Jangan Segan Berbuat Baik

Jangan Segan Berbuat Baik - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Jangan Segan Berbuat Baik, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jangan Segan Berbuat Baik
link : Jangan Segan Berbuat Baik

Baca juga


Jangan Segan Berbuat Baik

Pramugari dan kakek tua

  • Ini yaitu kisah ihwal kebaikan seorang pramugari terhadap kakek renta di China sana. Silakan dibaca kisahnya, semoga memberi pencerahan mengenai pentingnya berbuat baik. 
  • Saya yaitu seorang pramugari biasa dari China Airlines. Karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak memiliki pengalaman yang mengesankan, setiap harinya hanya melayani penumpang dan melaksanakan pekerjaan yang monoton.
  • Pada tanggal 17 Juni yang kemudian saya menjumpai suatu pengalaman yang menciptakan perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.

  • Hari ini kegiatan perjalanan kami yaitu dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.
  • Di antara penumpang, saya melihat seorang kakek dari desa merangkul sebuah karung renta dan terlihat terperinci sekali gaya desanya.
  • Pada ketika itu saya yang bangun di pintu pesawat menyambut penumpang. Kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman kini sungguh sudah maju, seorang dari desa sudah memiliki uang untuk naik pesawat.
  • Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minum.
  • Ketika melewati baris 20, saya melihat kembali kakek renta tersebut.
  • Dia duduk dengan tegak dan kaku di kawasan duduknya dengan memangku karung renta bagaikan patung.
  • Kami menanyakan mau minum apa, tetapi dengan terkejut ia melambaikan tangan menolak.
  • Kami hendak membantunya meletakkan karung renta di atas bagasi kawasan duduk juga ditolak olehnya.
  • Lalu kami membiarkan duduk dengan tenang.
  • Menjelang pembagian kuliner kami melihat ia duduk dengan damai di kawasan duduknya.
  • Kami menyampaikan kuliner juga ditolak olehnya.
  • Akhirnya kepala pramugari dengan dekat bertanya kepadanya apakah ia sakit.
  • Dengan bunyi kecil ia menjawab bahwa ia hendak ke toilet tetapi ia takut apakah di pesawat boleh bergerak sembarang, takut merusak barang di dalam pesawat.
  • Kami menjelaskan kepadanya bahwa ia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar ia ke toilet.
  • Pada ketika menyajikan minum yang ke dua kali, kami melihat ia melirik ke penumpang sebelahnya dan menelan ludah.
  • Dengan tidak menanyakannya kami meletakkan segelas minuman teh dimeja dia.
  • Ternyata gerakan kami mengejutkannya.
  • Dengan terkejut ia menyampaikan tidak usah, tidak usah..
  • Kami menyampaikan engkau sudah haus minumlah.
  • Pada ketika ini dengan impulsif dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami.
  • Kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis.
  • Dia tidak percaya.
  • Katanya ketika ia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual kuliner di pinggir jalan.
  • Dia tidak diladeni malah diusir.
  • Pada ketika itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa ia berjalan kaki hingga mendekati bandara gres naik mobil.
  • Karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya sanggup meminta minuman kepada penjual kuliner dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.
  • Saat kami membujuk ia terakhir ia percaya dan duduk dengan damai meminum secangkir teh, kami menyampaikan kuliner tetapi ditolak olehnya.
  • Dia menceritakan bahwa ia memiliki dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat 3 di Peking.
  • Anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang renta tersebut tidak biasa tinggal di kota kesannya pindah kembali ke desa.
  • Sekali ini orangtua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking.
  • Anak sulungnya tidak tega orang renta tersebut naik kendaraan beroda empat begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menyampaikan menemani bapaknya bersama – sama ke Peking.
  • Tetapi ditolak olehnya alasannya yaitu dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal.
  • Dia bersikeras sanggup pergi sendiri.
  • Akhirnya dengan terpaksa disetujui dengan anaknya.
  • Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai oleh anak bungsunya, ketika melewati investigasi keamanan dibandara, ia disuruh menitipkan karung tersebut di kawasan bagasi tetapi ia bersikeras membawa sendiri.
  • Katanya kalau ditaruh di kawasan bagasi, ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur.
  • Akhirnya kami membujuknya meletakkan karung tersebut di atas bagasi kawasan duduk, kesannya ia bersedia dengan hati – hati ia meletakkan karung tersebut.
  • Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, ia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus.
  • Tetapi ia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui bergotong-royong ia sudah sangat lapar.
  • Saat pesawat hendak mendarat dengan bunyi kecil ia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil, dan meminta saya meletakkan makanannya di kantong tersebut.
  • Dia menyampaikan bahwa ia belum pernah melihat kuliner yang begitu enak.
  • Dia ingin membawa kuliner tersebut untuk anaknya.
  • Kami semua kaget.
  • Menurut kami yang setiap hari melihat kuliner yang begitu biasa, di mata seorang desa menjadi begitu berharga.
  • Dengan menahan lapar disisihkan kuliner tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan kuliner yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh di dalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut.
  • Tetapi diluar dugaan ia menolak dukungan kami, ia hanya menghendaki bab ia yang belum dimakan, tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri.
  • Perbuatan yang nrimo tersebut benar – benar menciptakan saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.
  • Sebenarnya kami menganggap semua hal sudah berlalu, tetapi siapa menerka pada ketika semua penumpang sudah turun dari pesawat, ia yang terakhir berada di pesawat.
  • Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar ia melaksanakan sesuatu hal yang sangat tidak sanggup saya lupakan seumur hidup saya, yaitu ia berlutut menyembah kami, mengucap terima kasih bertubi – tubi, ia menyampaikan bahwa kami semua yaitu orang yang paling baik yang dijumpai.
  • Kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu elok dan kuliner yang begitu enak.
  • Hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tau bagaimana mengucap terima kasih kepada kalian.
  • Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis ia mengucapkan perkataannya.
  • Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.
  • Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, bermacam-macam – ragam penumpang saya sudah jumpai, yang banyak tingkah, yang ceriwis dan lain – lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami.
  • Kami hanya menjalankan kiprah kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan.
  • Hanya menyajikan minuman dan makanan.
  • Tetapi kakek renta yang berumur 70 tahun tersebut hingga menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung renta yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia mendapatkan kuliner yang bukan bagiannya.
  • Perbuatan tersebut menciptakan saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya.


Apa yang dipelajari dari kisah ini?

  1. Jangan segan berbuat baik. Karena kita gak tau siapa yang tersentuh dengan kebaikan itu. Boleh jadi cuma kita yang berbuat baik padanya. Dan kebaikan itu mengundang masuknya rezeki.
  2. Lakukan kiprah dengan sebaik mungkin tanpa ada diskriminasi. Bukankah Allah melihat kita semua sama? Mengapa kita terlalu sering menghakimi dan menilai orang laun meskipun kita gak mengenalnya? Bukankah kerja itu bernilai ibadah kalau dilakukan dengan benar dan berharap ridha Allah. Dan kerja yang bernilai ibadah itu lah yang menarik rezeki yang berkah.
  3. Kasih orang renta itu begitu besar. Gak ada orang renta yang gak mencintai anak-anaknya, meskipun belum dewasa itu gak berbakti padanya. Orang renta akan menempuh jalan panjang, memanggul beban yang berat, bekerja keras siang dan malam demi kebaikan buah hatinya. Karena itu berbakti pada orang renta akan menguak langit dan melancarkan rezeki kita. Jadikan orangtuamu raja maka rezekimu pun menyerupai raja.
  4. Makanlah apa yang menjadi hak kita. Jangan makan yang bukan milik kita, kecuali dengan seizin pemiliknya. Hindari sikap tamak dan kemaruk. Makanlah kuliner yang baik-baik, maka hanya rezeki yang baik pula yang akan mendatangi kita. 
  5. Jangan suka mencela manusia, alasannya yaitu mencela insan berarti mencela Penciptanya. Beranikah kita mencela Allah..?? Jaga sikap alasannya yaitu sikap itu percaya ato gak, suka ato gak, sanggup jadi penentu rezeki anda! 
Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Jangan Segan Berbuat Baik

Sekianlah artikel Jangan Segan Berbuat Baik kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Jangan Segan Berbuat Baik dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/06/jangan-segan-berbuat-baik.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel