Mengapa Rezekiku Tak Kunjung Membaik?

Mengapa Rezekiku Tak Kunjung Membaik? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Mengapa Rezekiku Tak Kunjung Membaik?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel alasan, Artikel penghalang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mengapa Rezekiku Tak Kunjung Membaik?
link : Mengapa Rezekiku Tak Kunjung Membaik?

Baca juga


Related

Mengapa Rezekiku Tak Kunjung Membaik?

Manusia memang cinta dunia.

  • Manusia yakni mahluk pencinta dunia menyerupai yang Allah gambarkan dalam surah Al Imran ayat 14. Mereka menghabiskan banyak waktu dan perjuangan untuk memperoleh apa-apa yang diingininya yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Tapi anehnya rezeki dunia yang terus dikejar itu semakin dikejar malah semakin menjauh lantaran tak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Bagaikan minum air laut, semakin banyak diteguk malah semakin haus.

Penyebab rezeki tak kunjung membaik. Apa yang salah?

" kita terlalu cinta dunia"
Apa yang disukai insan dari dunia? Kalau dari konteks ayat di atas sih..

a. Wanita
  • Wanita yakni keindahan dunia yang bila tidak salihah bisa membawa fitnah dan malapetaka bagi dunia. Banyak pemimpin yang harus jatuh hanya lantaran kebijaksanaan bacin wanita. Banyak kita baca pejabat yang bisa disuap bukan dengan duit (karena bisa ancaman kalau tertangkap berair KPK) tapi dengan wanita, begitu besar daya tarik perempuan itu sehingga bisa dijadikan sebagai upeti, alat suap bahkan gratifikasi.
  • Wanita sudah tidak dimanusiakan lagi, mereka seakan-akan sebuah komoditi yang diperdagangkan layaknya barang yang dipajang di etalase yang setiap orang bisa memesannya, memakainya dan kemudian membuangnya bila sudah bosan.
  • Bagi anda yang merasa rezekinya tak kunjung membaik, apakah anda memperlakukan perempuan yang ada di sekitar anda dengan baik? 
    • Ibu yang melahirkan anda, hormatkah anda padanya, masihkah anda memperhatikan dan peduli padanya? Apakah anda tergolong anak yang berbakti atau anak durhaka. Jika rezeki anda tak kunjung membaik perbaiki hubungan anda dengan orangtua, terutama ibu kandung anda. Jika masih hidup, perlakukan dengan baik, bila sudah meninggal jangan lupa ziarahi kuburnya dan kirimkan doa-doa kebaikan semoga siksa kuburnya diringankan.
    • Istri yang mendampingi hidup anda. Sudahkah anda memperlakukannya secara ma'ruf? Jangan sering menyakiti hatinya, sayangi dia, didik dia, minta kerjasama dan perkenannya untuk gotong royong mengatur rumahtangga.
    • Saudara perempuan. Selain bapak, maka saudara perempuan yakni tanggung jawab anda. Sudahkah anda memperlakukannya dengan baik, apakah anda melindunginya dan mengajaknya melaksanakan hal yang ma'ruf.
    • Anak perempuan anda. Sudahkah anda mendidiknya dengan ilmu agama yang baik. Sudahkah anda mempersiapkannya untuk menjadi anak dan isteri salehah? 
    • Wanita di sekitar anda. Entah itu keluarga, tetangga, rekan kerja, sobat baik bahkan sekedar kenalan, apakah anda menghormatinya atau malah ikut-ikutan melecehkannya. Apakah anda membela kehormatan seorang perempuan atau malah anda yang merenggutnya?
  • Jika anda tak bisa memperlakukan perempuan sebagaimana seharusnya, memanusiakannya, menjaga kehormatannya, tak heran bila rezeki anda tak kunjung membaik. Kalaupun sanggup tak menunjukkan kepuasan, lantaran tak ada keberkahan di dalamnya.

b. Anak-anak
  • Anak-anak yakni kesenangan para orangtua itu sebabnya mereka disebut sebagai buah hati, lantaran belum dewasa menciptakan hati siapa saja terutama orangtuanya jadi bahagia. Karena itu banyak orang yang merasa perkawinannya tak senang bila tak ada anak. Banyak orangtua yang hasilnya dilenakan, memanjakan anak-anaknya sehingga mereka menjadi manja. Karena kesibukan kerja, hasilnya tak punya waktu untuk mendidik mereka dengan ilmu agama sehingga belum dewasa menjadi liar. Jika tak memperlakukan anak sebagai amanah yang harus dipertanggung jawabkan, maka anak akan membebani orangtuanya di alam abadi nanti. Bisa jadi seorang anak bisa menjadi penghambat orangtuanya masuk surga.
  • Sudahkah anda mendidiknya dengan baik. Apakah mereka siap menjadi anak saleh/salehah yang akan terus mengalirkan pahala bagi kita meskipun kita tak ada di dunia ini dan tak lagi bisa mendulang pahala?
  • Apakah anda memperlakukan belum dewasa yang ada di sekitar anda dengan baik. Anda menyantuni anak yatim. Anda memberi makan anak dari orang miskin yang kelaparan. Anda membantu anak tak bisa untuk terus bersekolah. Atau anda turut mengeksplotasi mereka, menyuruh mereka bekerja dengan ancaman, melecehkan, memukul bahkan membunuh badan kecil yang lemah yang seharusnya butuh santunan anda?
  • Tanyakan pada diri. Apakah anda sudah memperlakukan belum dewasa dengan baik? Jika tidak, wajarlah rezeki anda tak kunjung membaik.

c. Harta yang banyak.
  • Setiap hari kita bekerja keras menghabiskan waktu dan umur untuk bekerja mencari nafkah, mencari sesuap nasi dan sebongkah berlian. Tapi kebanyakan kita lalai dan dilenakan oleh harta yang banyak itu. Kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk menghitung-hitungnya, menjaganya sebisa mungkin dan menikmatinya untuk kepentingan kita.
  • Semua milik kita, harta benda, uang yang banyak di bank nantinya akan kita tinggalkan. Saat Izrail tiba menjemput kita hanya bawa diri yang terbungkus kain putih murahan. Hilang sudah kemegahan, keagungan yang dulu kita bangga-banggakan ketika hidup di dunia, lantaran kita menghadap Zat yang jauh Lebih Mulia dan Lebih Agung untuk mempertanggung jawabkan perbuatan di hadapanNya. Tak akan ada yang luput dari hitunganNya. Biar amal sebesar biji sawi tetap diberi nilai, begitu juga dosa sekecil apapun tak akan luput dari pertanggung tanggapan kita.
  • Harta menciptakan mata kita buta, tertutup dari kebaikan dan silau oleh megahnya harta dan kenikmatan duniawi.

d. Kuda pilihan.
  • Kalau diadaptasi dengan konteks kekinian, kuda pilihan identik dengan kendaraan yang siap mengantar kita kemana saja. Pernah memperhatikan mereka yang uangnya banyak, koleksi kendaraan beroda empat sport yang mahal untuk dipamerkan pada orang-orang. Bahkan ada orang kaya di kawasan Timur Tengah sana yang garasinya sangat luas lantaran dipenuhi dengan koleksi kendaraan beroda empat sport yang mahal-mahal.
  • Bagaimana dengan anda? Yang jalan kaki pengen punya kendaraan, minimal sepeda. Yang hanya sanggup beli sepeda pengen punya motor biar gak capek-capek mengayuh pedal sepeda. Yang punya sepeda motor pengen mencicipi punya kendaraan beroda empat biar gak kepanasan di trend panas dan gak berair ketika trend hujan. Yang tadinya hanya sanggup beli kendaraan beroda empat bekas yang harganya murah, pengen juga punya kendaraan beroda empat gres yang gres keluar dari dealer. Yang sudah punya satu kendaraan beroda empat pengen punya 2, kalo perlu yang kelasnya di atas kendaraan beroda empat yang pertama.
  • Apa tanda-tanda yang kita lihat dari perlombaan mempunyai kendaraan ini? KETIDAKPUASAN! Buat apa punya kendaraan beroda empat langsung 20 unit bila yang digunakan cuma 1? Yang 19 itu tak bermanfaat, kecuali hanya untuk memuaskan ego pribadi. Memang itu hak setiap orang untuk membeli kendaraan seberapa banyakpun yang mereka mau. Tapi kembali lagi pada sisi kemanfaatan, apakah kendaraan itu bisa berkontribusi menghasilkan pahala untuknya atau sebaliknya?
  • Jika rezeki anda seret dan tak kunjung membaik apakah anda termasuk orang yang tak kunjung puas dan tak pernah bersyukur dengan apa yang dimilikinya, menyerupai diungkap di atas? Jika ya... silakan perbaiki dulu diri anda, gres berharap kasih sayang Allah akan menghampiri hidup anda.
e. Binatang ternak dan sawah ladang.
  • Ada orang yang uangnya dihabiskan untuk investasi, beli binatang ternak yang banyak, katanya untuk investasi. Investasi yang terus berkembang itu bukannya membuatnya bersyukur dan memperbanyak ibadah, tapi malah membuatnya lupa diri. Tanah makin diperbanyak, beli dengan harga murah dan jual ketika harganya sudah naik, hasilnya dikenal sebagai tuan tanah. Beli sapi 2 ekor yang terus menerus beranak pinak sehingga jadi juragan sapi.
  • Harta membuatnya gelap mata dan semakin tamak untuk merengkuh kelezatan dunia tanpa memikirkan alam abadi yang abadi. Tanah banyak dan akan dijual ke penawar tertinggi. Enggan baginya mewakafkan tanah untuk mesjid, pesantren ataupun panti asuhan, padahal semuanya itu yang akan menjadi amal jariyah baginya.
  • Sapinya yang banyak akan dijual dengan penawar tertinggi tapi enggan untuk menyedekahkannya sebagai binatang kurban. Dia lebih menentukan dunia daripada akhiratnya.
  • Sampai kemudian suatu ketika Allah menghendaki hartanya semua habis. Sawah ladangnya habis dijual untuk membayar pengacara lantaran anaknya terlibat kriminal berat. Sapinya satu demi satu mati terkena penyakit kuku dan mulut. Jika Allah menghendaki sekejap mata harta kita bisa diambilnya. 
  • Saat memulai perjuangan lagi dari bawah ternyata rezeki tak kunjung membaik. Kenapa? Karena perilaku hidup masih sama saja dengan sebelumnya. Banyak dosa, banyak maksiat, tapi minus ibadah.
Jika anda melaksanakan semua hal di atas, tak perlu bertanya mengapa rezekiku tak kunjung membaik? Tak perlu protes pada Allah tanpa ada perjuangan untuk memperbaiki diri.

Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Mengapa Rezekiku Tak Kunjung Membaik?

Sekianlah artikel Mengapa Rezekiku Tak Kunjung Membaik? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mengapa Rezekiku Tak Kunjung Membaik? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/mengapa-rezekiku-tak-kunjung-membaik.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel