3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki
Wednesday, July 15, 2020
Edit
3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel alasan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : 3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki
link : 3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki
Tidak ada insan yang luput dari dosa dan kesalahan. Setiap hari bisa jadi kita melaksanakan dosa, disengaja ataupun tidak. Tabungan dosa kita semakin usang semakin menggunung, sementara tabungan amal kita semakin usang semakin menipis alasannya tidak pernah ditambah. Adakah amalan yang dalam sekejap bisa menggugurkan dosa?
Kata Rasul,
"Tidaklah seorang mukmin tidak tertimpa penderitaan berupa penyakit atau kasus lainnya, kecuali Allah hapuskan dengannya kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya."(H.R.Bukhari dan Muslim).
Mengapa harus sedih, menderita dan merasa paling malang dikala sakit? Sakit itu menggugurkan dosa. Betapa bersyukurnya kita jikalau tanpa melaksanakan apa-apa, tanpa melaksanakan ibadah yang sulit mengerjakannya, hanya dengan ridha pada penyakit yang diberi kemudian sabar bisa menggugurkan dosa kita.
Inilah salah satu keajaiban sakit yang sering dilupakan orang. Tatkala penyakit mulai menggerogoti badan, apalagi jikalau dokter memvonis kalau penyakit itu yakni penyakit yang susah disembuhkan, tidak ada obatnya, kita biasanya pribadi shock, banyak berkeluh kesah, tidak bisa berpikir jernih dan pikiran seolah tertutup oleh rasa khawatir dan sedih yang berkepanjangan. Tidak bisa lagi melihat sisi konkret dari sakit yang diderita.
Padahal sakit mempunyai kekuatan untuk meluruhkan dosa, laksana daun-daun kuning yang luruh satu persatu dari pohonnya. Pemahaman menyerupai ini sudah terpatri dalam benak salafush shalih, sehingga sakit bagi mereka yakni rezeki, berkah agung yang tak menciptakan hati resah dan pikiran jadi linglung. Hati mereka selalu welcome terhadap penyakit yang hinggap di badan, selalu siap sedia, mendapatkan dengan ridha dan tulus hati sakit yang diberi Allah padanya. Bukannya mereka menginginkan sakit tiba mendera hidupnya tapi setidaknya perasaan itu telah menjadi sugesti tersendiri bagi mereka, sehingga tidak terlampau kalut menghadapinya. Mereka sangat paham bahwa sakit itu rezeki yang harus disyukuri bukannya kemalangan yang harus ditangisi.
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda,
" Tidak ada yang menimpa seorang muslim dari kepenatan, sakit yang berkesinambungan, kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, hingga duri yang menusuk dirinya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. " (H.R. Bukhari)
Yang terpenting dari persoalan sakit ini yakni kemampuan untuk bersabar. Sakit yang disertai perilaku sabar mempunyai kemampuan merontokkan dosa. Sebaliknya sakit yang disertai dengan keluhan, erangan, protes dan galau berkepanjangan, tidak mau bersabar, ia menjadi "mandul" tidak mempunyai kekuatan asing untuk merontokkan dosa, bahkan bisa berpotensi memproduksi dosa-dosa baru. Dengan berparasangka buruk pada Allah, gampang marah, selalu berkeluh kesah dan tidak ridha dengan takdir Allah yakni beberapa dosa yang bisa saja kita tambah dikala sakit jikalau kita tidak bersabar.
# 2. Sakit mengangkat derajat seorang mukmin
Disamping menghapuskan dosa dan kesalahan seorang mukmin, cobaan - termasuk sakit - juga sanggup mendongkrak derajatnya.
Kata Rasul,
"Tidaklah suatu peristiwa alam menimpa seorang mukmin kecuali dengannya Allah akan meghapus kesalahannya, menetapkan kebaikan baginya dan akan mengangkat derajatnya." (diriwayatkan oleh Thabrani)
Itulah mengapa sakit itu yakni rezeki, alasannya sakit berfungsi selain sebagai penghapus dosa juga sebagai pendongkrak derajat seorang mukmin. Hal ini harusnya cukup memotivasi kita yang mengaku sebagai orang beriman untuk bersikap "ramah" pada sakit yang tiba bertamu dalam kehidupan kita. Sakit yang tiba disambut dengan sikpa sabar yang menyejukkan, sehingga ia bisa membawa rezeki /berkah, Rezeki /berkah terhapusnya dosa dan rezeki / berkah terangkat derajatnya.
Orang beriman jikalau diberi cobaan oleh Allah, kemudian ia bersabar atas cobaan yang menimpanya, maka hal itu bukan saja menghapuskan dosa-dosanya, akan tetapi Allah akan melimpahkan pahala baginya dan memperbanyak ganjarannya serta mengangkat kedudukannya di hadapan insan maupun di nirwana nantinya.
Sebagaimana firman Allah SWT,
" Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah gosip gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innalillahi wainnailaihi rajiun. Mereka itulah yang menerima keberkahan yang tepat dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang yang menerima petunjuk." (Al Baqarah : 155-157).
Anda sekarang membaca artikel 3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/3-alasan-mengapa-sakit-itu-rezeki.html
Judul : 3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki
3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki
Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas berbahagialah kalau sakit alasannya sakit itu rezeki. Artikel kali ini akan membahas alasan mengapa sakit itu rezeki?Alasan mengapa sakit itu rezeki
# 1. Sakit menggugurkan dosaTidak ada insan yang luput dari dosa dan kesalahan. Setiap hari bisa jadi kita melaksanakan dosa, disengaja ataupun tidak. Tabungan dosa kita semakin usang semakin menggunung, sementara tabungan amal kita semakin usang semakin menipis alasannya tidak pernah ditambah. Adakah amalan yang dalam sekejap bisa menggugurkan dosa?
Kata Rasul,
"Tidaklah seorang mukmin tidak tertimpa penderitaan berupa penyakit atau kasus lainnya, kecuali Allah hapuskan dengannya kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya."(H.R.Bukhari dan Muslim).
Mengapa harus sedih, menderita dan merasa paling malang dikala sakit? Sakit itu menggugurkan dosa. Betapa bersyukurnya kita jikalau tanpa melaksanakan apa-apa, tanpa melaksanakan ibadah yang sulit mengerjakannya, hanya dengan ridha pada penyakit yang diberi kemudian sabar bisa menggugurkan dosa kita.
Inilah salah satu keajaiban sakit yang sering dilupakan orang. Tatkala penyakit mulai menggerogoti badan, apalagi jikalau dokter memvonis kalau penyakit itu yakni penyakit yang susah disembuhkan, tidak ada obatnya, kita biasanya pribadi shock, banyak berkeluh kesah, tidak bisa berpikir jernih dan pikiran seolah tertutup oleh rasa khawatir dan sedih yang berkepanjangan. Tidak bisa lagi melihat sisi konkret dari sakit yang diderita.
Padahal sakit mempunyai kekuatan untuk meluruhkan dosa, laksana daun-daun kuning yang luruh satu persatu dari pohonnya. Pemahaman menyerupai ini sudah terpatri dalam benak salafush shalih, sehingga sakit bagi mereka yakni rezeki, berkah agung yang tak menciptakan hati resah dan pikiran jadi linglung. Hati mereka selalu welcome terhadap penyakit yang hinggap di badan, selalu siap sedia, mendapatkan dengan ridha dan tulus hati sakit yang diberi Allah padanya. Bukannya mereka menginginkan sakit tiba mendera hidupnya tapi setidaknya perasaan itu telah menjadi sugesti tersendiri bagi mereka, sehingga tidak terlampau kalut menghadapinya. Mereka sangat paham bahwa sakit itu rezeki yang harus disyukuri bukannya kemalangan yang harus ditangisi.
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda,
" Tidak ada yang menimpa seorang muslim dari kepenatan, sakit yang berkesinambungan, kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, hingga duri yang menusuk dirinya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. " (H.R. Bukhari)
Yang terpenting dari persoalan sakit ini yakni kemampuan untuk bersabar. Sakit yang disertai perilaku sabar mempunyai kemampuan merontokkan dosa. Sebaliknya sakit yang disertai dengan keluhan, erangan, protes dan galau berkepanjangan, tidak mau bersabar, ia menjadi "mandul" tidak mempunyai kekuatan asing untuk merontokkan dosa, bahkan bisa berpotensi memproduksi dosa-dosa baru. Dengan berparasangka buruk pada Allah, gampang marah, selalu berkeluh kesah dan tidak ridha dengan takdir Allah yakni beberapa dosa yang bisa saja kita tambah dikala sakit jikalau kita tidak bersabar.
# 2. Sakit mengangkat derajat seorang mukmin
Disamping menghapuskan dosa dan kesalahan seorang mukmin, cobaan - termasuk sakit - juga sanggup mendongkrak derajatnya.
Kata Rasul,
"Tidaklah suatu peristiwa alam menimpa seorang mukmin kecuali dengannya Allah akan meghapus kesalahannya, menetapkan kebaikan baginya dan akan mengangkat derajatnya." (diriwayatkan oleh Thabrani)
Itulah mengapa sakit itu yakni rezeki, alasannya sakit berfungsi selain sebagai penghapus dosa juga sebagai pendongkrak derajat seorang mukmin. Hal ini harusnya cukup memotivasi kita yang mengaku sebagai orang beriman untuk bersikap "ramah" pada sakit yang tiba bertamu dalam kehidupan kita. Sakit yang tiba disambut dengan sikpa sabar yang menyejukkan, sehingga ia bisa membawa rezeki /berkah, Rezeki /berkah terhapusnya dosa dan rezeki / berkah terangkat derajatnya.
Orang beriman jikalau diberi cobaan oleh Allah, kemudian ia bersabar atas cobaan yang menimpanya, maka hal itu bukan saja menghapuskan dosa-dosanya, akan tetapi Allah akan melimpahkan pahala baginya dan memperbanyak ganjarannya serta mengangkat kedudukannya di hadapan insan maupun di nirwana nantinya.
Sebagaimana firman Allah SWT,
" Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah gosip gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innalillahi wainnailaihi rajiun. Mereka itulah yang menerima keberkahan yang tepat dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang yang menerima petunjuk." (Al Baqarah : 155-157).
Syaikh As Sa'di menyampaikan di dalam tafsirnya, bahwa yang dimaksud kekurangan jiwa pada ayat di atas yakni meninggalnya orang-orang yang dicintai, dari kalangan anak-anak, kerabat erat dan teman-temannya. Atau juga berupa aneka macam macam penyakit yang menimpa tubuh seorang hamba maupun tubuh orang yang dicintainya.
Adapun orang yang diberi taufik oleh Allah untuk bersabar tatkala peristiwa alam ini terjadi kemudian ia sanggup menahan dirinya dari amarah, baik secara ucapan maupun perbuatan. Semua dilakukannya dalam rangka mengharapkan pahala dari Allah SWT. Ia mengetahui bahwa pahala yang didapatkan lewat kesabarannya lebih besar dari peristiwa alam yang menimpanya. Bahkan peristiwa alam itu menjadi nikmat baginya, menjadi rezekj yang besar untuknya. Mengapa? Karena peristiwa alam itu menjadi jalan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat baginya. Orang menyerupai ini sungguh telah menjalankan perintah Allah dan ia akan mendapatkan rezeki dan keberuntungan dengan pahala kesabarannya.
Orang yang bersabar tatkala dirundung sakit maka ia mendapatkan :
Orang yang bersabar tatkala dirundung sakit maka ia mendapatkan :
- keberkahan dan rezeki yang tepat berupa kebanggaan dari Allah,
- juga memperoleh rahmat Allah untuk memperoleh kesempurnaan pahala
- petunjuk yang menyebabkan mereka mengetahui yang haq (kebenaran).
- kekuatan untuk tetap bersabar alasannya menyadari sepenuhnya bahwa mereka berasal dari Allah dan kepadaNyalah kita akan kembali.
- perasaan ridha akan takdir Ilahi pada penyakit yang dideritanya.
- perasaan siap untuk kembali menghadapNya kapan saja Allah menginginkannya.
# 3. Sakit mengantarkan ke surga
Rezeki yang paling tinggi yakni nirwana yang nikmatnya tak pernah terbayangkan oleh manusia. Kita bersusah payah beribadah dan berinfak saleh di dunia yang sebentar ini demi mencapai ridha Allah biar memperkenankan kita mahluk berdosa ini menjejakkan kaki ke surgaNya. Betulkah sakit bisa mengantarkan kita ke surga? Terdapat beberapa riwayat bahwa Allah telah menyiapkan nirwana bagi hambaNya yang didera penyakit jikalau ia mau bersabar.
Dikisahkan ada seorang perempuan yang menghadap pada Baginda Rasul seraya berkata. "Aku terkena penyakit ayan dan terkadang alasannya serangan penyakit ini sebagian tubuhku tersingkap. Doakanlah aku." Berkata Baginda Rasul, "Jika engkau mau, bersabarlah, dan bagimu nirwana sebagai balasannya. Atau jikalau engkau mau maka saya akan berdoa kepada Allah, sehingga Dia menyembuhkanmu." Wanita itu berkata, "Aku akan bersabar." Kemudian ia berkata lagi, "Sesungguhnya karena penyakit ayan ini sebagian tubuhku biasa tersingkap, maka berdoalah kepada Allah untukkuagar tubuhkutidak tersingkap." Lalu Rasul pun mendoakannya. (H.R.Bukhari) .
Kita semua yakni perindu surga. Dan nirwana itu dikelilingi oleh sesuatu yang tidak disukai banyak orang. Rasullullah SAW bersabda, "Neraka itu dikelilingi oleh hal-hal yang disenangi dan nirwana itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disenangi." (H.R.Bukhari)
Sakit itu yakni hal yang tidak disenangi. Tapi jangan salah, bisa saja hal yang tidak disenangi itu mengantarkan kita menuju rezeki tertinggi yaitu surga.
Kalau begitu mengapa harus marah-marah dan banyak mengeluh dikala sakit mendera tubuh? Mengapa harus memenuhi pikiran dengan hal-hal negatif seolah sakit yakni "hantu berbaring" yang siap meluluhlantakkan tubuhnya dan pelan-pelan menghancurkan jiwa dan imannya? Bukankah sakit yakni rezeki /nikmat yang sanggup mendatangkan kebaikan dan manfaat bagi orang beriman?
Mulai hari ini perbaikilah persepsi anda wacana sakit dan rubahlah cara berpikir anda, Insya Allah anda akan mendapatkan rezeki dan kebaikan yang berlipat ganda. Wallahu alam.
Demikianlah Artikel 3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki
Sekianlah artikel 3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel 3 Alasan Mengapa Sakit Itu Rezeki dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/3-alasan-mengapa-sakit-itu-rezeki.html