Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua?
Tuesday, April 11, 2006
Edit
Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel alasan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua?
link : Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua?
Anda sekarang membaca artikel Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/04/mengapa-rezeki-berkurang-ketika-menua.html
Judul : Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua?
link : Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua?
Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua?
ARTIKEL KE 735
KENIKMATAN BERKURANG SAAT MENUA
Begitu badan menua, berkurang pula rezekinya/kenikmatannya. Mata yang tadinya tajam mulai buram dan harus dibantu kacamata baca. Lutut yang tadi besar lengan berkuasa mulai berderak ketika digerakkan. Punggung yang tadinya tegap sekarang mulai bungkuk. Telinga yang tadinya awas mulai sedikit tuli. Rambut yang tadinya hitam berkilat sekarang sudah mulai berganti putih alasannya uban nampak di mata-mata..
Secara fisik kita menua, berkurang pulalah kenikmatan yang dirasakan.
Ini proses alamiah dan harus diterima. Karena suka ataupun tidak badan akan tetap menua dan tak bisa dihalangi.. Belum ada obat yang bisa menghentikan penuaan..
Lalu apa pesan di balik usia?
Semakin bertambah usia semakin lemah tangan menggenggam..karena Allah sedang mendidik kita biar melepaskan cinta dunia.
Jangan cinta dunia alasannya kita akan meninggalkannya. Silakan cari rezeki Allah di dunia dengan tangan anda tapi jangan bergantung pada dunia, bergantunglah pada yang membuat dunia.
Jika Allah tidak mengurangi rezekiNya ketika badan mulai menua, mungkin insan tak ingat mati dan enggan untuk taubat. Karena merasa besar lengan berkuasa tubuhnya, merasa bisa melaksanakan apa saja (termasuk maksiat dan dosa) tanpa ada yang membatasi. Dikuranginya kenikmatan membuat anda berpikir kembali wacana hakikat penciptaan insan dan mengapa kita berada di dunia ini..
Jika Allah tidak mengurangi rezekiNya ketika badan mulai menua, mungkin insan tak ingat mati dan enggan untuk taubat. Karena merasa besar lengan berkuasa tubuhnya, merasa bisa melaksanakan apa saja (termasuk maksiat dan dosa) tanpa ada yang membatasi. Dikuranginya kenikmatan membuat anda berpikir kembali wacana hakikat penciptaan insan dan mengapa kita berada di dunia ini..
Semakin bertambah usia semakin kabur matanya... Karena Allah sedang mencerahkan mata hati untuk melihat akhirat.
Mata ialah jendela jiwa, lewat mata anda bisa melihat apa saja, yang baik maupun yang jelek sepenuhnya dalam kontrol anda. Jika kenikmatan mata tak dikurangi ketika usia menua bisa jadi insan takkan ingat bahwa apa yang dilihatnya nanti akan ditanya. Terus menerus memakai matanya untuk melihat yang haram.
(baca : memberdayakan badan untuk menarik rezeki)
Mata ialah jendela jiwa, lewat mata anda bisa melihat apa saja, yang baik maupun yang jelek sepenuhnya dalam kontrol anda. Jika kenikmatan mata tak dikurangi ketika usia menua bisa jadi insan takkan ingat bahwa apa yang dilihatnya nanti akan ditanya. Terus menerus memakai matanya untuk melihat yang haram.
(baca : memberdayakan badan untuk menarik rezeki)
Semakin bertambah usia semakin sensitif....karena Allah sedang mengajar bahwa pautan hati dengan makhluk senantiasa menghampakan namun hati yang berpaut kepada Allah, tiada pernah mengecewakan. Allah memberitahu anda untuk tak bergantung pada mahlukNya alasannya bisa saja mereka mengecewakan hati tapi bergantunglah pada Allah yang selalu memberi pengharapan. Andalkan Sang Khalik bukan mahlukNya. Karena Dia Maha Sempurna sementara mahlukNya penuh keterbatasan.
Semakin bertambah usia semakin gugur gigi-giginya....karena Allah sedang mengingatkan bahwa suatu hari anda akan gugur kedalam tanah selamanya. Tanpa dikurangi kenikmatannya maka verbal bisa jadi menikmati semua masakan yang belum tentu baik bagi tubuh, belum lagi kalau haram. Usia yang banyak harusnya membuat anda berpikir untuk banyak beribadah dan memberi masakan rohani berupa kemanfaatan bukannya semakin menyuburkan kerasukan dan ketamakan. Memang hidup butuh makan tapi sayang sekali kalo hidup hanya untuk makan. Makanan yang masuk nantinya akan keluar juga berupa kotoran, tapi jikalau masakan rohani yang dikonsumsi akan bertahan usang dan bisa jadi penolong anda di Hari Perhitungan kelak. Kalo hidup sekedar hidup babi hutan juga hidup.
Semakin bertambah usia semakin ditarik nikmat kekuatan tulang dan sendi....karena Allah sedang mengingatkan bahwa tak usang lagi nyawanya akan ditarik. Tulang yang tadinya besar lengan berkuasa bisa jadi membawa ke kawasan maksiat mendukung terjadinya tumpukan dosa. Berkurangnya kekuatan tulang dan badan membuat anda lebih bijaksana menggunakannya. Jangan hingga janjkematian menjemput sementara anda lagi bermaksiat terhadapNya. Berapa banyak kabar yang kita terima wacana si Fulan yang berumur 50 tahun meninggal di hotel X sehabis memesan jasa pijat plus-plus? Naudzubillah min dzalik.
Semakin bertambah usia semakin banyak rambut putih....karena Allah sedang mengingatkan anda kain kafan putih. Uban yang mulai menghiasi rambut jadi tanda bahwa usia anda telah banyak dipakai dan semakin bersahabat ke kematian. Usia yang seharusnya bisa berpikir lebih bijaksana dan matang. Sisa umiur akan dikemanakan? Apakah dipakai di jalanNya atau sebaliknya?
(baca: pesan AA Gym untuk jelita dan lolita)
(baca: pesan AA Gym untuk jelita dan lolita)
Begitu juga hati...semakin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian...karena Allah sedang mendidik kita untuk melepaskan diri dari cinta manusia. Kala belum dewasa sudah besar dan menjalani hidupnya sendiri, tinggallah anda dan pasangan yang merasa sepi tanpa kehadiran mereka. Isi hati yang sepi itu dengan kecintaan pada Allah. Jika insan akan meninggalkan anda untuk melanjutkan hidupnya maka Allah tak akan kemana-mana. Carilah Dia di sepertiga malam dalam tahajud dan agungkan asmaNya di melalui zikir harian.
❤ Akhirnya...hanya cinta Allah yang infinit sebagai bekal menuju akhirat.
Wallahu alam
Wallahu alam
Demikianlah Artikel Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua?
Sekianlah artikel Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Mengapa Rezeki Berkurang Ketika Menua? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/04/mengapa-rezeki-berkurang-ketika-menua.html