Merasa Cukup Dengan Yang Halal
Saturday, December 12, 2020
Edit
Merasa Cukup Dengan Yang Halal - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Merasa Cukup Dengan Yang Halal, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel alasan,
Artikel Amalan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Merasa Cukup Dengan Yang Halal
link : Merasa Cukup Dengan Yang Halal
Anda sekarang membaca artikel Merasa Cukup Dengan Yang Halal dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/merasa-cukup-dengan-yang-halal.html
Judul : Merasa Cukup Dengan Yang Halal
link : Merasa Cukup Dengan Yang Halal
Merasa Cukup Dengan Yang Halal
MENGAPA SUAMI BOSAN PADA ISTRINYA?
Siapa sih yang tidak ingin senang hidup perkawinannya? Semua orang ingin mempunyai perkawinan yang indah, mesra dan langgeng. Perkawinan yang langgeng itu rezeki demikian juga dengan isteri salihah (baca : mengapa isteri itu rezeki bagi suaminya?).
Berikut ini kisah yang sering terjadi pada orang-orang di sekitar kita dan bisa jadi pada pasangan hidup kita sendiri..
Cerita yang bisa jadi pelajaran buat kita semua.
Ada seorang lelaki berkata kepada seorang syekh:
"Dulu, sebelum menikah, saya melihat istriku begitu indah, tiada duanya di dunia ini. Ketika saya melamarnya, ternyata ada banyak perempuan yang seindah dia. Ketika saya menikahinya, saya mulai merasa bahwa ada banyak perempuan yang lebih anggun darinya. Sekarang, sesudah hampir sepuluh tahun kami menikah, saya merasa bahwa semua perempuan lebih menarik daripada istriku."
Berikut ini kisah yang sering terjadi pada orang-orang di sekitar kita dan bisa jadi pada pasangan hidup kita sendiri..
Cerita yang bisa jadi pelajaran buat kita semua.
Ada seorang lelaki berkata kepada seorang syekh:
"Dulu, sebelum menikah, saya melihat istriku begitu indah, tiada duanya di dunia ini. Ketika saya melamarnya, ternyata ada banyak perempuan yang seindah dia. Ketika saya menikahinya, saya mulai merasa bahwa ada banyak perempuan yang lebih anggun darinya. Sekarang, sesudah hampir sepuluh tahun kami menikah, saya merasa bahwa semua perempuan lebih menarik daripada istriku."
Syekh itu menjawab: "Apakah engkau tahu, ada yang jauh lebih parah dari yang kau alami dikala ini?" Dia menjawab, "Tidak." "Seandainya, engkau menikahi seluruh perempuan di dunia, tanpa terkecuali, maka engkau akan merasa bahwa anjing-anjing yang berkeliaran di jalan jauh lebih menarik bagimu daripada perempuan manapun."
Syekh itu melanjutkan: "Masalah bahwasanya bukan terletak pada istrimu, tapi terletak pada hati rakusmu dan mata keranjangmu. Mata insan tidak akan pernah puas, kecuali jikalau sudah tertutup tanah."
Lalu Syekh itu bertanya: "Apakah engkau ingin istrimu kembali menyerupai dulu, menjadi perempuan terindah di dunia ini?"
"Iya Syekh," jawab lelaki itu dengan perasaan tak menentu.
"Tundukkan pandanganmu, pejamkanlah matamu dari hal-hal yang haram. Ketahuilah, orang yang merasa cukup dengan yang halal, maka ia akan diberi kenikmatan yang tepat di dalam kehalalan tersebut."
Syukurilah perempuan yang telah dikirim Allah untuk menyempurnakan hidupmu. Yang telah rela meninggalkan kenyamanan hidup dalam keluarganya untuk bersamamu. Wanita yang telah mendampingimu mengarungi hidup mulai dari nol, menjadi tumpuanmu dikala suka dan penggembiramu dikala duka. Dialah perempuan halal yang bisa kau dekati dan pergauli dengan ma'ruf. Wanita yang kau sudah ikrarkan untuk menjaganya di hadapan Allah SWT lewat ijab kabul. Wanita yang nantinya akan kau pertanggung jawabkan di hadapan Ilahi Rabbi. (baca : apa yang diinginkan isteri dari suaminya?)
Begitu juga halnya dengan rezeki.
Mengapa rezeki orang lain tampak lebih bagus, lebih lancar dan lebih gampang dibanding kita? Karena yang selalu nampak di mata kita yaitu kuantitasnya, jumlahnya, kesenangan yang didapat alasannya memperolehnya..
Padahal bisa jadi orang itu ikhtiarnya dua kali lebih keras di banding kita. Bisa jadi ia mengorbankan tidur malamnya dan kesenangan dengan keluarganya untuk mendapat itu.
Siapa yang tahu bahwa rezeki itu diperolehnya melalui jalan yang halal atau malah ia mendapatkannya secara haram?
Banyak pertanyaan yang gak bisa kita jawab, alasannya bukan kita yang mengalaminya. Rumput tetangga selalu lebih baik dari rumput di halaman sendiri. Karena yang kita jadikan ukuran yaitu rezeki orang lain, bukan rezeki yang diberi Allah hanya untuk kita. Kalo begini ceritanya gak akan pernah ada kepuasan, selalu kurang dan gak cukup.
Jadi.....Stop, melaksanakan perbandingan !
Karena apa yang diberi Allah itulah yang terbaik. Merasa cukuplah dengan yang halal meskipun sedikit alasannya yang sedikit ini jauh lebih baik dibanding yang banyak tapi haram. (baca : efek rezeki haram)
Mengapa insan suka membandingkan diri dan tidak cukup dengan yang halal?
Bisa jadi Allah telah menutup hati dan pendengarannya...sehingga gak bisa melihat nikmat yang diberikan padanya, menyerupai pada ayat ini:
Bisa jadi alasannya mereka telah dibisiki setan untuk ingkar atas nikmat Allah sehingga memandang baik perbuatannya. Bukankah setan / iblis yaitu mahluk yang paling ingkar pada Allah. Tapi anehnya insan kini bisa jauh lebih "jago" keingkarannya...sampe setan aja "geleng-geleng kepala" (kagum alasannya anak didiknya berhasil, yihiii...punya mitra di neraka nih, pikirnya). (baca : mungkinkah anda dikuasai jin kafir hingga rezeki susah dan sial melulu?)
Berikut ini yaitu anekdot yang saya dapatkan di medsos ihwal setan yang udah "capek" dengan tingkah laris manusia... (padahal kenyataannya mana ada setan yang capek...hehe)
Setan : " Wahai Malaikat, sampaikan kepada Tuhan saya mau mengajukan pensiun dini untuk menarik hati insan !"
Malaikat : " Kenapa kau minta pensiun? padahal kau yang meminta untuk selalu menarik hati insan hingga hari Kiamat ?
Setan : " Wahai Malaikat .... Amit amit kini kelakuan insan sudah melebihi setan. Saya kuatir justru saya yang terpengaruhi oleh manusia. Makanya saya minta pensiun dini untuk menarik hati insan .
Coba bayangin aja :
Syukurilah perempuan yang telah dikirim Allah untuk menyempurnakan hidupmu. Yang telah rela meninggalkan kenyamanan hidup dalam keluarganya untuk bersamamu. Wanita yang telah mendampingimu mengarungi hidup mulai dari nol, menjadi tumpuanmu dikala suka dan penggembiramu dikala duka. Dialah perempuan halal yang bisa kau dekati dan pergauli dengan ma'ruf. Wanita yang kau sudah ikrarkan untuk menjaganya di hadapan Allah SWT lewat ijab kabul. Wanita yang nantinya akan kau pertanggung jawabkan di hadapan Ilahi Rabbi. (baca : apa yang diinginkan isteri dari suaminya?)
Begitu juga halnya dengan rezeki.
Mengapa rezeki orang lain tampak lebih bagus, lebih lancar dan lebih gampang dibanding kita? Karena yang selalu nampak di mata kita yaitu kuantitasnya, jumlahnya, kesenangan yang didapat alasannya memperolehnya..
Padahal bisa jadi orang itu ikhtiarnya dua kali lebih keras di banding kita. Bisa jadi ia mengorbankan tidur malamnya dan kesenangan dengan keluarganya untuk mendapat itu.
Siapa yang tahu bahwa rezeki itu diperolehnya melalui jalan yang halal atau malah ia mendapatkannya secara haram?
Banyak pertanyaan yang gak bisa kita jawab, alasannya bukan kita yang mengalaminya. Rumput tetangga selalu lebih baik dari rumput di halaman sendiri. Karena yang kita jadikan ukuran yaitu rezeki orang lain, bukan rezeki yang diberi Allah hanya untuk kita. Kalo begini ceritanya gak akan pernah ada kepuasan, selalu kurang dan gak cukup.
Jadi.....Stop, melaksanakan perbandingan !
Karena apa yang diberi Allah itulah yang terbaik. Merasa cukuplah dengan yang halal meskipun sedikit alasannya yang sedikit ini jauh lebih baik dibanding yang banyak tapi haram. (baca : efek rezeki haram)
Mengapa insan suka membandingkan diri dan tidak cukup dengan yang halal?
Bisa jadi Allah telah menutup hati dan pendengarannya...sehingga gak bisa melihat nikmat yang diberikan padanya, menyerupai pada ayat ini:
Bisa jadi alasannya mereka telah dibisiki setan untuk ingkar atas nikmat Allah sehingga memandang baik perbuatannya. Bukankah setan / iblis yaitu mahluk yang paling ingkar pada Allah. Tapi anehnya insan kini bisa jauh lebih "jago" keingkarannya...sampe setan aja "geleng-geleng kepala" (kagum alasannya anak didiknya berhasil, yihiii...punya mitra di neraka nih, pikirnya). (baca : mungkinkah anda dikuasai jin kafir hingga rezeki susah dan sial melulu?)
Berikut ini yaitu anekdot yang saya dapatkan di medsos ihwal setan yang udah "capek" dengan tingkah laris manusia... (padahal kenyataannya mana ada setan yang capek...hehe)
SETAN MINTA PENSIUN
Malaikat : " Kenapa kau wahai Setan ..kok murung menyerupai stress dan frustasi ?Setan : " Wahai Malaikat, sampaikan kepada Tuhan saya mau mengajukan pensiun dini untuk menarik hati insan !"
Malaikat : " Kenapa kau minta pensiun? padahal kau yang meminta untuk selalu menarik hati insan hingga hari Kiamat ?
Setan : " Wahai Malaikat .... Amit amit kini kelakuan insan sudah melebihi setan. Saya kuatir justru saya yang terpengaruhi oleh manusia. Makanya saya minta pensiun dini untuk menarik hati insan .
Coba bayangin aja :
- Manusia BERZINA, yang lezat dia, yang disalahkan SETAN.
- Manusia KORUPSI yang menikmati dia, katanya digoda SETAN.
- Manusia SELINGKUH ia keenakan, katanya dipengaruhi SETAN.
- Manusia ke DISKOTIK dan karaoke disana bernyanyi nyanyi, senggol sana sini, katanya disuruh SETAN.
- Manusia yang BERJUDI, katanya undangan SETAN. Padahal hamba nggak bisa gunain duit.
- Manusia BERBOHONG alasannya dampak SETAN, padahal untung ruginya gak ada buat SETAN.
Manusia kini bener bener kebangetan sekali deh...Pokoknya saya pengen pensiun dini untuk menarik hati manusia.
Saya benar-benar tobat memikirkan Manusia....manusia memfitnah saya terus.... "
(hmmm malah setan yang mau tobat)"
Anekdot ini sekadar citra bagaimana kelakuan kita yang sudah over, bahkan setan aja "eneg" ngeliatnya...
Siapapun tidak bertanggung jawab atas kondisi kita. Rezeki kurang lancar, bukan kesalahan siapa-siapa, bukan pula setan. Karena kita dikasi otak dan kemampuan untuk menuntaskan dilema itu. Karena toh kita mempunyai kemerdekaan untuk menentukan tindakan kita pribadi...dan HARUS bisa mempertanggung jawabkan pilihan itu. Karena toh kita bisa ikhtiar dan tawakkal atas perjuangan kita. Karena toh kita punya Allah yang Maha Pengasih dan Pemberi Rezeki yang Tak ada habisnya.
Karenanya insan akan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya tanpa bisa menyalahkan setan atau siapapun lagi di hadapan Allah SWT..
Dan semuanya akan menjadi saksi, termasuk anggota tubuhnya.. sehingga tak ada alasan lagi kecuali mengharap keridhaanNya.
Wallahu alam...
- Manusia KORUPSI yang menikmati dia, katanya digoda SETAN.
- Manusia SELINGKUH ia keenakan, katanya dipengaruhi SETAN.
- Manusia ke DISKOTIK dan karaoke disana bernyanyi nyanyi, senggol sana sini, katanya disuruh SETAN.
- Manusia yang BERJUDI, katanya undangan SETAN. Padahal hamba nggak bisa gunain duit.
- Manusia BERBOHONG alasannya dampak SETAN, padahal untung ruginya gak ada buat SETAN.
Manusia kini bener bener kebangetan sekali deh...Pokoknya saya pengen pensiun dini untuk menarik hati manusia.
Saya benar-benar tobat memikirkan Manusia....manusia memfitnah saya terus.... "
(hmmm malah setan yang mau tobat)"
Anekdot ini sekadar citra bagaimana kelakuan kita yang sudah over, bahkan setan aja "eneg" ngeliatnya...
Siapapun tidak bertanggung jawab atas kondisi kita. Rezeki kurang lancar, bukan kesalahan siapa-siapa, bukan pula setan. Karena kita dikasi otak dan kemampuan untuk menuntaskan dilema itu. Karena toh kita mempunyai kemerdekaan untuk menentukan tindakan kita pribadi...dan HARUS bisa mempertanggung jawabkan pilihan itu. Karena toh kita bisa ikhtiar dan tawakkal atas perjuangan kita. Karena toh kita punya Allah yang Maha Pengasih dan Pemberi Rezeki yang Tak ada habisnya.
Karenanya insan akan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya tanpa bisa menyalahkan setan atau siapapun lagi di hadapan Allah SWT..
Dan semuanya akan menjadi saksi, termasuk anggota tubuhnya.. sehingga tak ada alasan lagi kecuali mengharap keridhaanNya.
Wallahu alam...
Demikianlah Artikel Merasa Cukup Dengan Yang Halal
Sekianlah artikel Merasa Cukup Dengan Yang Halal kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Merasa Cukup Dengan Yang Halal dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/merasa-cukup-dengan-yang-halal.html