Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi?
Wednesday, April 15, 2020
Edit
Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel alasan,
Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi?
link : Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi?
Anda sekarang membaca artikel Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/pengemis-bohongan-bolehkah-disedekahi.html
Judul : Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi?
Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi?
Pengemis instan.
- Sekarang ini ialah zaman instan, banyak orang yang mau kaya secara instan, mau populer secara instan bahkan makanan instan pun laku di pasaran. Bagaimana dengan pengemis instan? Banyak orang yang mengalami kesulitan hidup dan mencari profesi yang gak perlu kerja terlalu keras tapi kesudahannya lumayan. Akhirnya pilihan mereka jatuh pada profesi pengemis. Cukup pakai outfit compang camping dan kumuh, sediakan kaleng trus pasang tampang memelas di sudut-sudut jalan di mana banyak orang lewat, dan tunggulah rupiah demi rupiah yang dilemparkan orang di kaleng tersebut.
- Pernah kita baca di isu betapa seorang pengemis mempunyai penghasilan hingga berjuta-juta dari hasil mengemis.. Uang itu dikumpulnya dalam gerobak sampah dan niatnya pengen dipake naik haji. Kita yang menontonnya eksklusif berdecak kagum..WOW..
- Profesi pengemis ialah profesi yang menjanjikan bahan tanpa perlu keterampilan khusus dan kerja keras menyerupai halnya pekerjaan berangasan lain menyerupai buruh bangunan, tukang tambal ban, ataupun pembantu rumah tangga.. Para pengemis instan ini jumlahnya bertambah dikala bulan suci ramadhan alasannya ialah pada bulan ini kecenderungan orang beramal sangat tinggi.
Bersedekah pada pengemis bohongan..
- Pada artikel sebelumnya saya telah menulis, " pada pengemis yang meminta haruskah selalu memberi?" kecenderungan meningkatnya jumlah pengemis di sekitar kita dan bagaimana menyikapi fenomena ini. Adalah etika insan untuk mempunyai sifat iba dan suka berbagi. Begitu melihat pengemis yang menadahkan tangan, kita eksklusif iba dan tergerak memberi sebagian rezeki yang kita punyai. Tapi tak semua pengemis itu benar-benar miskin. Tak sedikit diantaranya yang bergotong-royong hidup layak tapi menimbulkan mengemis sebagai profesi. Mereka ini orang bisa yang akal-akalan susah demi mengais rupiah dari rasa kasihan orang lain. Mereka menjual kemiskinannya hanya untuk mendapat uang.
- Bagaimana menyikapi pengemis bohongan ini? Bolehkah beramal sama mereka. Takutnya mereka jadi tambah malas.
baca : bolehkah mencari rezeki dengan minta-minta?
- Kata Uztad Khalid Basalamah, kalau menemui hal menyerupai ini yang kita lakukan ialah :
(1) Tangan di atas lebih baik.
- Perhatikan hadits Rasulullah berikut ini :
- Tangan di atas maksudnya posisi tangan mereka yang suka memberi. Jauh lebih baik mereka yang tangannya di atas dibanding mereka yang tangannya di bawah. Meski sesungguhnya yang meminta itu jauh lebih kaya, tapi yang memberi jauh lebih baik.
- Terlebih bagi mereka yang fakir, memberi itu sangat mulia. Saking pentingnya urusan memberi ini Rasulullah hingga meminta kita kalo pun hanya punya 1 butir kurma, begitu liat orang susah, lagi lapar, hendaknya kurmanya dibagi dua, setiap orang sanggup setengah butir. Seperti itu motivasi dalam agama.
(2) Memberi niscaya sanggup pahala.
- Jika ada yang menyampaikan gak usah memberi alasannya ialah melatih pengemis jadi malas, terbiasa dan gak mau bekerja, padahal tubuhnya sehat dan bisa kerja. Apakah ada jaminan bahwa pengemis itu memang bisa sanggup pekerjaan? Kita tahu nyari pekerjaan kini ini kan susah. Sarjana aja banyak yang nganggur. Gak ada yang tau niscaya apa yang telah dilalui pengemis itu. Mungkin saja sebelumnya ia pernah nyari kerja tapi gak ada yang mau kasi kerjaan ke dia. Akhirnya alasannya ialah tuntutan perut ia kembali lagi ke profesi awalnya, minta-minta.
- Jangan menarik potensi untuk mendapat pahala hanya alasannya ialah prasangka yang belum tentu benar pada orang lain. Beri saja, bukankah memberi itu sedekah, apalagi pada mereka yang minta, artinya mereka sangat butuh. Kalo gak niscaya mereka juga ogah meminta kan..? Sedekah itu pahalanya bisa hingga 700 kali lipat lho.. Masa' kesempatan buat sanggup pahala kita sia-siakan...??
(3) Tugas kita hanya memberi.
- Kalo ada yang meminta, kasi saja. Tugas kita hanya memberi dan bukan menilai apa mereka bohong, apa mereka nipu, apa mereka digerakkan orang lain, apa mereka dieksploitasi. Kalo pun mereka nipu atau bohong itu bukan urusan kita, itu urusan mereka sama Allah..
- Karena Allah gak membebankan kiprah pada kita untuk menilai mereka ini bohong atau enggak.. Misalnya, kita lagi kumpul dan ada orang bawa usulan mesjid dan kita semua nyumbang, eh belakangan ketauan kalo mereka ini bohong, duitnya di bawa lari dan proposalnya palsu belaka. Apakah kita rugi? Sama sekali enggak ! Kita tetap sanggup pahala sesuai dengan niat kita sedekah untuk bangkit mesjid tadi. Yang nipu itu yang rugi dan sanggup dosa alasannya ialah kelakuannya.
- Lagipula kita kan gak dituntut harus ngasi sebanyak-banyaknya? Kita cuma disuruh ngasih seikhlasnya. Berapa isi duit di kantong, kasiin ke mereka, udah gitu lupain.. Makara gak perlu kaya dulu, banyak duit dulu gres mau memberi, alasannya ialah janjkematian gak pernah nunggu kita kaya dan banyak duit dulu gres dijemput..
- Jadi gak ada celah bagi kita buat gak ngasi orang yang meminta.
(4) Gak boleh ngasi kalo terperinci untuk maksiat.
- Kapan kita gak bole ngasi mereka yang minta? Kalo kita tahu seseorang itu jago maksiat dan uang atau harta yang ia minta udah jelas-jelas akan ia gunakan untuk melaksanakan maksiat, maka kita boleh gak ngasi, boleh menolak memberi. Misalnya minta duit buat mabok, buat beli narkoba, buat bayar pelacur untuk zina, buat bayar preman mukulin orang..
- Asal kita tahu dengan pasti, itu boleh nolak. Kita wajib mencegah kemaksiatan merajalela. Dan kalau kita tau seseorang minta duit buat maksiat kita wajib menolak permintaannya..
- Gak usah liat tampangnya...pelaku maksiat banyak yang tampak rapi, necis dan berpendidikan tapi sukanya minta-minta. Kalo liat mereka ini, sebesar apapun kita suka padanya dan seberapa murah hatipun kita, mending duitnya dikasi ke yang lain aja deh. Daripada kita dimintai pertanggung jawab di darul abadi alasannya ialah turut menyuburkan maksiat.
Udah terperinci kan gimana agama ngajarin kita untuk menjadi pribadi yang murah hati? Kalo ada yang minta kasi aja. Itu potensi buat dapetin pahala sedekah. Bukan kiprah kita buat menilai kelakuan mereka yang minta-minta. Tugas kita hanya memberi dan sanggup pahala. Titik !!! Berpindahnya kepemilikan dari kita ke orang lain lewat pinjaman maka tanggung jawab juga berpindah. Terserah ia mau gunakan apa uang itu..akan menjadi tanggung jawab pribadinya dengan Allah..
Gak ada celah untuk gak memberi..
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi?
Sekianlah artikel Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pengemis Bohongan, Bolehkah Disedekahi? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/pengemis-bohongan-bolehkah-disedekahi.html