Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ?

Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel alasan, Artikel Amalan, Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ?
link : Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ?

Baca juga


Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ?

Kalaulah ada insan yang boleh kita sujud padanya, maka insan yang sangat pantas mendapatkan kemuliaan itu yakni ibu kita. Tapi sujud insan hanyalah untuk Allah saja. Oleh sebab itu, Allah menunjukkan kesempatan kepada insan untuk memuliakan ibunya dengan cara berbakti kepadanya. Banyak sekali ayat Al Alquran dan juga hadits Rasulullah SAW yang menyuruh insan berbuat baik dan berbakti pada orang tua.

Kalaulah ada insan yang boleh kita sujud padanya Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ?
"Dan kami perintahkan kepada insan (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya: ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan meyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu " (Q.S. Luqman : 4).
Tidak ada ruginya kita berbakti dan berhidmat kepada orang tua. Kalau kita tidak bisa atau tidak bisa membahagiakan mereka dengan limpahan materi, cukup berikan mereka kasih sayang yang memang menjadi hak mereka. Dan pada umumnya orangtua tidak mengharapkan bahan dari anak-anaknya, sebab perhatian dan aksih sayang lebih mereka harapkan ketimbang dicukupkan dengan bahan tapi tidak mendapatkan perhatian.

Alasan pertama, sebab kata-kata ibu itu mujarab, bisa menjadi rahmat atau kutukan,  tergantung perilaku kita.

Di penggalan lain blog ini saya menulis wacana rezeki menjauh sebab makan sumpahan orang. Bagaimana kalau yang menyumpahi kita itu orang renta dalam hal ini ibu? Ibu yang pernah menjadi penyambung nyawa kita. Ibu di mana kita pernah hidup di dalam rahimnya yang suci. Ibu yang telah meneteskan kasih sayangnya melalui ASI yang terus mengalir dalam ekspresi kita yang menciptakan kita bertumbuh besar dan sukses.

Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa mirip menitipkan "firman suciNya" di ekspresi orang tua. Sehingga ketika orang renta dikecewakan atau mereka sakit hati dengan ulah anaknya, kemudian ia menyampaikan sesuatu yang jelek untuk anaknya itu, baik sengaja atau tidak sengaja maka kata-kata itu bisa bernilai "kutukan". Dan kutukan orangtua apalagi kutukan seorang ibu, bisa sangat mujarab. Atas izin Allah bisa pribadi terjadi sebuah keadaan mirip yang diinginkan oleh orangtua yang mengutuk. Masih ingat kisah Malin Kundang yang dikutuk ibunya menjadi watu sebab aib mengakui ibunya yang miskin di depan isterinya sendiri ? Kalau orangtua mengutuk anaknya tidak akan hidup bahagia, besar kemungkinan anaknya tidak akan senang selamanya, hingga kutukan itu "dicabut" oleh orangtua yang mengutuk. Bisa saja si anak hidup dalam kemewahan, rezekinya banyak dan berlimpah tapi hatinya tidak pernah merasa tenang.

Doa ibu begitu bersahabat dan kutukan dari kemarahan  dan sakit hatinya juga begitu dekat. Tapi kalau ibu harus memilih, ketika ia disakiti, apakah akan berdoa untuk kebaikan anaknya atau mengutuk anaknya dengan segala kemurkaan? Maka biasanya ibu akan menentukan yang pertama. Meskiupun hatinya terluka akan perbuatan anaknya tapi ia tetap lapang dada.

Suatu hari seorang ibu menyiapkan masakan untuk menyambut tamu-tamu keluarga yang akan bersilaturrahim ke rumahnya. Ketika masakan sudah disiapkan, hanya menunggu beberapa dikala lagi pada dikala tamu akan hadir, tiba-tiba seorang anak lelakinya usia sekolah dasar masuk. Begitu melihat banyak masakan terhidang di atas meja, timbul naluri isengnya. Si anak menghambur-hamburkan pasir ke atas masakan itu. Melihat anaknya melaksanakan keonaran, bagaimanakah reaksi ibunya? Marah atau memukul kah dia? Ya, ibu itu memang murka besar, tapi dalam marahnya ia berkata " Pergi sana kau ! Biar Allah menimbulkan kau Imam Masjidil Haram." Berpuluh tahun kemudian, setiap jemaah haji dan umrah dari seluruh pelosok dunia yang shalat di Masjidil Haram, akan mendengar bunyi anak kecil dalam kisah di atas. Itulah ia Dr. Syeikh Abudarrahman As Sudais, Imam Besar Masjidil Haram.

Sikap angkuh kepada ibu yakni investasi jelek bagi masa depan seorang anak manusia. Cepat atau lambat ia akan mendapatkan hasil dari perilaku sombongnya. Kekayaan, kemenangan, kecantikan, kesehatan, popularitas, kesuksesan yang semuanya dilimpahkan Allah sebagai rezeki kita akan hilang begitu saja, hilang keberkahannya ketika seorang anak durhaka pada ibu kandungnya. Semua kemuliaan hidup bisa hilang tanpa bekas.

Demikian pula sebaliknya ibu yang berbahagia sebab bakti anak-anaknya akan memudahkan dan melipatgandakan rezeki mereka melalui doa yang tak putus.

Alasan Kedua, Karena doa ibu makbul

Perasaan senang sebab diperlakukan baik oleh anaknya akan "memancing" ibu mendoakan anaknya. Sebenarnya walau tidak dipancing dengan perbuatan baik sekalipun, ibu yang baik niscaya akan sellau mendoakan anak-anaknya. Doa yakni senjata ampuh yang dimiliki oleh seorang ibu. Ketika ia mengangkat tangannya dengan gemetar, menundukkan kepalanya dengan takzim, hatinya bergetar dan suaranya lirih, memohon kebaikan, limpahan rezeki yang banyak untuk anak-anaknya kepada Allah, maka pintu-pintu langit akan dibuka seluas-luasnya untuk melesatkan doa sang Ibu hingga ke hadapan Allah. Barangkali juga malaikat yang suci berebut mencatat dan membawa doa sang ibu ke hadirat Allah. Apalagi doa yang keluar dari hati ibu yang higienis dan lapang dada itu makbul.

Betapa mustajabnya doa seorang ibu. Keridhaan ibu akan mengundang ridha Allah turun pada anak-anaknya. Jika Allah sudah ridha pada kita melalui perantaraan doa ibu, siapa yang akan menghalangiNya melipatgandakan rezeki kita ? Bukankah Dia yang Maha Kaya dan akan memberi rezeki pada sesiapa yang dikehendakiNya?

Begitu dahsyatnya doa seorang ibu, sebab doanya cepat sekali dikabulkan Allah. Doa yang bisa menciptakan seorang anak menjadi batu, menciptakan seorang anak tidak bisa lepas nyawanya dikala sakaratul kematian meskipun dirinya mahir ibadah. 

Anak durhaka di zaman modern ini tidak akan berkembang menjadi watu mirip Malin Kundang, tetapi hati dan kepala merekalah yang menjadi batu. Hati mereka keras dan kepala mereka juga keras laksana batu. Hati yang membatu itu akan sulit sekali dimasuki hidayah (petunjuk Allah). Kepala watu juga sulit untuk berfikir jernih untuk membedakan mana yang benar, amna yang salah, mana yang baik mana yang buruk. Sehingga Malin Kundang masa sekarang jauh lebih berbahaya. Orang yang hatinya tertutup dari kebenaran akan mengalami kesulitan hidup, rezekinya jauh, macet, terhambat, terhalang, kalaupun jumlahnya banyak keberkahannya tidak ada, sebab Allah tidak suka padanya, malaikat melaknatnya dan insan membencinya. Mau lewat mana rezekinya masuk? 

Alasan ketiga, Restu ibu pendorong datangnya berkah Allah

Disamping doa, hal yang juga diperlukan seorang anak dari ibunya yakni restu. Restu ibu yakni pendorong datangnya berkah Allah. Restu lebih bersifat personal yang merupakan hak orangtua dan hubungannya hanya dengan anak-anaknya. Restu ibu pada setiap tindakan dan perbuatan kita akan memberi kejayaan dan kebahagiaan bagi hidup kita, Ingatkah dikala akan menikah kita minta restu orang tua? Tentu saja semoga perkawinan kita bahagia, langgeng dan berlimpah rezeki. 

Kalau mau diumpamakan beda antara doa ibu dan restunya mirip dikala kita hendak melaksanakan perjalanan keluar negeri, doa itu laksana pasport yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin keluar atau masuk di negara lain, sementara restu itu mirip visa yang merupakan persetujuan negara yang akan kita masuki untuk masuk ke wilayah negaranya. Kita bisa memegang pasport semoga bisa bepergian ke luar negeri tapi untuk masuk ke suatu negara harus ada visanya. Visa tidak bisa didapatkan kalau kita tidak punya pasport.

Perkawinan tanpa restu orangtua yakni awal malapetaka. Mengapa? Karena restu orang renta mengiringi doa-doa yang akan dipanjatkan untuk kebahagiaan rumah tangga kita. Kalau orang renta tidak memberi restu artinya hatinya tidak membolehkan, tidak mengizinkan kita untuk menikahi seorang wanita atau lelaki. Hati ibu yang sakit dan perih akan menjadi penghalang lancarnya rezeki dalam kehidupan perkawinan kita.

Kalaulah ada insan yang boleh kita sujud padanya Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ?

Kesimpulan

Cepat atau lambat, disadari atau tidak "besar atau kecil" reward atau hasil berbakti pada ibu niscaya akan kita rasakan. Ada orang yang semenjak kecil sudah ditampakkan keberhasilannya sebab berbakti pada ibunya ada juga yang mencicipi kesuksesan sehabis dewasa. Ada yang diberi rezeki yang berlipat ganda sebab kata-kata mujarab, doa yang makbul dan restu ibunya dalam setiap gerak langkahnya.

Betapa ibu benar-benar nirwana bagi anak-anaknya. Tidak salah kalau nirwana itu bersemayam di tapak kaki ibu. Kalau anak-anaknya berbakti pada ibunya, memberi perhatian dan mencintainya dengan sepenuh hati, maka pintu-pintu rezeki langit akan terbuka dan tercurah hanya padanya, berkat doa yang tulus lapang dada dari seorang ibu

Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa seorang lelaki tiba menemui Rasulullah SAW dan bertanya " Ya Rasulullah, siapakah yang berhak saya layani dengan sebaik-baiknya? Baginda Rasul menjawab "ibumu. " Dia bertanya lagi, "kemudian siapa lagi ?" Baginda tetap menjawab "ibumu". Orang itu bertanya lagi " kemudian siapa ya Rasulullah?' Rasulullah menjawab "ibumu". Dia bertanya lagi, "lalu siap lagi?" Baginda menjawab "ayahmu". 
Betapa bakti seorang anak kepada ibunya seharusnya tiga kali lebih besar atau lebih banyak dibanding bakti pada ayahnya. Sudah selayaknya kekuatan doa seorang ibu tiga kali lipat lebih besar lengan berkuasa dibanding doa ayah.

Pernahkah anda memperhatikan seekor induk ayam yang berjuang membela anak-anaknya dari gangguan binatang lain atau dari gangguan tangan-tangan pembangkang kita? Dia akan melawan sekuat tenaga untuk melindungi anak-anaknya dari ancaman. Hal yang tidak pernah dilakukan seekor ayam jago yang merupakan bapak dari bawah umur ayam itu. Meskipun anak ayam berada dalam ancaman si ayam jago tetap hambar sementara induk ayam akan bertarung hingga mati demi keselamatan anak-anaknya.

Jika ingin rezeki berlipat ganda, berbaktilah pada ibumu. Dapatkan kata-kata mujarab darinya, mintalah doanya yang makbul dan penuhi keinginannya semoga restunya sanggup diberikan dengan ikhlas. Wallahu alam.


Demikianlah Artikel Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ?

Sekianlah artikel Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mengapa Berbakti Pada Ibu Melipatgandakan Rezeki ? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/mengapa-berbakti-pada-ibu.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel