Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya
Thursday, May 14, 2009
Edit
Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel alasan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya
link : Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya
Anda sekarang membaca artikel Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/05/kitalah-terdakwa-yang-sesungguhnya.html
Judul : Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya
link : Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya
Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya
ARTIKEL KE 859
Terdakwa Yang Sesungguhnya
Bisa jadi goresan pena ini menyebabkan polemik bagi anda yang tak menyukainya. Lewati saja bila anda tidak sependapat ataupun tidak menyukainya. Karena perdebatan tak akan menuntaskan masalah..
Artikel lalu berbicara soal bencana, artikel kali ini juga masih terkait dengan tragedi tapi dilihat dari segi yang lain..
Bencana silih berganti melanda negeri kita, negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia. Karena kebanyakan penduduknya muslim harusnya negeri ini ialah negeri yang diberkahi alasannya ialah kita punya Allah yang Maha Kuasa, Maha Kaya dan Maha Memberi Kemudahan. Tapi alih-alih rezeki yang tiba kok malah bencana? Ada apa dengan negeri ini? Ada apa dengan insan yang menghuni negara kepulauan berjulukan Indonesia ini?
Seorang Irene Radjiman bertanya pada gurunya..
"Guru, bagaimana dalam pandangan Islam perihal musibah yang akhir-akhir ini sering terjadi di negeri ini. Banyak yang menyampaikan semua ini azab dan mengaitkannya dengan pelaku musyrik, perzinahan dan penyimpangan seksual. Bagaimana berdasarkan Guru ?"
Sang Guru menghela nafas sebentar sebelum kesudahannya berbicara dengan kepala tertunduk. Raut wajah murung tak sanggup dia sembunyikan.
"Apakah kau siap mendengar apa yang akan saya katakan ini ?"
"Inshaa Allah siap Guru." kata kami kompak...
Kembali Gurunya menghela nafas.
"Bila tragedi dikaitkan dengan azab, apa yang kalian sebutkan itu benar, kelakuan insan mengundang kemarahan Allah sehingga Allah datangkan azab. Tapi jangan berhenti hingga disitu. Bila memang dikatakan azab maka terdakwanya bukan hanya mereka pelaku musyrik, pelaku penyimpangan seksual dan pelaku zina. Bisa jadi kita ialah terdakwa juga yang turut berkontribusi memancing kemarahan Allah."
Sang Gurupun berhenti sebentar menatap hadirin satu persatu. Wajah mereka masih penuh tanda tanya menunggu kelanjutan kata-kata Sang Guru.
"Mari sejenak kita tengok sejarah. Azab, mushibah, dan bala yang dijlelaskan dalam Quran memang ada.
1) Umat Nabi Nuh yang keras kepala alasannya ialah menyembah selain Allah (Dan kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka ialah orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka : QS al-Najm/53:52) dan (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): "Sesungguhnya saya ialah pemberi peringatan yang konkret bagi kamu, agar kau tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya saya takut kau akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan: QS Hud/11: 25-26). Kaum ini dihancurkan dengan banjir besar dan mungkin gelombang tsunami pertama dalam sejarah umat insan (Hingga apabila perintah Kami tiba dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam perahu itu dari masing-masing hewan sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman". Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit: QS Hud/11:40).
2) Umat Nabi Syu’aib yang penuh dengan korupsi dan kecurangan (Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah tiba kepadamu bukti yang konkret dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah dosis dan timbangan dan janganlah kau kurangkan bagi insan barang-barang dosis dan timbangannya, dan janganlah kau menciptakan kerusakan di muka bumi sehabis Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu kalau betul-betul kau orang-orang yang beriman": QS al-A’raf/7:85) Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kau kurangi dosis dan timbangan, sesungguhnya saya melihat kau dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya saya khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)". Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah dosis dan timbangan dengan adil, dan janganlah kau merugikan insan terhadap hak-hak mereka dan janganlah kau menciptakan kejahatan di muka bumi dengan menciptakan kerusakan: QS Hud/11:84-85). Kaum ini dihancurkan dengan gempa yang menggelegar dan mematikan (Dan tatkala tiba azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bahu-membahu dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu bunyi yang mengguntur, kemudian jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya: QS Hud/11:94).
3) Umat Nabi Saleh yang kufur dan dilanda hedonisme dan cinta dunia yang berlebihan (Adakah kau akan dibiarkan tinggal disini (di negeri kau ini) dengan aman, di dalam kebun-kebun serta mata air, dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut. Dan kau pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin: QS Al-Syu’ara’/26:146-149) dimusnahkan dengan keganasan virus yang mewabah dan gempa (Dan orang-orang yang zalim itu, dibinasakan oleh satu letusan bunyi yang menggempakan bumi, kemudian menjadilah mereka mayat-mayat yang tersungkur di daerah tinggal masing-masing. seolah-olah mereka belum pernah berdiam di daerah itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud. QS Hud/11:67-68).
4) Umat Nabi Luth yang dilanda kemaksiatan dan penyimpangan seksual (Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan semenjak dahulu mereka selalu melaksanakan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kau mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kau telah tahu bahwa kami tidak memiliki cita-cita terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kau tentu mengetahui apa yang bergotong-royong kami kehendaki". QS.Hud/11:78-79) dihancurkan dengan gempa bumi dahsyat (Maka tatkala tiba azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan kerikil dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, QS Hud/11:82).
5) Penguasa Yaman, Raja Abrahah, yang berusaha mengambil alih Kabah sebagai bab dari ambisinya untuk memonopoli segala sumber ekonomi, juga dihancurkan dengan cara mengenaskan sebagaimana dilukiskan dalam surah Al-Fil (QS al-Fil/105:1-5).
Kebanyakan kita hanya mengaitkan tragedi yang terjadi pada kejadian nabi Nuh dan Nabi Luth. Kita lupa bahwa azab juga Allah berikan pada zaman nabi Syu'aib, nabi Shaleh dan penguasa Yaman.
Pada jaman nabi Nuh prosentase dosa terbesar ialah pelaku kemusyrikan. Pada jaman nabi Luth prosentase dosa terbesar ialah pelaku penyimpangan seksual dan perzinahan. Pada zaman nabi Syu'aib, nabi Shaleh dan Penguasa Yaman prosentase dosa terbesar ialah kaum hedonisme pecinta harta dunia.
Sekarang jujurlah, mari kita buat prosentase di jaman kini ini. Mari kita kelompokkan beberapa dosa berikut :
1. Pelaku musyrik
2. Pelaku penyimpangan seksual
3. Pelaku zina : pelacuran dan perselingkuhan
4. Pelaku RIBA
2. Pelaku penyimpangan seksual
3. Pelaku zina : pelacuran dan perselingkuhan
4. Pelaku RIBA
Mari mulai lihat sekeliling kita masing-masing. Ada berapa KK di komplek kalian masing-masing ? (Saya mulai membayangkan di komplek perumahan saya ada sekitar 1000 KK)
Dari sekian KK (1000 KK di komplek saya), ada berapa persen pelaku musyrik ? (Dalam hati saya menjawab, tidak ada, entah kalo yang tidak saya tahu)
Dari sekian KK (1000 KK dikomplek saya), ada berapa persen pelaku penyimpangan seksual ? (Dalam hati saya menjawab, belum pernah tahu)
Dari sekian KK (1000 KK kalo dikomplek saya), ada berapa persen pelaku zina ? (Dalam hati saya menjawab, lokalisasi pelacuran tidak ada, tidak ada diskotik, tidak ada PUB, perselingkuhanpun saya rasa tidak lebih dari 10%)
Dari sekian KK (1000 KK kalo dikomplek saya), ada berapa persen pelaku RIBA ? Untuk pertanyaan yang satu ini gantian saya yang menunduk. Tidak berani menjawab walau hanya dalam hati.
Berarti dosa mana yang berkontribusi paling besar mengundang tragedi ? Bila tragedi itu dikaitkan dengan azab ?
Guru kembali melanjutkan.
"Manusia itu curang pada Allah ! Berani menggali lubang riba begitu banyak, namun hanya menutupnya dengan secuil sedekah. Melalui tragedi ini Allah ingin bicara :
Lihatlah ! Rumah yang kalian cicil bertahun-tahun dengan cara RIBA, bisa AKU luluh lantakkan dalam sekejab !
Lihatlah ! Mobil glamor yang kalian pikir bisa menaikkan gengsi kalian dimata manusia, KU buat tidak berkutik ketika KU perintah maritim untuk menggulung bumi KU ! (Karena memang ketika tsunami kita harus keluar dari dalam mobil).
Harta yang selama ini kalian kumpulkan, dunia yang selama ini kalian kejar tidak bisa kalian gunakan untuk berlindung. Janganlah dulu menuding ke arah sana ! Janganlah dulu menuding kearah mereka ! Jangan-jangan kitalah terdakwa yang sesungguhnya. Yang selama ini rahasia menyuburkan praktek riba bahkan menjadi bab darinya... Naudzubillah..
Tulisan ini sekedar sharing pemikiran...
Selanjutnya terserah anda!
baca juga : akulah pemakan riba!
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya
Sekianlah artikel Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kitalah Terdakwa Yang Sesungguhnya dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/05/kitalah-terdakwa-yang-sesungguhnya.html