Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...???
Thursday, April 16, 2020
Edit
Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...??? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...???, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...???
link : Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...???
Anda sekarang membaca artikel Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...??? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/mengapa-mesti-pelit-sedangkan-rezeki.html
Judul : Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...???
Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...???
Pelit itu sifat tercela
- Pelit alias kikir alias bakhil muncul alasannya yakni godaan setan sebagai jalan menjerumuskan kita pada neraka. Pelit itu menahan hartanya, menahan rezeki yang dititipkan Allah padanya biar dimiliki hanya untuk dirinya dan keluarganya. Padahal dalam setiap harta/rezeki itu ada hak orang lain.
- Ibnu Taimiyah berkata, " seorang muslim yang terpuji yakni yang mempunyai sifat terpuji dan dermawan. Sebaliknya muslim yang tercela yakni muslim yang mempunyai sifat pelit dan pengecut."
- Rasulullah SAW sangat mengecam sifat pelit ini,
- Rasulullah mengingatkan kita betapa sifat bakhil menimbulkan kehancuran bagi seseorang. Seringkali orang menyangka dengan bersifat pelit beliau sanggup bertambah kaya, bertambah makmur, bertambah sejahtera, alasannya yakni hartanya, rezekinya terus terkumpul tiada berkurang? Mungkin secara kuantitas bertambah tapi dari segi keberkahan tidak ada.
- Allah sudah tahu sifat insan ini,
Rezeki itu titipan alias amanah..
- Semua apa yang ada di muka bumi ini termasuk rezeki yang diberi pada setiap individu yakni titipan, amanah yang diberikan pada kita untuk dikelola dan dipakai dalam ketakwaan padaNya.
- Dalam rezeki itu ada hak orang lain. Hak fakir miskin, anak terlantar, anak yatim termasuk yang menimba ilmu agama. Jika sengaja menahan kepingan mereka sementara kita sudah wajib atasnya (sudah hingga nisabnya) itu dikategorikan perbuatan zalim, serta membangkang perintah Allah pemilik rezeki/harta yang sebenarnya. Harusnya kita mikir masa sesuatu yang dititipkan dan diamanahkan penggunaannya bagi kita tidak kita tunaikan?
- Rasulullah SAW bersabda,
Barangsiapa diberi harta oleh Allah kemudian tidak menunaikan zakatnya pada hari final zaman hartanya akan dijadikan seekor ular jantan aqra' (kulit kepalanya rontok alasannya yakni banyaknya racun), yang berbusa kedua sudut mulutnya dan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. Ular itu memegang dengan kedua sudut mulutnya dan berkata, "saya yakni hartamu, aku yakni simpananmu." (H.R. Bukhari).
- Ayat dan hadits di atas yakni bahaya serius bagi mereka yang terlalu pelit akan harta/rezekinya terkait dengan kewajiban berzakat. Bagaimana pedihnya siksa yang akan mereka dapatkan di darul abadi kelak. Begitu pula kehidupannya di dunia jadi jauh dari rahmat Allah, jauh dari keberkahan. Allah senantiasa mengakibatkan bayang-bayang kefakiran terbayang-bayang di matanya. Sehingga berapa banyakpun hartanya beliau tetap selalu merasa tidak cukup, merasa selalu miskin. Aktivitas hariannya ketika mengejar rezeki dipenuhi ketamakan dan jauh dari kelezatan ibadah dan manisnya iman. Padahal harta itu tidak di bawa mati, justru ibadah dan amal saleh lah yang akan menjadi sobat abadinya hingga di hari perhitungan kelak.
- Di sinilah ungkapan bahwa rezeki itu hanya titipan, yang akan diberi selama kita masih hidup. Jika jatah rezeki telah habis untuk kita maka ketika itulah ajal tiba menjemput. Rezeki itu hanya dititipkan sekedarnya di tangan kita biar sanggup dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kita selama di dunia. Jika umur dihabiskan hanya untuk mencarinya tanpa tahu memanfaatkannya untuk bekal darul abadi maka celakalah kita.
- Mengapa kita begitu pelit dengan sesuatu yang bukan milik kita, sesuatu yang hanya dititipkan pada kita? Padahal sedekah tak mengurangi harta sedikitpun, itu sabda Rasulullah...
- Mengapa harta tak berkurang alasannya yakni di sedekahkan?
- Hartanya diberkahi dan dijauhkan dari aneka macam mudharat. Harta juga sanggup memperlihatkan mudharat. Harta yang banyak bila tidak berkah sanggup membinasakan pemiliknya. (baca : 4 ciri-ciri rezeki yang tak berkah)
- Meskipun secara kuantitas berkurang tapi secara kualitas bertambah, alasannya yakni adanya pahala yang berlipat ganda yang menunggu dibalik perbuatan terpuji itu. (baca : sedekah sebagai penderas rezeki).
- Jadi jauhilah sifat pelit, kikir alias bakhil alasannya yakni itu bukanlah cerminan perilaku seorang muslim..
Wallahu alam...
Demikianlah Artikel Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...???
Sekianlah artikel Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...??? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.