Jangan Sekali-Kali Mencari Rezeki Lewat Mengemis.

Jangan Sekali-Kali Mencari Rezeki Lewat Mengemis. - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Jangan Sekali-Kali Mencari Rezeki Lewat Mengemis., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel alasan, Artikel penghalang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jangan Sekali-Kali Mencari Rezeki Lewat Mengemis.
link : Jangan Sekali-Kali Mencari Rezeki Lewat Mengemis.

Baca juga


Jangan Sekali-Kali Mencari Rezeki Lewat Mengemis.

Mengemis itu menghinakan diri.

Artikel sebelumnya sudah tuntas dibahas mengenai bolehkah mencari rezeki dari meminta-minta? Tulisan ini ialah jawabannya. Banyak orang yang suka menghinakan diri dengan menadahkan tangan pada orang lain sekedar memohon belas kasihannya. Mereka tidak merasa malu meminta dan bahkan ada yang menganggap sudah seharusnya orang lain memberi sebagian rezekinya pada mereka. Haruskah selalu memberi pada setiap pengemis yang menadahkan tangan pada kita? Temukan jawabannya di sini.


Kenapa mengemis itu menghinakan diri?

(1) Mempertontonkan kemiskinan 
  • Mengemis itu hina alasannya dengan sengaja mempertontonkan kemiskinan diri sendiri semoga dilihat orang lain, dengan impian orang akan iba. Seharusnya kita malu kalau orang lain tahu kesusahan kita. Kemiskinan itu malu yang harus disembunyikan. Bukan dengan bergaya sok kaya ato sombong tapi menjaga diri semoga tidak jatuh dalam syirik, mengagungkan dan memuja muji manusia semoga diberi sedikit rezekinya.
  • Kita hanya boleh menghinakan diri di hadapan Allah, bukan di hadapan mahluk. Karena memang kita ini tak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah. Untuk apa meminta rezeki kepada sesama manusia, kalau bisa minta pada Allah yang Maha Kaya?

(2) Menunjukkan kelemahan 
  • Mengemis memperlihatkan kelemahan dan ketidakmampuan diri untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri. Hal itu memperlihatkan ketidak becusan kita sebagai manusia. Masa' untuk memenuhi kebutuhan sendiri kita tak mampu? Sementara kita diberi logika dan anggota badan yang lengkap. 
  • Bagaimana dengan binatang yang tak berakal? Pernahkah mereka tiba mengemis kepada insan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya? Tidak bukan? Mereka akan berusaha mencari sendiri rezekinya. Tak ada binatang yang mengemis untuk mendapatkan rezeki manusia. Hewan peliharaan yang dipelihara oleh tuannya di peternakan memang diberi makan dan dipenuhi kebutuhannya tapi ia balas dengan susu, telur, daging untuk dimanfaatkan. 
  • Bagi pengemis di jalanan apa yang bisa diberikannya pada orang yang memberinya uang / makanan? Doa?? Ucapan terima kasih??(Itupun kalau mereka memang nrimo berdoa dan sempat mengucapkan terima kasih pada orang yang berbaik hati padanya).

(3) Tergantung pada mahluk 
  • Mengemis itu mengakibatkan kita tergantung pada insan bukan pada Allah. Hal itu menciptakan kita rendah di mata insan lainnya. Bagaimana mau dianggap jikalau untuk makan saja kita harus menunggu belas kasihan orang? Bukankah tangan di bawah itu lebih hina dan tangan di atas itu lebih mulia? 

(4) Identik dengan malas. 
  • Mengemis menciptakan kita jadi malas. Orang malas ialah orang yang tak memuliakan dirinya. Kemalasan telah membelenggu jiwanya sehingga tak mempunyai keinginan untuk berusaha lebih keras lagi meningkatkan taraf hidupnya. Malas juga memandekkan rezeki lho!

Mengemis itu tindakan tercela.

  • Mengais rezeki dengan mengemis tidak diharamkan. Tapi masuk dalam tindakan tercela. Mengapa?
1. Karena harta yang diperoleh itu tidak berkah.
  • Hasil meminta dan menghinakan diri di hadapan orang apakah mempunyai manfaat? Mungkin bisa bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ketika itu juga. Tapi kemuliaan di sisi insan apalagi di sisi Allah tidak ia peroleh.
  • Harta yang diperoleh dengan perjuangan sendiri melalui kerja keras banting tulang, peras keringat jauh lebih berkah. Penjelasan ihwal bagaimana bentuk rezeki yang berkah itu bisa di baca di sini.
  • "Sesungguhnya harta ini ialah yummy dan manis, maka siapa yang menerimanya dengan hati yang baik maka akan diberikan berkah padanya. Barangsiapa mengambilnya dengan kerakusan maka Allah tidak akan menawarkan berkah padanya. Perumpamaannya orang yang meminta dengan berharap bagaikan orang yang makan tapi tidak kenyang (karena tidak ada berkah padanya). Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah  


2. Bermohonlah pada Allah, jangan pada manusia.
  • Bila mengalami kesulitan termasuk sulit rezekinya, bermohonlah pada Allah minta dibukakan jalan rezekinya tanpa berhenti melaksanakan usaha. Banyak orang yang kesulitan sangat khusyuk berdoa tapi gagal juga. Mengapa? Karena ia berhenti berikhtiar / berusaha dan berharap pertolong anAllah segera tiba lewat doa saja. Kenyataannya tidak demikian. Doa minta rezeki boleh dipĆ njatkan tapi perjuangan harus jalan terus.
"Barangsiapa yang ditimpa kesulitan kemudian mengadukannya pada insan maka tidak tertutup kefakirannya. Dan barangsiapa yang mengadukan kesulitannya itu pada Allah maka Allah akan memberikannya salah satu diantara dua kecukupan, kematian yang cepat atau kecukupan yang cepat."(H.R.Ahmad)

3. Jaga diri dari perbuatan menghinakan diri sendiri.
  • Dianjurkan bersikap ta'affuf (menjaga diri) dan tidak meminta-minta pada orang lain. Kalaupun miskin lakukan ikhtiar dan doa pada Allah maka Allah akan cukupkan.

4. Rasulullah melarang kita meminta-minta. 
  • Rasulullah SAW melarang para sahabat dan umatnya untuk meminta-minta pada orang lain. Karena satu-satunya daerah meminta kita ialah Allah yang Maha Kaya. Kalau kita mengaku sebagai umat Muhammad mengapa kita tak mengikutinya, mengapa kita masih saja meminta-minta, masih saja mengemis, masih saja menadahkan tangan pada sesama mahluk?

5. Bisa menjadi tindakan yang haram. 
  • Mengemis ialah perbuatan yang haram dan hina. Terutama jikalau mengemis itu sudah dijadikan sebagai profesi, pekerjaan untuk mencari nafkah, menyerupai banyak kita temukan di pinggir jalan. Mereka bersandiwara, menggunakan pakaian kumal, pasang tampang memelas, padahal kenyataannya mereka bukanlah orang miskin yang patut dibantu. Badannya sehat dan berpengaruh untuk bekerja halal tapi kemalasanlah yang mendorongnya untuk mengemis. 
  • Mereka tak peduli harus dipandang hina dan rendah oleh orang lain yang penting tujuannya untuk mendapat harta duniawi tercapai. Padahal harta yang diperoleh dengan mengemis itu tidak berkah dan tidak mendatangkan kemanfaatan bagi diri dan keluarganya. 
  • Dia malah mengambil hak orang yang betul-betul perlu dibantu tapi tak mau mengemis dan menjaga dirinya dari menghinakan diri.

6. Mengemis tak akan jadi kaya.
  • Coba perhatikan tak ada pengemis yang jadi kaya raya bukan? Beda jikalau ia berdagang. Banyak pedagang yang berhasil dan jadi kaya dari hasil usahanya.
  • Harta dari hasil mengemis yang tanpa kebutuhan ialah haram. Meminta-minta kepada insan ialah alternatif terakhir yang bisa dilakukan seorang hamba jikalau berada dalam keadaan darurat. Dia terpaksa meminta pada orang lain alasannya keadaannya sungguh mendesak, membutuhkan pertolongan segera. Seperti orang miskin yang sakit, terpaksa harus dirawat tapi tak mempunyai biaya itu boleh meminta. Entah itu judulnya kontribusi ataupun utang.

7. Jangan berputus asa dari rahmat Allah 
  • Lupakan apa yang dimiliki oleh insan lain. Tak perlu iri pada mereka yang diberi rezeki banyak. Allah memang memberi kelebihan pada sebagian hambaNya. Miskin tak harus menjadi hina, miskin pun bisa tetap mulia jikalau menjaga diri dari sifat yang menghinakan menyerupai dengan sengaja mengemis.

8. Tahukah bagaimana nasib para pengemis itu di darul abadi nanti?
  • tidak ada sepotong dagingpun di wajahnya.
  • Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Umar ra, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda," seseorang yang sennatiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan tiba pada hari selesai zaman dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya (H.R. Bukhari Muslim).
  • meminta bara api jahannam.
  • Diriwayatkan dari Jufsi bin Junaadah ra, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, " barangsiapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan maka seperti ia memakan bara api. " (H.R. Ahmad)
  • begitu hinanya sehingga Rasulullah menganggap meminta-minta /mengemis itu cakaran, yang mana seseorang mencakar wajahnya dengan sikap tersebut.
  • Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub ra, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, " minta-minta itu merupakan cakaran, dimana seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jikalau seseorang meminta pada penguasa, atau atas suatu hal atau kasus yang sangat perlu." (H.R. Tirmidzi).

Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan yang menghinakan diri dan bergantung pada hamba, bukan kepada Allah. Amin ya Rabbal Alamin.
Wallahu alam.


Demikianlah Artikel Jangan Sekali-Kali Mencari Rezeki Lewat Mengemis.

Sekianlah artikel Jangan Sekali-Kali Mencari Rezeki Lewat Mengemis. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Jangan Sekali-Kali Mencari Rezeki Lewat Mengemis. dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2016/06/jangan-sekali-kali-mencari-rezeki-lewat.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel