4 Perilaku Yang Paling Sering Kita Lakukan Yang Ternyata Menjauhkan Rezeki.

4 Perilaku Yang Paling Sering Kita Lakukan Yang Ternyata Menjauhkan Rezeki. - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 4 Perilaku Yang Paling Sering Kita Lakukan Yang Ternyata Menjauhkan Rezeki., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel alasan, Artikel penghalang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 4 Perilaku Yang Paling Sering Kita Lakukan Yang Ternyata Menjauhkan Rezeki.
link : 4 Perilaku Yang Paling Sering Kita Lakukan Yang Ternyata Menjauhkan Rezeki.

Baca juga


Related

4 Perilaku Yang Paling Sering Kita Lakukan Yang Ternyata Menjauhkan Rezeki.

Sikap bisa jadi penentu rezeki anda!

  • Masih merasa rezeki anda susah? Jangan salah, perilaku kadang menjadi penghambat rezeki masuk. Kita pikir perilaku tidak memilih rezeki anda? Perhatikan goresan pena di bawah ini, beberapa perilaku yang paling sering kita lakukan yang ternyata mengusir rezeki, membuatnya menjauhi kita. Sikap apa saja itu?
 perilaku kadang menjadi penghambat rezeki masuk 4 Sikap Yang Paling Sering Kita Lakukan yang Ternyata Menjauhkan rezeki.

(1). SUKA MENCELA
      
       a. Cuaca.
  • Kondisi cuaca sering menjadikan ketidaknyamanan bagi kita. Kita pun kadang berharap cuaca adem tapi yang diberi Allah malah cuaca panas yang menyengat atau hujan lebat berhari-hari sehingga menghalangi acara kita. Tapi kan mustahil Allah mengkondisikan cuaca sesuai kehendak kita. Tidak mungkin kehendak Allah harus mengikuti kehendak kita. Jangan hingga ketidaknyamanan itu membuat kita murka dan tidak terima dengan takdir Allah. Jaga lisan baik-baik, jangan hingga kita tergelincir melaksanakan celaan terhadap cuaca yang tidak bersahabat. 
  • Hadits Rasulullah " Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang mengundang ridha Allah yang tidak sempat ia pikirkan, namun Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Sebaliknya ada hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tak pernah memikirkan bahayanya kemudian ia dilemparkan ke dalam jahanam (H.R.Ahmad).
Mencela cuaca = mencela Zat yang membuat dan mengendalikan cuaca. 
  • Protes seorang hamba ketika Allah menetapkan takdir, sejatinya protes pada Allah. Dalam sebuah hadits qudsi Allah melarang kita untuk protes pada keadaan yang Dia ciptakan.
  • Rasulullah SAW bersabda, Allah Taala berfirman, "manusia menyakiti Aku, ia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku yaitu pemilik masa, Akulah yang mengatur malam dan siang". (H.R. Bukhari Muslim). 
  • Mencela cuaca sama saja dengan mencela waktu lantaran keduanya ketentuan Allah. Tidak apa-apa mengomentari cuaca, asal hanya sekedar memberitakannya saja. Seperti "Hujan membasahi sepatuku. Atau cuaca sedang panas, sebaiknya menggunakan pelindung ketika keluar rumah." Tapi jangan mencela, dengan kalimat menyerupai "ngapain juga hujan turun terus, bikin banjir mana jalanan macet lagi! Sebel deh sama hujan, gak malam, pagi, siang sore gak pernah absen, rajin banget, istirahat napa?"
baca : mengapa tukang kritik jauh rezeki?
      
    b. Makanan.

  • Jangan mencela makanan, lantaran kuliner lah yang menunjang badan anda semoga bisa bertahan hidup, bisa berpengaruh melaksanakan aktivitas, bisa ibadah, bisa menikmati dunia. Bayangkan kalau harus menahan lapar, badan jadi lemas, tak bisa beraktivitas, ibadah malas. Mencela kuliner berarti mencela yang memberi makan. Bukan lantaran anda yang masak, anda yang beli dengan uang sendiri kemudian merasa jumawa, seperti anda yang memberi makan diri sendiri. Padahal siapa yang menumbuhkan padi, sayur, buah sebelum masuk ke perut anda? Siapa yang memenuhi maritim dengan ikan, membuat binatang ternak untuk jadi sumber protein anda? 

Jika anda mencela kuliner artinya anda mencela Allah. 
  • Jika kuliner itu tak sesuai selera, tak usah dimakan, cukup diberi kepada orang yang menyukainya. Jika diundang dan kuliner tuan rumah tidak enak, sekedar merasakan sedikit untuk menghormatinya tidak apa-apa ketimbang menghabiskan tapi sudah itu mencela habis-habisan (di belakangnya). 
  • Tahukah anda begitu banyak orang yang terlibat hingga kuliner itu terhidang di atas meja makan anda. Ada petani yang menanam, memelihara dengan susah payah kemudian memanen tanaman itu. Ada peternak yang bersimbah peluh memelihara ternaknya semoga siap untuk diperdagangkan. Ada pedagang yang memproses kemudian menjualnya. Anda tinggal tiba ke pasar, bawa duit kemudian mengolahnya, tinggal makan.
baca : mau rezeki berkah, bersyukurlah atas kuliner kita
   
    c. Manusia
  • Fisiknya. Lihat orang buruk dicela, liat orang cacat diejek, liat orang penyakitan dikatain, liat orang gendut diketawain, liat orang kurus kerempeng dibilangin. Bahkan yang bagus pun dicurigain, jangan-jangan operasi plastik.Tak ada yang luput dari celaan kita, padahal kita pun tak sempurna.
  • Kelakuannya. Lihat orang berilmu dibilangin sok tau alias kepo, liat orang ndeso dibilangin gak pernah makan sekolahan, lihat orang jahat didoain biar semaput, liat orang malas dibully, liat orang baik dibilang pencitraan, liat orang kalem dibilang jaim. Tak ada kelakuan yanh luput dari celaan kita. Padahal kelakuan kita belum tentu bagus. Mencela sesama insan = mencela penciptanya. Siapa Dia? Allah Taala.
  • Pekerjaannya. Liat orang ngemis dibilangin malas, liat psk dikatain gak bermoral, liat pejabat kaya dicurigain hasil korupsi, liat PNS dibilangin cuma bisa terima honor buta. Tak ada pekerjaan yang bagus di mata kita, semua punya kekurangan yang pantas untuk dicela.
  • Pemerintah. Kita tak pernah puas dengan kinerja pemerintah, selalu saja ada kurangnya. Semua kebijakan yang dibentuk pemerintah selalu salah sasaran berdasarkan kita. Tak pernah ada yang pas. Padahal jadi pemerintah yang mengurus rakyat itu tak mudah. Belum tentu kalau kita duduk menggantikan bisa berbuat lebih baik.
  • Pemberian. Saat diberi sesuatu oleh orang lain kita tak pernah puas, selalu saja ada kurangnya. Mulai dari harganya yang dianggap murahan, bentuknya yang tak menarik hatimu, macamnya yang tak sesuai keinginanmu, si pemberi tak kau sukai orangnya dan sebagainya. Padahal derma itu rezeki. Kita tak pernah minta dikasi kado trus tiba-tiba ada yang kasi (meski isinya tak sesuai harapan). Kita tak pernah minta traktir tiba-tiba makan ada yang bayarin (meski kita menuduhnya sok), kita tak pernah minta kebanggaan trus ada yang muji(meski kita menuduhnya gak iklas). Kita tak pernah terima derma dengan rasa syukur, selalu saja ada ruang buat nyela.


(2). SUKA MENGELUH
  • Harga-harga yang melambung. Apa lagi yang bikin kita gerah kecuali soal harga? Harga naik bikin kita ngeluh berkepanjangan lantaran daya beli berkurang.
  • Gaji tak naik. Setiap orang ingin punya uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Tapi meski harga-harga pada naik kita tetap harus mendapatkan kenyataan kalau honor kita tetap saja alias tak naik. Hal itu membuat kita mengeluh lantaran kurangnya duit yang bisa dibelanjakan.
  • Pendapatan yang seret. Tiada hari tanpa mengeluh, termasuk ketika bisnis menurun, laba menjauh, malah rugi melulu. Semua itu dikeluhkan dan mulai sibuk mencari kesalahan di luar dirinya. Mulailah mengeluhkan pemerintah yang tak becus mengurus negara sehingga pendapatan warganya menurun sebagai akhir dari resesi ekonomi yang berkepanjangan, banyak orang yang susah karenanya.
  • Sejuta daftar keluhan yaitu hal-hal yang menghiasi hari-hari kita, seolah tiada hari tanpa keluhan. Keluhan menarik energi negatif dan menjauhkan rezeki. Mengapa bisa begitu? Keluhan identik dengan kekufuran, ketidak bersyukuran, ketidakmampuan mendapatkan ketentuan Allah dengan baik.
baca : rezeki bakalan mandek kalau anda selalu mengeluh

(3). SUKA MENGUMPAT.
  • Coba perhatikan hal-hal berikut ini, apakah anda sering melakukannya?
  • Hampir diserempet orang bukannya istighfar, malah mengumpat, ngata-ngatain orang kalo perlu mendoakannya celaka.
  • Saat terpercik air hujan lantaran kendaraan yang lewat di dekatnya bukannya sabar malah mengumpat dan mengatakannya sok / sombong lantaran naik kendaraan beroda empat / motor.
  • Didahului orang lain ketika antrean bukannya menegur dengan baik-baik malah keluar seluruh sumpah serapah dari lisan kita, kalau perlu ngajak duel orangnya.
  • Pokoknya tidak ada hal-hal yang tidak membuat kita kesal. Hal-hal yang membuat kesal itu mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Perasaan kesal itu akan membuat kita tak bahagia, dan perasaan tak senang akan memancarkan energi negatif dalam diri kita dan energi negatif itu akan mengusir rezeki jauh-jauh. Orang saja ogah mendekat pada mereka yang pemarah, tukang mengumpat dan praktis kesal, bukan?

(4). PERHITUNGAN
  • Perhitungan beda dengan kikir. Kikir sama sekali ogah untuk mengeluarkan duit, sementara perhitungan mau mengeluarkan duit sehabis menghitung untung rugi dsb.
  • Perhitungan dengan uang. Banyak orang yang perhitungan dengan uangnya. Mungkin termasuk anda dan saya. Kita sanggup beli pulsa atau kuota internet hingga ratusan ribu, tapi begitu masukin ke celengan mesjid paling besar 20.000 rupiah. Karena internet dan pulsa yaitu kebahagiaan hidup kita, sementara celengan mesjid kita belum melihat urgensinya alias manfaatnya bagi kita. Kita sanggup makan di restoran mahal dengan biaya jutaan rupiah tapi memberi makan orang miskin dan anak yatim cukup pada ketika bulan ampunan saja atau pada ketika ada keperluan (pencitraan, pilkada dsb).
  • Perhitungan dengan amal kebaikan. Kita pilih-pilih untuk melaksanakan amal kebajikan, kita berbuat baik pada orang yang akan memberi kita sesuatu. Sebelum melakukannya kita pikir untung ruginya, apa yang kita dapatkan dari perbuatan tersebut, bermanfaat atau tidak. Jika tidak ada imbalannya kita ogah melakukannya. Kita tak pernah ikhlas, kita pamrih dalam melaksanakan sesuatu. Pamrihnya bukan pada Allah tapi pada insan yang lemah. Sadarkah bahwa kita bahwasanya melaksanakan syirik? Syirik yaitu dosa besar yang tak terampunkan dan penghambat rezeki nomor satu.


Perbaiki perilaku anda !

  • Itulah 4 perilaku yang paling sering kita lakukan yang mengusir jauh-jauh rezeki dari kita. Bukan Allah berbuat zalim tapi perilaku kita yang tanpa disadarilah yang membuat rezeki kita macet, terhambat dan mandek.
baca : rezeki terasa mandek, berhijrahlah !
  • Jika ingin rezeki lancar kembali, perbaiki perilaku anda. Tahukah bahwa Allah senantiasa melihat apa yang anda perbuat, malaikat senantiasa mencatat apa yang anda kerjakan dan selesai hidup bisa menjemput anda tiba-tiba. Maukah anda mati dalam kondisi melaksanakan perbuatan tercela dengan amal kebaikan yang minus? Naudzubillah min dzalik.
Wallahu alam..


Demikianlah Artikel 4 Perilaku Yang Paling Sering Kita Lakukan Yang Ternyata Menjauhkan Rezeki.

Sekianlah artikel 4 Perilaku Yang Paling Sering Kita Lakukan Yang Ternyata Menjauhkan Rezeki. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel 4 Perilaku Yang Paling Sering Kita Lakukan Yang Ternyata Menjauhkan Rezeki. dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/4-perilaku-yang-paling-sering-kita.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel