Filosofi Kopi Terkait Rezeki
Thursday, April 16, 2020
Edit
Filosofi Kopi Terkait Rezeki - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Filosofi Kopi Terkait Rezeki, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel cerita,
Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Filosofi Kopi Terkait Rezeki
link : Filosofi Kopi Terkait Rezeki
Anda sekarang membaca artikel Filosofi Kopi Terkait Rezeki dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/filosofi-kopi-terkait-rezeki.html
Judul : Filosofi Kopi Terkait Rezeki
Filosofi Kopi Terkait Rezeki
Apa Itu Filosofi Kopi?
- Ini bukanlah salah satu judul film hasil karya sineas Indonesia, tapi sebuah filosofi yang diajarkan oleh secangkir kopi. Kopi yaitu minuman yang sangat populer, banyak digemari alasannya yaitu rasanya yang nikmat luar biasa. Lagi suntuk, minumlah secangkir kopi, maka suntuk anda akan hilang, berganti dengan rasa segar. Mencium aroma saja sudah bikin hati senang..he he he..
- Bagi para penikmat kopi, rasanya senang bila dapat mendapat secangkir kopi yang rasanya pas di lidah.. Gak pahit, gak manis, pokoknya takarannya pas. Campurannya menyatu tanpa perlu mematikan rasa khas kopinya. Lalu apa pula yang diajarkan oleh secangkir kopi?
- Filosofi Kopi itu begini
- Kopinya pahit.., yang disalahkan niscaya gulanya, alasannya yaitu kurang banyak, sehingga kopinya jadi sepet, pahit, gak nikmat di lidah..
- Kopinya terlalu manis...., yang disalahkan juga gulanya alasannya yaitu takarannya terlalu banyak.
- Kopinya pas rasanya..., yang dipuji yaitu kopinya..!! KOPINYA MANTAP. Lalu di mana andil gula di sini yang turut berperan serta menghasilkan kopi yang mantap?
- Itulah filosofi yang diajarkan oleh secangkir kopi, bahwa untuk menghasilkan kopi yang nikmat bukan hanya satu komponen saja (kopi) yang berperan tapi gula, susu dan bahan-bahan lain yang bila dicampur dengan dosis yang pas dan blended akan berhubungan menghasilkan kopi yang enak..
Filosofi kopi dalam rezeki.
- Manusia juga begitu....kehidupannya menyerupai secangkir kopi.
- Saat rezekinya susah, merasa Allah gak adil padanya, beliau diberi cobaan, diberi ujian yang demikian berat, hingga beliau merasa galau mau berbuat apa? Ibadah sudah, kerja juga sudah, kok rezekinya tetap aja susah?? Salahnya di mana?
- Saat rezekinya banyak tapi gak berkah, hidupnya gak nyaman, gak manfaat, gak senang meski bergelimang harta, merasa kalau Allah menghukumnya, merasa gak ada gunanya punya rezeki banyak tapi gak dapat bikin hidup tenang..
- Saat rezekinya banyak dan menciptakan bahagia?? Dia merasa kalau itu yaitu hasil kerja kerasnya, membuatnya jumawa, besar hati akan prestasi dan keberhasilannya. Allah hanya suplemen penderita baginya.
- Itulah kita manusia, mau punya rezeki yang banyak dan berkah tapi gak mau berusaha MELIBATKAN ALLAH dalam setiap perjuangan dan ikhtiarnya. Udah kerja keras kok rezeki masih seret? Allah kok kayaknya tutup mata nih? Rezeki banyak kok bikin susah ya? Allah kok ngasi rezeki tapi gak kasi ketenangan sih?
- Kok yang salah Allah sih..?? Kita gak ngaca kenapa kita susah rezeki? Kita gak nyadar kalo kita sendiri yang minta semoga rezeki kita susah, gak ingat apa yang kita lakukan sebelumnya. Kita pengen semoga dikasi rezeki sesuai cita-cita kita, takarannya, ukurannya, bentuknya, jumlahnya, seolah kita pengen ngatur Allah. Emang kita pantas gak sih dikasi rezeki banyak? Pernah nanya ama diri sendiri gak, apa ukuran kepantasan kita sehingga rezeki boleh banyak? Kita ibadah juga asal ibadah, sekedar menggugurkan kewajiban, itu juga sering telat dan seringkali lupa atau akal-akalan lupa dengan kewajiban menyembah padaNya. Sudah bersyukur gak dengan rezeki yang sedikit itu. Rezeki sedikit aja gak disyukurin apalagi kalo dikasi rezeki banyak? Lagipula susah rezeki itu gak berarti kiamat..!!
- Kok yang salah Allah lagi sih? Udah dikasi rezeki yang banyak..(kan saban malam minta-minta tuh sama Allah)..eh begitu dikasi hidupnya bukannya enak, malah tambah susah. Suami sibuk kerja (nyari rezeki nih judulnya), tapi gak pernah perhatian lagi sama keluarganya, habis waktu tersita oleh kerjaan atau usahanya yang lagi sukses-suksesnya. Isteri jadi sosialita, arisan kiri kanan, pesta-pesta, belanja blanji, tapi hidupnya gersang, perkawinannya jadi hambar. Anak-anak apalagi.. udah jarang di rumah, sering kelayapan, bandel, gak mau denger orang tua, dan jadi salah pergaulan, kecanduan narkoba, ato malah jadi begal.. Padahal duit bejibun, harta berlimpah, kendaraan beroda empat tersedia, rumah megah kolam istana, kalo orang lain niscaya ngiri liatnya. Tapi lagi-lagi protes sama Allah kok dikasi rezeki banyak tapi gak ada ketenangan hidup? Mending dulu waktu rezeki susah tapi keluarga serasi dan jiwa tentram..
- Saat rezekinya banyak dan hidupnya bahagia, tentram, damai, menikmati hidup siapa penyebabnya...DIRINYA... Karena beliau pinter, rajin, kerja keras, gak berhenti hingga sukses diperolehnya, trus Allah diposisikan di mana? Memangnya lahir udah bersama pinter, rajin dan sukses? Kalo Allah gak ngizinin emang kita dapat sukses?
- Allah diposisikan kaya' gula dalam filosofi kopi, selalu jadi kambing hitam dalam kesusahan kita tapi gak diingat dikala kita di puncak kesuksesan...
- Allah gak akan turun posisi jadi Tuhan bila kita gak menyembahNya, bila kita gak mengakuiNya. Dia tetaplah Maha Kuasa, kita aja yang goblok dan terlalu sombong..
- Ngacalah..jangan jadikan Allah sebagai suplemen penderita.. Jadikan Dia tokoh utama dalam setiap tindakan kita. TujuanNya buat mencari ridhaNya, kalo Dia ridha..semuanya jadi keciiiil... urusan rezeki mah praktis bagi Allah..
- Bahwa untuk menghasilkan secangkir kopi yang nikmat (rezeki yang banyak lagi berkah), bukan hanya kerja yang berpengaruh, bukan hanya alasannya yaitu kualitasmu sebagai manusia, tapi adonan aneka macam faktor dengan Allah sebagai pusatnya. Kalo Allah ridha maka rezekimu bukan hanya banyak tapi juga berkah. Silakan baca lagi pengertian berkah itu di sini. Nah kini kiprah kita cuma satu..GIMANA SUPAYA ALLAH RIDHA SAMA USAHA KITA.
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Filosofi Kopi Terkait Rezeki
Sekianlah artikel Filosofi Kopi Terkait Rezeki kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Filosofi Kopi Terkait Rezeki dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/filosofi-kopi-terkait-rezeki.html