Makin Digali Makin Terasa Dangkal
Wednesday, March 22, 2006
Edit
Makin Digali Makin Terasa Dangkal - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Makin Digali Makin Terasa Dangkal, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Makin Digali Makin Terasa Dangkal
link : Makin Digali Makin Terasa Dangkal
Anda sekarang membaca artikel Makin Digali Makin Terasa Dangkal dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/03/makin-digali-makin-terasa-dangkal.html
Judul : Makin Digali Makin Terasa Dangkal
Makin Digali Makin Terasa Dangkal
ARTIKEL KE 759
SECANGKIR ILMU PAHAM
Konon tingkat terbawah dalam ilmu itu ialah *"PAHAM.*
Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati
Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.
Kalo mau banyak rezeki, pahami rezeki itu apa, bagaimana mendapatkannya secara syar'i, bagaimana mengupayakannya supaya menjadi berkah bermanfaat dalam hidup kita, sehabis didapatkan bagaimana menggunakannya biar bisa memberi kebahagiaan dunia dan alam abadi serta bagaimana menyikapi kala rezeki tak sesuai harapan dan mengundang problem.
Cari ilmunya, pahami dan amalkan..
Tingkat ke dua terbawah ialah *"KURANG PAHAM ".*
Orang kurang paham akan terus mencar ilmu hingga beliau paham ..., beliau akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul-simpul pemahaman yang benar ...!
Mengapa orang belajar? Karena merasa kurang paham wacana sesuatu. Begitu pula dengan rezeki. Jika merasa rezekinya susah, macet melulu dan tak selancar jalan tol, tanyakan pada diri mengapa bisa demikian? Adakah yang salah pada diri, pada cara dan pada pemanfaatan sumberdaya untuk memperolehnya? Gali terus sampe mendapatkan jawabannya. Inilah cikal bakal blog lancarrezeki.blogspot.com ini.
Naik setingkat lagi ialah mereka yang *SALAH PAHAM .* Salah paham itu biasanya alasannya ialah emosi dikedepankan, sehingga beliau tidak sempat berfikir jernih. Dan dikala mereka hasilnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamannya.
Inilah yan terjadi pada kebanyakan kita, salah paham soal rezeki. Saat rezeki lagi minta ampun susahnya kita merasa cukup merapalkan zikir-zikir tertentu, melaksanakan amalan-amalan tertentu, trus berharap besoknya pribadi berubah jadi kaya serta merta??? Orang kolot pun bakal tahu kalo ini pikiran yang salah..
Trus gak boleh zikir dan melaksanakan amalan?... Tentu boleh saja alasannya ialah zikir itu mengagungkan nama Allah. Tapi jangan mengandalkan itu sebagai jalan menuju tercapainya keinginan kita... Zikir dan amalan itu selain bekerja ialah bab dari ikhtiar, demi mendapatkan ridhaNya Allah SWT.
Kemudian tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah *GAGAL PAHAM. Gagal paham ini biasanya lebih alasannya ialah *KESOMBONGAN .*
Karena merasa berilmu, beliau sudah tidak mau lagi mendapatkan ilmu dari orang lain.
Tidak mau lagi mendapatkan masukan dari siapapun (baik itu nasehat dll ), atau pilih-pilih hanya mau mendapatkan ilmu (nasehat) dari yang beliau suka saja ..., bukan ilmu yg disampaikan, tapi siapa yang memberikan ...?
Tertutup hatinya.
Tertutup kebijaksanaan pikirannya.
Tertutup pendengarannya.
Tertutup logikanya.
Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri.
Parahnya lagi ...,
Dia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu, menjadi materi tertawaan orang yang paham.
Dia tetap dengan dirinya, dan beliau gembira dengan
ke-gagal paham-annya ...
"Kok *paham* ada di tingkat terbawah dan *gagal paham* di tingkat yang paling tinggi ? Apa tidak terbalik ?"
"Orang semakin paham akan semakin membumi, menunduk, merendah."
Dia menjadi bijaksana, alasannya ialah hasilnya beliau tahu, bahwa bergotong-royong aneka macam ilmu yang belum beliau ketahui, beliau merasa seperti beliau tidak tahu apa-apa ...
Dia terus mau mendapatkan ilmu, darimana-pun ilmu itu datangnya.
Dia tidak melihat siapa yang bicara, tetapi beliau melihat ..., apa yang disampaikan ...!
Dia paham ...,
Ilmu itu ibarat air, dan air hanya mengalir ke kawasan yang lebih rendah.
Semakin beliau merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.
Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi.
*dia ibarat balon gas* yang berada di atas awan.
Dia terbang tinggi dengan kesombongannya ...,
Memandang rendah ke-ilmuan lain yang tak sepaham dengannya,
*Dan merasa akulah kebenaran ... !!!*
Masalahnya ..., beliau tidak memiliki pijakan yang kuat, sehingga gampang ditiup angin, tanpa bisa menolak.
Sering berubah arah, tanpa kejelasan yang pasti.
Akhirnya beliau terbawa kemana-mana hingga terlupa jalan pulang ..., beliau tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan dibinasakan oleh kesombongannya ...
Dia akan mengakui ke-gagal paham-annya ..., dengan penyesalan yang amat sangat dalam.
"Jadi yang perlu diingat ...,
Akal akan berfungsi dengan benar, dikala hatimu merendah ...
Ketika hatimu meninggi.., maka ilmu jugalah yang akan membutakan si pemilik kebijaksanaan ..."
Ternyata di situlah kuncinya.
"Lidah orang bijaksana, berada didalam hatinya, dan tidak pernah melukai hati siapapun yang mendengarnya ..., tetapi hati orang dungu, berada di belakang lidahnya, selalu hanya ingin perkataannya saja yang paling benar dan harus didengar ... !!!"_
"Ilmu itu open ending"
Makin digali makin terasa dangkal.
Jadi jika ada orang yang merasa sudah tahu segalanya, berarti beliau tidak tahu apa2 ... !!!"
SEMOGA kehadiran blog ini BERMANFAAT dan artikel yang ada di sini bisa menjadi wangsit bagi pembacanya...
Wallahu alam...
Demikianlah Artikel Makin Digali Makin Terasa Dangkal
Sekianlah artikel Makin Digali Makin Terasa Dangkal kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Makin Digali Makin Terasa Dangkal dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/03/makin-digali-makin-terasa-dangkal.html