Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu
Wednesday, April 15, 2020
Edit
Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel kisah,
Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu
link : Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu
Anda sekarang membaca artikel Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/belajar-rezeki-dari-sepasang-sepatu.html
Judul : Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu
Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu
Filosofi rezeki dari sepasang sepatu.
- Dikisahkan seorang bapak bau tanah yang sudah usang menunggu bus datang, tergopoh-gopoh segera menaiki tangga bus sebelum pintunya tertutup. Saking terburu-burunya, sebelah sepatunya jadi lepas dan tertinggal di jalanan. Pintu bus tertutup dan ia gak sempat memungut sepatunya yang terjatuh sebelah itu. Bukannya muram, malah dengan sigapnya bapak bau tanah itu melepas sepatunya yang satu lagi dan melemparnya keluar jendela, kemudian berjalan santai dengan kaki telanjang menuju daerah duduknya.
- Seorang cowok yang melihat kejadian itu dan kebetulan duduk di sebelah Pak Tua itu ingin tau dengan sikapnya tadi, kemudian bertanya, mengapa Pak Tua melaksanakan hal itu. Melempar sepatunya ke jalanan dan berjalan santai tanpa beban meskipun harus bertelanjang kaki lantaran kehilangan sepatu?
a. Sepatu takdirnya berpasangan.
- Pak bau tanah itu tersenyum dan berkata bahwa siapapun yang menemukan sepatunya bakal dapat memanfaatkannya. Karena sepatu ditakdirkan untuk berpasangan, kalo cuma sebelah kan gak mungkin dapat dipake. Apalagi sepatunya itu masih elok dan masih layak pakai. Mungkin ada gelandangan yang butuh sepatu, dapat memakainya. Atau mereka yang miskin dan butuh uang dapat menjualnya.
- Begitu juga dengan kita insan niscaya berpasangan dengan rezeki kita. Gak ada insan yang terlahir gak punya rezeki. Setiap orang terlahir membawa rezekinya sendiri. Itu sebabnya orangtua tidak boleh membunuh anaknya lantaran kemiskinan, lantaran seorang anak lahir membawa rezekinya sendiri. Rezeki itu akan diberi bersama dengan rezeki orangtuanya.
b. Jangan menyepelekan sesuatu.
- Sepatu meskipun terkesan sepele ialah benda yang berharga. Kita gak mungkin berjalan bertelanjang kaki, selain kaki kita dapat tertusuk benda tajam, juga dapat kedinginan atau kepanasan lantaran aspal terik di siang hari. Sama halnya dengan pakaian yang melindungi tubuh, sepatu juga diharapkan untuk melindungi kaki.
- Apapun yang diberi Allah niscaya punya manfaat, meskipun terkesan sepele niscaya ada gunanya. Syukuri apa yang diberi Allah. Rezeki sedikit pun perlu disyukuri, lantaran kebahagiaan gak ditentukan oleh banyak tidaknya rezeki. Rezeki sedikit jikalau dapat dimanfaatkan dengan baik jauh lebih baik daripada rezeki banyak tapi gak dimanfaatkan untuk menambah tabungan amal.
- Jangan melihat seberapa kecil rezekimu tapi lihatlah seberapa besar Zat yang memberi.
c. Fokuslah pada tujuan
- Saat dipake berjalan gerakannya dapat berbeda. Sepatu kiri ke belakang dan sepatu kanan di depan. Meskipun gerakannya berbeda tapi tujuannya sama, yaitu menciptakan pemakainya melangkah.
- Begitupun dengan pasang surutnya rezeki yang kita terima harusnya gak mengubah keimanan kita. Rezeki banyak atau sedikit gak ngaruh dengan ketakwaan kita. Karena tujuan kita terang yaitu untuk meraih keridhaan Allah SWT. Rezeki banyak atau sedikit hanya embel-embel untuk mencapai tujuan tersebut. Rezeki bukan tujuan tapi alat untuk mencapai tujuan. Kita berhubungan dengan rezeki, kita mengkaryakannya untuk mencapai tujuan kita, menggunakannya untuk mempersiapkan bekal amal menuju kampung alam abadi yang abadi.
d. Ketahuilah posisimu.
- Sepatu gak pernah menuntut untuk berganti posisi. Sepatu kanan untuk kaki kanan dan sepatu kiri untuk kaki kiri. Gak pernah menuntut untuk berganti posisi lantaran tau kalo berganti posisi penggunanya gak dapat melangkah dengan baik, bahkan dapat jatuh terjerembab dan melukainya. Mereka berbeda posisi tapi saling melengkapi
- Begitu juga kita manusia, syukuri rezeki yang diberi Allah SWT. Karena Allah sudah membagi rezeki bagi si miskin dan si kaya secara adil. Kaya bukan tanda mulia dan miskin bukan tanda hina. Gak perlu minta berganti posisi lantaran masing-masing udah terang kiprahnya di dunia ini. Orang kaya butuh orang miskin untuk disedekahi. Orang miskin butuh orang kaya untuk memberdayakannya. Mereka harus saling bekerjasama, saling melengkapi menjadi khalifah, mengelola bumi ini dengan baik. Bukankah mereka diciptakan untuk mengabdi padaNya bukan untuk protes atas nasibnya? Allah sudah memilih mana posisi yang terbaik bagi setiap hambaNya..
e. Saling bekerjasama.
- Sepasang sepatu harus berhubungan untuk menghasilkan langkah yang seirama. Jika yang satu lompat maka sepatu yang lainnya juga ikut melompat untuk menghasilkan lompatan yang tinggi.
- Begitu juga dengan kehidupan ini. Kita harus saling berhubungan dengan orang lain, saling menghargai, saling bantu membantu untuk menghasilkan harmoni kehidupan yang seimbang dan selaras. Kita mesti menjaga bumi ini, jangan merusaknya. Tapi gunakan sesuai kebutuhan kita. Gak ada eksploitasi ataupun memeras kekayaan alam sedemikian rupa. Mengapa selama ini banyak tragedi dan kerusakan di bumi? Karena kita gak menggunakan sumberdaya alam, rezeki yang dianugerahkan Allah untuk memenuhi kebutuhan kita secara bijak. Kita ditutupi oleh keserakahan dan nafsu.
f. Sederajat.
- Sepatu itu memang berbeda posisi tapi selalu sejajar, sederajat, gak ada yang lebih tinggi dibanding yang lain. Sepatu memang diciptakan berbeda tapi fungsinya saling melengkapi satu sama lain. Bentuknya sama, ukurannya sama dan fungsinya juga sama.
- Begitu juga dengan kita manusia. Kita diciptakan berbeda warna kulit, berbeda daerah tinggal, berbeda bangsa, bahkan berbeda jumlah rezekinya, tapi kita semua sederajat di hadapan Allah. Gak ada bangsa yang lebih tinggi dari bangsa lainnya. Gak ada insan yang lebih elok derajatnya dibanding insan lainnya. Yang membedakannya hanya amalnya. Itupun hak prerogatif Allah yang menilai amalan tersebut. Makara gak usah sok sibuk menghisab dosa orang lain. Karena belum tentu kita jauh lebih baik dari mereka. Gak perlu sombong lantaran kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita rendahkan.
g. Saling mendukung.
- Saat menggunakan sepatu, keduanya akan selalu bersama dan mengikuti irama kaki pemiliknya. Saat menaiki tangga, keduanya harus ikut. Gak mungkin kaki kanan menaiki tangga dan kaki kiri gak ikutan. Karena mereka ditakdirkan untuk saling mendukung.
- Manusia juga begitu. Kita diciptakan saling berbangsa, bersuku-suku, berbeda keyakinan untuk saling mendukung. Perbedaan itu anugerah. Perbedaan bukan jalan untuk saling menjatuhkan dan melecehkan. Justru perbedaan itu menciptakan kita dapat saling menghargai dan bertoleransi. Kita harus jadi rahmatan lil alamin bahkan bagi penganut agama yang berbeda dengan kita. Gak ada perang dan perlawanan kecuali jikalau mereka mengganggu dan membahayakan kita.
h. Jika satu hilang yang lain gak berarti.
- Jika salah satu sepatu hilang maka sebelahnya jadi gak berarti lantaran gak dapat dipakai. Takdir sebuah sepatu ialah berpasangan. Mereka dapat dimanfaatkan jikalau jumlahnya sepasang. Itupun harus yang kanan dan kiri. Jika sepasang sepatu semuanya sepatu kanan niscaya gak dapat digunakan bukan?
- Begiu juga dalam kehidupan. Suami isteri ialah menyerupai sepasang sepatu yang harus saling mendukung dalam rumah tangga. Rezeki gampang masuk dalam rumah tangga yang damai, yang saling mencintai dan melengkapi. Rumah tangga yang selalu dihiasi pertengkaran dan kebohongan rezekinya jauh. (baca : apakah perceraian menghalangi rezeki?).
- Harta itu hanya titipan, nyawa pun cuma pinjaman. Kehilangan itu gak dapat pilih-pilih, dapat kehilangan siapa aja, apa saja dan kapan saja. Bagi orang beriman kehilangan akan menunjukkan banyak pelajaran padanya. Dapat berkah disyukuri dan berbuat salah diimbangi dengan taubat. Taubat atas dosa, dapat mengembalikan keseimbangan dalam hidup insan yang goyah lantaran maksiat, dosa dan kesalahan.
Demikianlah sepasang sepatu mengajarkan kita banyak kebijaksanaan, terutama yang terkait dengan rezeki.
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu
Sekianlah artikel Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Belajar Rezeki Dari Sepasang Sepatu dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/belajar-rezeki-dari-sepasang-sepatu.html