OBAT.

  • Kisah di bawah ini mungkin bisa menginspirasi kita. 
  • Penulis kisah ini lagi sakit lambung dan berikhtiar mencari kesembuhan secara medis. Berangkatlah menuju praktek dokter yang cukup terkenal di kota itu. Dokternya termasuk dokter sepuh, usianya sekitar tujuh puluhan,  spesialis penyakit dalam yang sudah sangat berpengalaman. Sebut saja namanya dokter P.
  • Setelah beberapa dikala antri menunggu giliran masuklah dia. “Silakan duduk,” kata dokter P. Seperti umumnya dikala konsultasi dokter niscaya ditanya apa sakit dan tanda-tanda yang dirasakannya. Dia pun bercerita ihwal penyakit maag yang dialami semenjak 2013 hingga dikala ini. Mulai dari awal mencicipi sakit maag, peristiwa-peristiwa kram perut, ambruk berkali-kali, tanda-tanda dan vonis tipes, pengalaman opname dan endoskopi,  hingga ihwal radang duodenum dan praktek tata contoh makan Food Combining yang dilakoninya.
  • Kalau kram perutnya sudah enggak pernah lagi, Pak,” katanya, “Tapi sensasi panas di dada ini masih kerasa, panik juga cemas, mules, mual. Kalau telat makan, maag  kambuh. Apalagi sehabis beberapa bulan tata contoh makan jadi amburadul lagi.”
  • Tapi buat puasa besar lengan berkuasa ya?” “Kuat, Pak.” katanya lagi.“Orang kalau besar lengan berkuasa puasa, harusnya nggak bisa kena maag!” Kata Dokter P. Meski termangu dan gak paham, ia masih menunggu penjelasan. “Asam lambung itu,” kata Dokter P, “Diaktifkan oleh isyarat otak kita. Kalau otak kita bisa mengendalikan persepsi, maka asam lambung itu akan nurut sendiri. Dan itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang puasa.” Bingung mendengarnya hasilnya ia nanya, “Maksudnya, Pak?” Dokter bilang,“Orang puasa ‘kan malamnya wajib niat to?” “Yo pasti, Pak.”“Nah, niat itulah yang kemudian menjadi kontrol otak atas asam lambung. Ketika situ sudah bertekad besar lengan berkuasa besok mau puasa, besok nggak makan semenjak subuh hingga maghrib, itu membuat otak menginstruksikan kepada fisik biar kuat, asam lambung pun terkendali. Ya kalau sensasi lapar memang ada, namanya juga puasa. Tapi asam lambung gak bakal naik, apalagi sampe parah. Itu syaratnya kalau situ memang malamnya sudah niat mantap. Kalau cuma di lisan bilang mau puasa tapi hatinya nggak mantap, ya tetap nggak kuat. Makanya niat itu jadi kewajiban, ‘kan?”
  • Jadi puasa itu bekerjsama obat. Bisa menyembuhkan penyakit jikalau diniatkan dengan benar. Karena sumber penyakit perut yaitu masakan yang dikonsumsi, jadi wajarlah jikalau membatasi masakan yang dikonsumsi peluang untuk menjadi sakit perut juga menurun bukan? Berikut hadits Rasulullah SAW ihwal puasa.


  • Manusia  secara ilmiah memang punya tenaga cadangan hingga enam puluh hari. Maksudnya, kalau orang sehat itu bisa tetap bertahan hidup tanpa makan dalam keadaan sadar selama dua bulan. Misalnya puasa dan buka-sahurnya cuma minum sedikit. Itu kuat. Asalkan tekadnya juga kuat.
  • Makanya, dahulu raja-raja Jawa itu sebelum jadi raja, mereka tirakat dulu. Misalnya puasa empat puluh hari. Bukanya cuma minum air kali. Itu jaman dulu ya, waktu kalinya masih bersih.


BERPIKIR POSITIF


  • Hati-hati dengan perkataan lantaran pengecap itu gak bertulang. Kata bisa menyelamatkan juga bisa mencelakakan. Mengatakan yaitu mengundang, memikirkan yaitu mengundang, meyakini yaitu mengundang’. Jadi kalau situ memikirkan; ‘ah, kalau telat makan nanti asam lambung saya naik’, apalagi berulang-ulang menyampaikan dan meyakininya, ya situ berarti mengundang penyakit itu. Maka benar kata orang-orang itu bahwa perkataan bisa jadi doa. Nabi Musa itu, kalau kerasa sakit, eksklusif mensugesti diri; ah sembuh. Ya sembuh. Orang-orang debus itu nggak merasa sakit dikala diiris-iris kan lantaran sudah bisa mengendalikan pikirannya. Einstein yang nemuin bom atom itu konon cuma lima persen pendayagunaan otaknya. Makara potensi otak itu luar biasa,” papar Dokter P lagi.
  • Jadi kalau acara makan sembarangan berarti bekerjsama nggak apa-apa ya, Dok?” tanya si pasien.
  • Nah, itu lain lagi. Makan harus tetap teratur, ajeg, konsisten. Itu biar menjaga kegiatan asam lambung juga. Misalnya situ makan tiga kali sehari, maka jarak antara sarapan dan makan siang buatlah sama dengan jarak antara makan siang dan makan malam. Misalnya, sarapan jam enam pagi, makan siang jam dua belas siang, makan malam jam enam petang. Kalau siang, contohnya jam sebelas situ rasanya nggak sempat makan siang jam dua belas, ya niatkan saja puasa hingga sore. Jangan mengundur makan siang ke jam dua misalnya, ganti aja dengan minum air putih yang banyak. Dengan contoh yang teratur, maka organ di dalam badan pun kerjanya teratur. Nah, contoh teratur itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang yang puasa dengan waktu buka dan sahurnya.” Dokter melanjutkan.
  • Tapi ya itu tadi. Yang lebih penting yaitu pikiran situ, yakin nggak apa-apa, yakin sembuh. Allah sudah membuat badan kita untuk menyembuhkan diri sendiri, ada mekanismenya, ada enzim yang bekerja di dalam badan untuk penyembuhan diri. Dan itu bisa diaktifkan secara optimal kalau pikiran kita optimis. Kalau situ cemas, takut, kuatir, justru imunitas situ turun dan rentan sakit juga.” kata dokter panjang lebar.
  • Di sini terlihat pentingnya berpikir positif. Agama kita juga menganjurkan untuk selalu berpikir positif sebagaimana ayat di bawah ini.


KEKUATAN KEYAKINAN.


  • Jangan sepelekan kekuatan keyakinan. Banyak yang gagal ataupun sukses menyembuhkan dirinya lantaran kasus keyakinan ini.
  • Dokter P kemudian mengambil beberapa jilid buku lagi, ihwal ‘enzim kebahagiaan’ endorphin, ihwal enzim peremajaan, dan beberapa tema psiko-medis lain goresan pena dokter-dokter Jepang dan Mesir.
  • Berkali-kali di vonis kena tipes dianggap Dokter P sebagai salah kaprah. Berikut penjelasannya.
  • Sekali orang kena basil thypoid penyebab tipes, maka antibodi terhadap basil itu bisa bertahan dua tahun. Sehingga selama dua tahun itu mestinya orang tersebut nggak kena tipes lagi. Bagi orang yang fisiknya kuat, bisa hingga lima tahun. Walaupun memang dalam tes widal hasilnya positif, tapi itu bukan tipes. Makara selama ini banyak yang salah kaprah, setahun hingga tipes dua kali, apalagi hingga opnam. Itu biar rumah sakitnya penuh saja. Kemungkinan hanya demam biasa.”, kata Dokter P menjelaskan.
  • "Kalaupun tipes, nggak perlu dirawat di rumah sakit sebenarnya. Asalkan ia masih bisa minum, cukup istirahat di rumah dan minum obat tipes. Sembuh sudah. Dulu, pernah di sebuah rumah sakit di Jogja, saya anjurkan biar belasan pasien tipes yang nggak mampu, nggak punya asuransi, rawat jalan saja. Yang penting tetep konsumsi obat dari saya, minum yang banyak, dan tiap hari harus cek ke rumah sakit, biayanya gratis. Mereka nurut. Itu dalam waktu maksimal empat hari sudah pada sembuh. Sedangkan pasien yang dirawat inap, minimal gres bisa pulang sehabis satu minggu, itupun masih lemas.” lanjutnya.
  • Tapi ‘kan pasien harus bedrest, Dok?” Kata pasiennya penasaran. “Ya ‘kan bisa di rumah.” kata Dokter. “Tapi kalau nggak pakai infus ‘kan lemes terus Dok?” balas pasiennya “Nah situ nggak yakin sih. Saya yakinkan pasien bahwa mereka bisa sembuh. Asalkan mau nurut dan berusaha ibarat yang saya sarankan itu. Lagi-lagi saya bilang, kekuatan keyakinan itu luar biasa lho, Mas.” terang Dokter P.
  • Yakinlah bahwa Allah gak akan pernah ninggalin kita dalam kondisi apapun. Allah sendiri yang mengatakannya dalam firmanNya yang suci berikut ini :


PASRAH TOTAL PADA ALLAH SWT.


  • Kemauan berpasrah diri pada kekuatan yang lebih besar terbukti bisa menolong penyembuhan penyakit. Melepaskan penyakit itu kepada Allah, sehingga sudah menjadi urusan Allah. 
  • Dulu ada seorang perempuan kena kanker payudara. Sebelah kanannya diangkat, dioperasi di RS. Nggak lama, ternyata payudara kirinya kena juga. Karena nggak segera lapor dan sanggup penanganan, kankernya merembet ke paru-paru dan jantung. Dokter sudah angkat tangan," cerita dokter lagi.
  • "Dia divonis punya cita-cita hidup maksimal hanya empat bulan.”
  • “Lalu ia kesini ketemu saya. Bukan minta obat atau apa.  Dia cuma nanya; ‘Dok, saya sudah divonis hidup maksimal tinggal empat bulan. Kira-kira bisa nggak kalau diundur jadi enam bulan?’ Pertanyaannya kedengaran ngawur lantaran dokter kan bukan Tuhan. Tapi keheranan di simpan dan pengen tau alasannya. 
  • Dokter P heran dikala itu, dan nanya kenapa. Dia bilang bahwa enam bulan lagi anak bungsunya mau nikah, jadi pengen mendapatkan momen itu.” Dokter P melanjutkan, “Ya saya jelaskan apa adanya. Bahwa vonis medis itu nggak seratus persen benar, walaupun prosentasenya hingga sembilan puluh sembilan persen, tetap masih ada satu persen berupa kepasrahan kepada Allah yang bisa mengalahkan vonis medis sekalipun. 
  • Maka saya bilang; sudah Bu, situ nggak usah mikir bakal mati empat bulan lagi. Justru ibu harus siap mental, bahwa hari ini atau besok situ siap mati. Apa ibu kena kanker ato gak, kapanpun mati, siap! Gak perlu nawar, lantaran janjkematian itu sifatnya niscaya dan gak bisa ditawar-tawar."
  • Begitu ibu pasrah kepada Allah, artinya ibu siap menghadap Allah kapanpun. Entah sebulan, setahun, sepuluh tahun. Tapi harus tetap berusaha bertahan hidup.” Si pasien melongo dan menduga Dokter P bakal memotivasi si ibu itu biar semangat untuk sembuh, tapi malah disuruh siap mati kapanpun. 
  • Ibu itu mau nurut. Untuk menyiapkan mental siap mati kapanpun itu gak mudah, bahkan ia butuh waktu satu bulan.  Dia bilang sudah mantap, pasrah kepada Tuhan bahwa ia siap mati kapanpun. Dia nggak lagi mengkhawatirkan penyakit itu, sudah sangat enjoy dengan keadaannya. 
  • Dokter dikala itu cuma kasih satu macam obat. Itupun hanya obat anti mual biar ia tetap bisa makan dan punya energi untuk melawan kankernya. Setelah hampir empat bulan, ia check-up lagi ke RS dan di sana dokter yang meriksa geleng-geleng. Kankernya sudah berangsur-angsur hilang!” Lanjut Dokter P, "Orangnya masih hidup hingga sekarang. Dan itu kejadian empat belas tahun lalu.”
  • Kejadian itu juga yang mengakibatkan saya yakin ketika operasi jantung dulu, kata Dokter P lagi. ”Dulu saya operasi bedah jantung di Jakarta. Pembuluhnya sudah rusak. Saya ditawari pasang ring. Saya nggak mau. Akhirnya diambillah pembuluh dari kaki untuk dipasang di jantung.
  • Saat itu saya yakin betul bisa sembuh dengan cepat. Maka dalam waktu empat hari pasca operasi, saya sudah balik ke Jogja, bahkan dari bandara ke sini saya nyetir sendiri. Padahal umumnya pasien jantung minimal dua ahad gres bisa pulang. Orang yang masuk operasi yang sama bareng saya gres bisa pulang sehabis dua bulan.”
  • Allah sesuai persangkaan kita. Jika kita pasrah padaNya dan berharap pertolonganNya akan kesembuhan kita, maka kita akan mendapatkannya. Seperti hadits berikut ini :


PERBAIKI POLA MAKAN.

  • Perhatikan masakan yang dikonsumsi. Makanan itu masuk ke dalam badan dan bakal memberi makan sel-sel tubuh.
  • Saya juga punya kenalan dokter,” lanjutnya, “Dulu kiprah di RS sini, aslinya Jakarta, kemudian pindah mukim di Tennessee, Amerika.Di sana ia kena kanker stadium empat. Setelah divonis mati dua bulan lagi, ia hasilnya pasrah dan pasang mental siap mati kapanpun. Hingga suatu hari ia jalan-jalan ke perpustakaan, ia baca-baca buku ihwal Afrika. Lalu muncul rasa penasaran, kira-kira gimana kasus kanker di Afrika. Dia cari-cari tumpuan ihwal itu, nggak ketemu. Akhirnya ia hubungi kawannya, seorang dokter di Afrika Tengah.Kawannya itu nggak bisa jawab." 
  • Lalu dihubungkan eksklusif ke kementerian kesehatan sana. Dari kementerian, ia sanggup tanggapan mengherankan, bahwa di sana nggak ada kasus kanker. Nah ia pun kaget, tambah penasaran.”
  • Dokter P jeda sejenak, kemudian melanjutkan.“Beberapa hari kemudian ia berangkat ke Afrika Tengah. Di sana ia meneliti kebiasaan hidup orang-orang pribumi. Apa yang ia temukan? Orang-orang di sana makannya sangat sehat. Yaitu sayur-sayuran mentah, dilalap, nggak dimasak kayak kita.Sepiring porsi makan itu tiga perempatnya sayuran, sisanya yang seperempat untuk sajian karbohidrat. Selain itu, sayur yang dimakan ditanam dengan media yang organik. Pupuknya organik pake kotoran binatang dan sisa-sisa tumbuhan.Jadi ya betul-betul sehat. "
  • "Nggak kayak kita, sudah pupuknya pakai yang berbahaya, eh pakai dimasak pula. Serba salah kita. Bahkan beras merah dan hitam yang sehat-sehat itu, kita nggak mau makan. Malah kita jadikan pakan burung, ya jadinya burung itu yang sehat, kitanya sakit-sakitan.” Kata Dokter, “Nah ia yang awalnya hanya ingin tahu, hasilnya ikut-ikutan. Dia tinggal di sana selama tiga mingguan dan menalani contoh makan ibarat orang-orang Afrika itu.”
  • Setelah tiga minggu, ia kembali ke Tennessee. Dia mulai menanam sayur mayur di lahan sempit dengan cara alami. Lalu beberapa bulan kemudian ia check-up medis lagi untuk periksa kankernya,” Lanjutnya. "Pemeriksaan memberikan kankernya hilang. Kondisi fisiknya berangsur-angsur membaik. Ini bukti bahwa keyakinan yang kuat, kepasrahan kepada Tuhan, itu energi yang luar biasa. Apalagi ditambah dengan perjuangan yang logis dan sesuai dengan fitrah tubuh. Makanya situ nggak usah cemas, nggak usah takut..
  • Apa yang Allah perintahkan untuk kita makan? Makanan yang baik-baik dan tentu saja halal. Makanan yang baik tentu saja yang menyehatkan, cukup kadar gizinya, gak terkontaminasi pestisida dan yang diproses dengan benar.

PERBANYAK BACA QURAN.

  • Lanjut....
  • Takjub, tentu saja. Pada momen ini Dokter P menghujani si pasien dengan pengalaman-pengalamannya di dunia kedokteran, ihwal kisah-kisah para pasien yang punya optimisme dan pasien yang pesimis. 
  • Aku jadi teringat kisah serupa yang menimpa alumni sebuah pesantren.
  • Singkatnya, santri ini mengidap tumor ganas yang bisa berpindah-pindah benjolannya. Ia divonis dokter hanya bisa bertahan hidup dua bulan. Terkejut atas vonis ini, ia misuh-misuh di depan dokter dikala itu. Namun pada hasilnya ia bisa mendapatkan kenyataan itu.Ia pun bertekad menyongsong maut dengan percaya diri dan ibadah. Ia sowan ke Kiai, memberikan maksudnya itu.
  • Kemudian oleh Kiai, santri ini diijazahi (diberi rekomendasi amalan) Riyadhoh Qur’an, yakni amalan membaca Al-Quran tanpa henti selama empat puluh hari penuh, kecuali untuk memenuhi hajat dan kewajiban primer.
  • Riyadhoh pun dimulai.  Ia kemudian hari-hari dengan membaca Al-Quran tanpa henti. Persis di pojokan aula Madrasah Huffadh yang sekarang. Karena merasa begitu dingin, ia jadikan karpet sebagai selimut. Hari ke tiga puluh, ia sering muntah-muntah, keringatnya pun sudah begitu bau. Bacin, ibarat bangkai tikus, kenang narasumber yang menceritakan kisah ini padaku. Hari ke tiga puluh lima, tubuhnya sudah nampak lebih segar, dan ajaibnya; benjolan tumornya sudah hilang.
  • Selepas rampung riyadhoh empat puluh hari itu, ia kembali periksa ke rumah sakit di mana ia divonis mati. Pihak rumah sakit pun heran.  Penyakit cowok itu sudah hilang, bersih, dan memberikan kondisi vital yang sangat sehat! 
  • Allah memang mengajurkan kita untuk berobat dengan Al Alquran ibarat yang dikemukakanNya dalam ayat berikut ini :


LATIHAN PERNAFASAN

  • Aku pribadi sangat percaya bahwa gelombang yang diciptakan oleh ritual ibadah bisa mewujudkan energi positif bagi fisik. Khususnya energi penyembuhan bagi mereka yang sakit. Memang tidak simpel untuk hingga ke frekuensi itu, namun harus sering dilatih. Hal ini diiyakan oleh dokter P.
  • “Untuk melatih pikiran biar bisa damai itu cukup dengan pernapasan. Situ tarik napas lewat hidung dalam-dalam selama lima detik, kemudian tahan selama tiga detik. Lalu hembuskan lewat lisan hingga tuntas. Lakukan tujuh kali setiap sebelum Shubuh dan sebelum Maghrib.Itu sangat efektif. Kalau orang pencak, ditahannya bisa hingga tujuh detik. Tapi kalau untuk kesehatan ya cukup tiga detik saja.
  • Nah, proposal yang ini sudah kupraktekkan semenjak lama. Meskipun dengan tata laksana yang sedikit berbeda. Terutama untuk mengatasi insomnia. Memang ampuh. Yakni metode empat-tujuh-delapan. Ketika merasa susah tidur alias insomnia, itu efek pikiran yang masih terganggu banyak sekali hal.Maka pikiran perlu ditenangkan, yakni dengan pernapasan. Tak perlu obat, bius, atau sejenisnya, murah meriah.
  • Pertama, tarik napas lewat hidung hingga detik ke empat, kemudian tahan hingga detik ke tujuh, kemudian hembuskan lewat lisan pada detik ke delapan. Ulangi sebanyak empat hingga lima kali. Memang iya mata kita tidak eksklusif terpejam ngantuk, tapi pikiran menadi rileks dan beberapa menit kemudian tanpa terasa kita sudah terlelap. 
  • Awalnya saya juga agak ragu, tapi begitu kucoba, ternyata memang ampuh. Bahkan bagi yang mengalami insomnia alasannya yaitu rindu akut sekalipun.“Gelombang yang dikeluarkan oleh otak itu punya energi sendiri, dan itu bergantung dari seberapa yakin tekad kita dan seberapa besar lengan berkuasa konsentrasi kita,” terangnya.


SHOLAT MALAM

  • Jangan remehkan kekuatan shalat malam lho !
  • Jadi kalau situ sholat dua menit saja dengan khusyuk, itu sinyalnya lebih anggun ketimbang situ sholat sejam tapi pikiran situ kemana-mana, hehehe.” anjut Dokternya “Termasuk dalam hal ini yaitu keampuhan sholat malam.
  • Sholat tahajud. Itu ketika kau gres berdiri di tamat malam, gelombang otak itu pada frekuensi Alpha. Jauh lebih besar lengan berkuasa daripada gelombang Beta yang teradi pada waktu Isya atau Shubuh.  Jadi ya logis saja kalau doa di dikala tahajud itu begitu cepat ‘naik’ dan terkabul. Apa yang diminta, itulah yang diundang. 
  • "Ketika tekad situ begitu kuat, ditambah lagi gelombang otak yang lagi kuat-kuatnya, maka sangat besar potensi terwujud doa-doa kita.”
  • Tak kusangka dokter bakal menyinggung perihal sholat segala. 
  • Aku pun ternganga. Ia memberikan sampul buku ihwal ‘enzim panjang umur’. “Tubuh kita ini, Mas, diberi kemampuan oleh Allah unuk meregenerasi sel-sel yang rusak dengan pinjaman enzim tertentu, terkenal disebut dengan enzim panjang umur. Secara terpola sel-sel gres terbentuk, dan yang lama dibuang. Ketika pikiran kita positif untuk sembuh, maka yang dibuang lah sel-sel yang terkena penyakit." 
  • Menurut penelitian, enzim ini bisa bekerja dengan baik bagi mereka yang sering mencicipi lapar dalam tiga hingga empat hari sekali.”
Baca : 12 alasan mengapa tahajud melancarkan rezeki


PERBAIKI POLA HIDUP

  • Dokter menatapku, seakan mengharapkan biar saya menyimpulkan sendiri.
  • Puasa?”
  • “Ya!”
  • “Senin-Kamis?”
  • Tepat sekali! Ketika puasa itu regenerasi sel berlangsung dengan optimal.
  • Makanya orang puasa sebulan itu juga harusnya bisa jadi detoksifikasi yang ampuh terhadap banyak sekali penyakit.
  • Lagi-lagi, saya manggut-manggut.
  • Tak asing dengan teori ini.
  • Pokoknya situ harus merangsang badan biar bisa menyembuhkan diri sendiri. Jangan ketergantungan dengan obat. Suplemen yang nggak perlu-perlu amat, nggak usahlah. Minum yang banyak, sehari dua liter, bisa lebih kalau situ banyak berkeringat, ya tergantung kebutuhan.
  • Tertawalah yang lepas, bergembira, nonton film lucu tiap hari juga bisa merangsang produksi endorphin, hormon kebahagiaan. Itu akan sangat mempercepat kesembuhan.
  • Penyakit apapun itu! Situ punya radang usus kalau cemas dan khawatir terus ya susah sembuhnya. Termasuk asam lambung yang sering kerasa panas di dada itu.”
  • Terus kusimak baik-baik anjurannya sambil mengelus perut yang tak lagi terasa begah. Aneh.
  • Tentu saja ibarat yang saya sarankan, situ harus teratur makan, biar asam lambung bisa teratur juga.
  • Bangun tidur minum air hangat dua gelas sebelum diasupi yang lain. Ini saya kasih vitamin saja buat situ, sehari minum satu saja. Tapi ingat, yang paling utama yaitu kemantapan hati, yakin, bahwa situ nggak apa-apa. Sembuh!”
  • Begitulah. Perkiraanku yang tadinya bakal dikasi banyak sekali macam jenis obat pun keliru. Hanya dua puluh rangkai kaplet vitamin biasaHampir satu jam kami ngobrol di ruang praktek itu, tentu saja ini pengalaman yang tak biasa. Seperti konsultasi dokter pribadi saja rasanya.
  • Padahal dikala keluar, kulihat masih ada dua pasien lagi yang kelihatannya sudah begitu jengah menunggu.
  • Yang penting pikiran situ dikendalikan, damai dan berbahagia saja ya,” ucap dokter sambil menyalamiku ketika hendak pamit.
  • Dan jujur saja, saya pulang dalam keadaan bugar, sama sekali tak merasa mual, mules, dan saudara-saudaranya.
Mudah-mudahan kisah di atas menginspirasi siapapun yang lagi terbaring sakit dan sedang mengupayakan kesembuhan. Sekali lagi sembuh dari penyakit apapun itu mudah, asal tau caranya dan yang paling penting mau melaksanakannya.

Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Penyakit Apapun Sembuhnya Gampang, Kanker Sekalipun !

Sekianlah artikel Penyakit Apapun Sembuhnya Gampang, Kanker Sekalipun ! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Penyakit Apapun Sembuhnya Gampang, Kanker Sekalipun ! dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/06/penyakit-apapun-sembuhnya-gampang.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel