Hargai Setiap Momen
Friday, April 24, 2009
Edit
Hargai Setiap Momen - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hargai Setiap Momen, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Hargai Setiap Momen
link : Hargai Setiap Momen
Anda sekarang membaca artikel Hargai Setiap Momen dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/04/hargai-setiap-momen.html
Judul : Hargai Setiap Momen
link : Hargai Setiap Momen
Hargai Setiap Momen
ARTIKEL KE 879
Orang terkasih itu rezeki
Masih terkait dengan tulisan lalu ihwal peristiwa alam jatuhnya pesawat Lion Air rute Jakata-Pangkal Pinang.
Ajal memang tak pernah diduga..
Tiba-tiba saja tiba menjemput, siap ataupun tidak..
Karena itu manfaatkan setiap momen dengan orang terkasih (isteri, suami, anak-anak, orang tua, keluarga, kawan, kolega) yang dianugerahkan Allah pada kita. Mereka ini yakni rezeki dariNYA yang dihadirkan untuk melengkapi hidup kita..bukan tanpa maksud Allah mengirim mereka untuk berada di samping kita.
Karenanya pada anda yang malam tadi malah berdebat dengan istri. Merasa capek mendengar keluhannya ataupun omelannya yang tanpa henti. Membawa rasa kesal itu dalam tidur, sehingga emosi belum reda ketika pagi tiba..
Pasang muka cemberut ketika ia menyuguhkan kopi dan sarapan pagi..
Anda merasa isteri tak menghargai perjuangan dan kerja keras anda mencari rezeki untuknya dan anak-anak. Kerja keras dan perjuangan anda hanya dibalas dengan keluhan dan omelan...
Anda penat dan ia seolah tak peduli itu..
Maafkan dia, peluklah dan cium keningnya sebelum pamit berangkat mencari rezeki pagi ini.
Karena bisa jadi,
Inilah waktu melihatnya terakhir kali..
Inilah waktu melihatnya terakhir kali..
Jangan hingga anda menyerupai lelaki ini..yang dipenuhi penyesalan seumur hidup.
Pada anda yang hari ini masih ngambek sama suami alasannya yakni seakan-akan ia tak peduli dengan anda.
Enggan mendengarkan keluh kesah anda yang seharian mengurus rumah dan anak-anak. Kekesalan itu terus memuncak hingga anda menyuguhkan kopi dan sarapan untuknya.
Maafkan dan peluklah suami anda, cium tangannya dan minta ridhanya sebelum ia berangkat mencari rezeki pagi ini..
Karena anda tak pernah tahu apakah hari ini dia masih kembali menyerupai biasa?
Atau Allah menakdirkan lain...
Pada anda yang final jawaban ini merasa hidup berat sekali. Kelelahan setiap hari mencari rezeki, pergi pagi pulang sore, nyambi dua tiga pekerjaan, tapi tetap pusing membayar tagihan yang tak pernah cukup. Belum lagi rongrongan orang bau tanah dan saudara yang tak pernah berhenti minta uang. Diam membisu anda mengutuki mereka, orang bau tanah dan saudara-saudara yang tak juga berubah, terus menjadi benalu bagi hidup anda..
Istighfarlah...
Rezeki banyak, harta melimpah, uang tak pernah kurang belum tentu jaminan kecukupan..
Karena kecukupan itu dari hati bukan dari luar diri..
Dan mengutuki nasib, orang bau tanah dan saudara tak akan menciptakan perubahan..
Mengutuki nasib berarti mengutuki Sang Pencipta
Tidak mendapatkan takdirNYA dengan hati lapang..
Istighfarlah...
Daripada mengutuki nasib mengapa tidak introspeksi diri, memperbaiki ikhtiar dan kemudian bertawakkal? Apapun risikonya syukuri alasannya yakni itu yang terbaik dariNYA.
Bersyukurlah alasannya yakni masih mempunyai orang bau tanah dan saudara dan masih bisa menyantuni mereka. Bukankah tangan di atas jaub lebih baik dari tangan di bawah? Bukankah perintah Allah biar kita berbuat baik pada orang bau tanah dan keluarga terdekat? Kalo tidak kini kapan lagi?
Jangan hingga esok sudah terlambat..
Bagi anda yang tak pernah puas dengan rezeki yang diberi Allah pada suami sehingga tak bisa bersaing secara materi dengan isteri-isteri kolega yang jauh lebih trendy? Anda memelihara penyesalan dalam hati alasannya yakni menikahinya yang ternyata menciptakan hidup anda sengsara dan tak bahagia?
Dia hanya bisa memperlihatkan anda hidup yang sederhana sementara koleganya bisa hidup lebih glamor dan lebih terpandang. Padahal dari segi kemampuan anda yakin suami anda tak kurang suatu apapun...
Istighfarlah...
Sambutlah ia ketika pulang nanti.
Katakan betapa bersyukurnya mempunyai suami yang senantiasa bekerja keras dan menjaga kehalalan honor dan rezekinya. Ucapkan terimakasih dengan lapang dada hati.
Karena anda tidak pernah tahu...
Bisa jadi untuk melakukannya esok, anda tak lagi punya waktu..
Bisa jadi untuk melakukannya esok, anda tak lagi punya waktu..
Bagi anda yang hari ini merasa pusing mendengar berisiknya anak di rumah. Padahal sepulang dari kantor mata rasanya hanya ingin terpejam dan tubuh butuh rebah. Lalu membisu diam, anda simpan rasa itu itu menjadi emosi dan melampiaskannya pada bawah umur yang sejatinya hanya mencari perhatian anda..membuat mereka masuk kamar dengan mata lembap dan hati terluka..
Istighfarlah...
Tersenyumlah lebar buat mereka hari ini.
Saat hendak pergi, dan ketika nanti pulang kembali.
Saat hendak pergi, dan ketika nanti pulang kembali.
Luangkan waktu untuk menatap wajah mungil itu yang bercerita riang ihwal hari harinya pada anda. Dengarkan intonasi suaranya. Rekam baik baik binar mata dan ekspresi mereka.
Karena sungguh bukan sebuah ketidakmungkinan,
Besok lusa tak ada lagi kesempatan..untuk melihat binar mata itu..
Besok lusa tak ada lagi kesempatan..untuk melihat binar mata itu..
Kebersamaan menahun seringkali menciptakan kita lebih gampang mendeteksi kekurangan, daripada menemukan kebaikan.
Lebih lancar memberi kritik, daripada memberi apresiasi.
Lebih cenderung mengeluh. Dan lupa mensyukuri satu sama lain.
Padahal kita tidak pernah tahu kapan kebersamaan ini akan berhenti. Bisa jadi hari ini. Bisa jadi besok. Bisa jadi sebentar lagi.
Hargai setiap momen yang kita punya ketika ini.
Berterimakasih selagi masih ada waktu.
Bercanda, berbincang, tertawa..., selagi kesempatan masih ada.
Berpelukanlah.
Selagi hangat tubuhnya masih bisa terasa.
Deep condolence untuk seluruh awak dan penumpang Lion Air JT 610..
Yang diantaranya ada seorang Ayah, yang pagi kemarin gres saja pamit bekerja sesudah menghabiskan weekendnya untuk mengunjungi anak istri yang tinggal di Jakarta. Melepas rindu sesudah sepekan tak bertemu.
Ada juga seorang Ibu yang semalam masih bercanda dengan putri kesayangannya. Menemaninya tidur. Lalu paginya berangkat untuk dinas luar kota. Bekerja mencari rezekiNYA. Menjemput pahala.
Dan ada pula seorang lelaki yang gres menikah dua hari. Kemarin pagi mengecup istrinya di bandara. Mesra. Sembari meminta doa. Sebelum terbang mencari nafkah pertamanya.
Kita betul betul gak pernah tau.
Bisa jadi salam yang kita berikan hari ini, yakni salam terakhir buat orang orang tercinta.
Lakukanlah selagi bisa....
Hargai setiap momen
Karena kita tak pernah tahu apa masih bisa menikmati momen itu esok hari..
Orang terkasih yakni rezeki yang dihadirkan Allah dalam hidup kita bukan tanpa alasan..
Wallahu alam...
Demikianlah Artikel Hargai Setiap Momen
Sekianlah artikel Hargai Setiap Momen kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Hargai Setiap Momen dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/04/hargai-setiap-momen.html