Insya Allah Sudah Diatur Rezekinya

Insya Allah Sudah Diatur Rezekinya - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Insya Allah Sudah Diatur Rezekinya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel kisah, Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Insya Allah Sudah Diatur Rezekinya
link : Insya Allah Sudah Diatur Rezekinya

Baca juga


Insya Allah Sudah Diatur Rezekinya

Belajar rezeki dari tukang koran.

Cerita ini berasal dari seorang mitra dan saya modifikasi sedikit, biar bisa jadi masukan buat memulai hari mencari rezeki Ilahi. 
Pagi yang kelabu, tampak seorang penjual koran berteduh di tepi sebuah warung... Sejak subuh hujan turun lebat sekali, seakan menghalanginya melaksanakan acara berjualan koran menyerupai biasa. Siapa yang mau beli koran hujan-hujan begini?
Pikirku, gak ada satu sen pun  uang yang bakal ia peroleh seandainya hujan gak berhenti. Gimana ia mesti makan dan beli kebutuhan hidupnya?
Namun, ....kegalauan yang kurasakan ternyata gak nampak sedikitpun di wajah Penjual  Koran itu.



Hujan masih terus turun, seolah gak peduli dengan nasib orang yang terganggu dengan kehadirannya.
Si penjual koran masih masih duduk di tepi warung itu sambil tangannya memegang sesuatu. Sepertinya sebuah buku. Dengan sedikit kepo kuperhatikan dari jauh, lembar demi lembar ia baca. Awalnya saya gak tahu apa yang sedang dibacanya. Namun perlahan-lahan ku dekati....oh ternyata...Kitab Suci Al-Quran yg dibacanya.

Karena ingin tau saya memulai pembicaraan dengannya. Ini kutipan percakapan antara saya dan PK (Penjual Koran), ketika ia tanggapan membaca Quran.
Aku :  "Assalamu 'alaikum" ...
PK :  “Wa'alaikumus salam" (tersenyum)
Aku : “Bagaimana jualan korannya  mas ?" ...
PK :  “Alhamdulillah, ...sudah terjual satu.” (Kagum saya dengan pikiran positifnya, satu laris aja ia alhamdulillah, sementara masih lebih banyak lembaran koran terbungkus plastik di tangannya yang belum laku)
Aku :  “Susah juga bila hujan begini lakunya, Mas ya?" ... (Maksudnya turut berempati dengannya)
PK : “In shaa Allah sudah diatur rezekinya.” (lagi..pikiran positifnya menggugahku)
Aku : “Terus, ....kalau hujannya hingga siang ?” (mulai nyinyir...)
PK : “Itu berarti rezeki saya bukan jualan koran, tapi banyak berdoa.” (wow..jawaban yang sungguh-sungguh membuatku terperangah !)
Aku :  “Kenapa ?” (Aku mulai dirasuki rasa ingin tau alias kepo pangkat dua)
PK : “Bukankah  Rasulullah SAW pernah besabda, ketika hujan ialah ketika yang mustajab untuk berdoa. Maka, kesempatan berdoa itu ialah rezeki juga.”  (wow tukang koran yang luar biasa). Mungkin yang dimaksudkannya salah satu hadits Rasulullah ihwal hujan ini :



Silakan baca apakah hujan membuktikan limpahan rezeki?

Aku :  “Trus, bila gak sanggup uang, gimana ?” (masih nyinyir...)
PK : "Berarti, rezeki saya ialah bersabar" (semakin takjub saya dengan jawabannya)
Aku : "Kalau gak ada yg bisa dimakan ?" ..... (mulai kuatir)
PK :  “Berarti rezeki saya berpuasa"
Aku : “Kenapa  bisa berfikir menyerupai itu ?”
PK : “Allah SWT yang memberi kita rezeki.. Apa saja rezeki yang Allah berikan saya syukuri.  Selama berjualan koran saya gak pernah ngeluh.... walaupun jualan gak laku, gak sanggup uang dan harus berpuasa.... namun saya gak pernah  kelaparan dan kekurangan"  
(betul juga, pikirku, baca : manusia yang ribut soal rezeki ialah insan yang gak tahu diri).
Aku : "Kok bisa hening banget, Mas? Bukankah uang itu penting?
PK : "Betul, tapi  kebahagiaan bukan ditentukan oleh banyaknya uang di kantong mas, tapi oleh hati yang selalu bersyukur. Dengan bersyukur kita merasa cukup, sehingga bisa mendapatkan apapun takdir Allah pada kita. Dapat uang, alhamdulillah, gak sanggup pun alhamdulillah. Bukankah sabar dan puasa itu pahalanya besar?
Aku : "Itu bukannya apatis dan pasrah?"
PK : "Bukan mas, apatis dan pasrah itu masa bodoh, gak mau berusaha dan malas. Sementara saya berikhtiar sesuai dengan kemampuan. Saya berusaha tapi berharap rezeki tetap sama Allah. Karena bukan ikhtiar saya yang datangin rezeki tapi semata-mata alasannya ialah Allah ridha sama saya. Gak berusaha pun kalo Allah mau saya niscaya dapet rezeki. Tapi saya malu, Mas.. Malu sama Allah. Terlalu banyak nikmat yang diberiNya sementara ikhtiar dan ibadah saya pas-pasan... - kata-katanya tulus menutup pembicaraan.

Pelajaran dari cerita ini :

Pembaca ...
Hujan pun berhenti dan mulai kurangkai adegan yang tadi dan percakapan yang sangat menginspirasi soal hujan dan rezeki.
Si penjual  koran berkemas-kemas melaksanakan aktivitasnya dan mulai menjajakan korannya. Ia pun pergi sambil memasukkan Al-Quran kembali dalam tasnya.
Aku melamun ... tanpa kusadari ... air mata mulai bejatuhan... Aku tersadar....
sesudah merenungi setiap kalimat tausiah yang diucapkan penjual  koran tadi...
Ada penyesalan di dalam hati....mengapa bila hujan ada yg resah-gelisah....
Kuatir tidak sanggup uang....  Risau rumahnya bakal terendam banjir.....
bimbang gak bisa tiba kekantor alasannya ialah jalanan pada macet.. .. suka berkeluh kesah tidak bisa bertemu rekan bisnis dan laba melayang.....

Kembali gres ku sadari... Rezeki bukan berbentuk uang saja (baca : makna rezeki)...
Tetapi bisa dalam bentuk...hidayah.... kesabaran, ....berpuasa,..... berdoa, .....beribadah....rasa syukur....semuanya merupakan amal sholeh yang perlu kita syukuri....yang memungkinkan kita menerima keridhaan Allah. Mungkin selama ini kita salah fokus rezeki.


Rezeki Allah luas. Bukan hanya berapa banyak uang yang kita dapat, tapi berapa banyak amalan yang makin mendekatkan kita padaNya? Bukankah apapun yang kita lakukan dalam mencari rezeki ialah ibadah? Dan bahu-membahu rezeki itu bukanlah ihwal banting tulang?

Wallahu alam...


Demikianlah Artikel Insya Allah Sudah Diatur Rezekinya

Sekianlah artikel Insya Allah Sudah Diatur Rezekinya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Insya Allah Sudah Diatur Rezekinya dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/05/insya-allah-sudah-diatur-rezekinya.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel