Rezeki Dalam Secangkir Kopi
Wednesday, January 13, 2021
Edit
Rezeki Dalam Secangkir Kopi - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Rezeki Dalam Secangkir Kopi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Rezeki Dalam Secangkir Kopi
link : Rezeki Dalam Secangkir Kopi
Anda sekarang membaca artikel Rezeki Dalam Secangkir Kopi dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/01/rezeki-dalam-secangkir-kopi.html
Judul : Rezeki Dalam Secangkir Kopi
link : Rezeki Dalam Secangkir Kopi
Rezeki Dalam Secangkir Kopi
MORNING COFFEE, SEBUAH RENUNGAN
Tulisan ini saya buat dikala sedang menikmati segelas kopi seharga NT$ 45 di kantin kampus.. Saya jadi teringat sebuah kisah yang saya baca beberapa hari kemudian perihal rezeki dalam secangkir kopi.
Saya pernah menulis artikel di blog ini perihal filosofi kopi terkait rezeki. Ya.. topik kopi memang selalu nikmat untuk dibicarakan...
OK...kembali ke laptop...
Beberapa orang alumni sebuah sekolah memutuskan untuk bertemu dan menjumpai guru sekolah mereka dulu yang kini sudah sepuh di rumah beliau. Setelah saling bertukar kabar bertanyalah sang guru perihal pekerjaan mereka kini ini.
Mereka pun saling berlomba menceritakan kisah sukses masing-masing. Ada yang dulunya bandel kini menjadi administrator BUMN, ada yang dulunya usil kini menjadi administrator bank asing, ada yang menjadi pengusaha sukses, dokter, arsitek, pengacara, konsultan dan ibu rumah tangga.
Melihat para alumni tersebut sangat sibuk membicarakan kesuksesan mereka, guru tersebut mengambil seteko kopi panas dan beberapa wadah minum yang terbuat dari materi yang berbeda. Ada yang terbuat dari keramik, kaca, melamin dan plastik.
"Silakan di minum kopinya, maaf cangkirnya beragam, "kata sang guru menyela pembicaraan murid-muridnya.
Hampir serempak, mereka kemudian berebut cangkir terbaik yang sanggup mereka dapat. Akhirnya, di meja yang tersisa hanya satu buah cangkir plastik yang paling jelek.
Lantas, sehabis semua mendapat cangkirnya, sang guru pun mulai menuangi cangkir itu dengan kopi panas dari teko yang telah disiapkannya.
“Mari, silakan di tambah minumnya,”ajak sang guru ramah, yang kemudian ikut mengisi kopi dan meminum dari cangkir terakhir yang paling jelek.
“Bagaimana rasanya? Nikmat kan? Ini dari kopi hasil kebun keluarga saya sendiri.” Kata sang guru menjelaskan.
"Wah, lezat sekali Pak.. Ini kopi paling sedap yang pernah saya minum,”_ kata sang administrator bank abnormal yang eksklusif diiyakan oleh sobat yang lain.
“Nah, kopinya lezat ya? Tapi, apakah kalian tadi memperhatikan. Kalian hampir saja berebut untuk menentukan cangkir yang paling cantik sampai hanya menyisakan satu cangkir paling buruk ini?” tanya sang guru.
Murid-murid itu pun saling berpandangan.
Sang gurupun melanjutkan..
"Perhatikanlah, bahwa kalian semua menentukan cangkir yang paling cantik dan menyisakan cangkir yang murah dan tidak menarik. Kalian saling berlomba untuk mendapat yang terbaik.
Memilih hal yg terbaik ialah masuk akal dan manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapat cangkir yang cantik itu perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yangg kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya.
Hidup kita, baik kehidupan dunia maupun kehidupan ibadah, menyerupai kopi dalam analogi tersebut di atas, sedangkan cangkirnya ialah sarana, pekerjaan, jabatan, atau harta benda, rezeki yang kita punyai."
Semua alumni tertegun mendengar klarifikasi dari sang guru.
Penjelasan dari sang guru telah menyentak kesadaran mereka.
Penjelasan dari sang guru telah menyentak kesadaran mereka.
"Anak-anakku tercinta...yang sangat beruntung dikarenakan telah diberi rezeki dan kesuksesan dari Allah SWT"
lanjut sang guru.
lanjut sang guru.
"Jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, kualitas kopinya lah yang terpenting.
Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, sarana yang mewah, karier yang bagus, pekerjaan yang mapan, rezeki yang gampang merupakan jaminan kebahagian hidup dan kenikmatan dalam beribadah. Sesuatu yang kita anggap mendefinisikan diri kita sebenarnya. Aku administrator BUMN, saya administrator Bank dan lainnya..
Itu konsep yg sangat keliru._
Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, sarana yang mewah, karier yang bagus, pekerjaan yang mapan, rezeki yang gampang merupakan jaminan kebahagian hidup dan kenikmatan dalam beribadah. Sesuatu yang kita anggap mendefinisikan diri kita sebenarnya. Aku administrator BUMN, saya administrator Bank dan lainnya..
Itu konsep yg sangat keliru._
Kualitas hidup dan ibadah kita ditentukan oleh "Apa yang ada di dalam" bukan "Apa yg kelihatan dari luar. Itu hanya casing, cover atau bungkusnya..
Status, pangkat, kedudukan, jabatan, kekayaan, kesuksesan, popularitas, ialah sebuah predikat yang disandang.
Status, pangkat, kedudukan, jabatan, kekayaan, kesuksesan, popularitas, ialah sebuah predikat yang disandang.
Memang sih
_Tak salah jikalau kita mengejarnya.
_Tak salah pula bila kita ingin memilikinya.
_Tak salah pula bila kita ingin memilikinya.
_Namun, semua itu hanya sarana.
_Sarana hanya bermanfaat apabila sanggup mengantarkan kita pada tujuan.
_Sarana hanya bermanfaat apabila sanggup mengantarkan kita pada tujuan.
_Apa gunanya mempunyai segala sarana, namun tidak pernah mencicipi kedamaian,ketenteraman, ketenangan, dan kebahagian sejati di dalam kehidupan kita?
_Itu sangat menyedihkan.
_Karena hal itu sama menyerupai kita menikmati kopi kualitas buruk yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang glamor dan mahal..."_
_Karena hal itu sama menyerupai kita menikmati kopi kualitas buruk yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang glamor dan mahal..."_
_Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa cantik cangkirnya, tetapi seberapa cantik kualitas kopinya..."
_Jangan mengejar kuantitas rezeki alasannya ialah kuantitasnya tak akan pernah cukup dan tak akan pernah memberi kepuasan..sebanyak apapun itu.
Selamat menikmati secangkir kopi kehidupan, pembaca tercinta...☕
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Rezeki Dalam Secangkir Kopi
Sekianlah artikel Rezeki Dalam Secangkir Kopi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Rezeki Dalam Secangkir Kopi dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/01/rezeki-dalam-secangkir-kopi.html