Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok
Friday, December 11, 2020
Edit
Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Amalan,
Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok
link : Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok
Seorang lelaki berkulit legam memesan masakan dan dengan ragu-ragu bertanya harganya berapa. Ketika si Mbok bilang gratis, matanya seolah gak percaya.
“Gratis Mbok??“si lelaki itu bertanya heran.
Luar biasa memang Simbok ini. Ketika senja mulai beranjak malam, aku melangkah menjauhi sudut jalan itu.
Di dalam kendaraan beroda empat saya termenung. Selama ini kita begitu hebatnya memakai retorika bahwa kita peduli dengan si miskin. Kita murka kepada ketidak-adilan. Tapi kita tidak berbuat banyak. Tapi Simbok yang sederhana ini eksklusif mempraktekkannya. Malu saya mbok...pendidikan tinggi, merasa punya ilmu tapi semua hanya retorika belaka tak menunjukkan dampak berarti.
Tapi bergotong-royong kehadiran Allah tetap ada di lingkungan si miskin.
Dengan kebersahajaan, mereka membuatkan untuk saling peduli. Itu saja...
Negeri ini berpengaruh alasannya rahmat Allah yang meniupkan pesan cinta ke hati siapapun untuk saling berbagi.
Masalahnya ada yang sanggup membaca pesan itu dan ada yang tak sanggup membacanya.
Anda sekarang membaca artikel Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/pesan-cinta-allah-pada-si-mbok.html
Judul : Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok
link : Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok
Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok
PESAN CINTA ALA SI MBOK KANTIN
Sebenarnya Allah selalu mengirim orang-orang tertentu untuk memberi pelajaran pada kita. Dan orang itu tak mesti orang cendekia menyerupai uztaz, guru, profesor ataupun pemimpin besar. Bahkan seorang perempuan renta menyerupai Mbok Warung ini sanggup jadi guru yang mengajarkan banyak hal padaku.
Begini kisahnya...
Suatu hari di sebuah warung kantin sederhana, saya lagi menikmati sajian makan siang kesukaanku dan terjadilah obrolan yang amat menarik untuk disimak.
Begini kisahnya...
Suatu hari di sebuah warung kantin sederhana, saya lagi menikmati sajian makan siang kesukaanku dan terjadilah obrolan yang amat menarik untuk disimak.
Seorang lelaki berkulit legam memesan masakan dan dengan ragu-ragu bertanya harganya berapa. Ketika si Mbok bilang gratis, matanya seolah gak percaya.
“Gratis Mbok??“si lelaki itu bertanya heran.
“Ya , kenapa? Silakan makan apa aja yang kau suka." Jawab si Mbok dengan senyuman di bibirnya.
Meski masih dengan wajah heran si lelaki berkata,
Meski masih dengan wajah heran si lelaki berkata,
“Wah.... terimakasih mbok...terimakasih…”
Si Mbok tersenyum senang dikala merhatiin lelaki hitam itu, mungkin langganan yang biasa berhutang di warungnya dan kini menyantap masakan dengan lahapnya, seolah gak ada lagi esok hari.
Mungkin lelaki itu sanggup menikmati makanannya dengan ringan. Sepiring nasi campr ludes seketika dan masih minta pemanis kerupuk pula..
Keringat meleleh di keningnya.
Si Mbok tersenyum senang dikala merhatiin lelaki hitam itu, mungkin langganan yang biasa berhutang di warungnya dan kini menyantap masakan dengan lahapnya, seolah gak ada lagi esok hari.
Mungkin lelaki itu sanggup menikmati makanannya dengan ringan. Sepiring nasi campr ludes seketika dan masih minta pemanis kerupuk pula..
Keringat meleleh di keningnya.
“Jo...“ Si Mbok memanggil, mungkin itu namanya.
“Ya, Mbok. Ada apa..? Apa saya bakal ditagih Mbok?" katanya melongo ke arah si Mbok dengan muka galau dan lisan yang masih berisi kerupuk udang.
Tapi si mbok tetap tersenyum.
Tapi si mbok tetap tersenyum.
“Ini catatan bon kau ya. ? tanya si Mbok dengan tersenyum. (Betul dugaanku, si Jo ini pelanggan warung yang doyan ngutang)
“Ya Mbok. Tapi saya ndak ada duit sekarang." Katanya memelas dan mimik minta dikasihani.
“Ya, saya tahu. Kamu memang selalu ndak ada uang akhir-akhir ini. Kenapa? Kerjaan lagi susah ya?" Tanya si Mbok prihatin.
"Iya mbok, nanti klo ada rezeki segera kulunasi kok." Katanya dengan senyum getir.
"Ya sudah, bon kau saya hapus..“ jawab Si Mbok dengan entengnya.
(Meski saya gak tahu niscaya berapa jumlah utang si Jo, tetap saja saya surprise dengan tanggapan si Mbok)
"Iya mbok, nanti klo ada rezeki segera kulunasi kok." Katanya dengan senyum getir.
"Ya sudah, bon kau saya hapus..“ jawab Si Mbok dengan entengnya.
(Meski saya gak tahu niscaya berapa jumlah utang si Jo, tetap saja saya surprise dengan tanggapan si Mbok)
“Hapus???“ teriak Si Jo dengan bengong.
“Wah, jangan bercanda ah Mbok. Aku sanggup jantungan nih. Gratis saja saya sudah bingung…lah kini bonku malah dihapus?.“ Jo ngomong masih dengan rona wajah memelas.
“Wah, jangan bercanda ah Mbok. Aku sanggup jantungan nih. Gratis saja saya sudah bingung…lah kini bonku malah dihapus?.“ Jo ngomong masih dengan rona wajah memelas.
“Ya ..kamu ndak perlu jantungan. Terima aja. Aku senang kok” Jawab si Mbok sambil senyum-senyum kecil.
Hari itu ada hampir 40 orang yang tiba makan di warung Si Mbok, silih berganti tiba dan pergi. Duduk saling berdempetan di dingklik warung yang tak seberapa luas.
Mereka rata-rata ialah supir angkot, tukang becak, pemulung, pedagang asongan, pengamen jalanan dan pengemis yang biasa nongkrong di perempatan jalan. Hari itu semua menikmati masakan dengan gratis.
Bahkan sebagian dari mereka yang punya catatan hutang dinyatakan dihapus oleh si Mbok. Wah Si Mbok yang sangat luar biasa ini sangat menarik. Bukannya kesal alasannya mereka gak sanggup bayar dan hanya sanggup ngutang melulu tanpa kejelasan kapan bayarnya. Tapi malah rona kebahagiaan terpancar terang di wajah tuanya.
Pemandangan ini sesuatu yang langka dan saya saksikan sendiri sambil asyik menyeruput es teh anggun dan nasi campur yang maknyus.
Mereka rata-rata ialah supir angkot, tukang becak, pemulung, pedagang asongan, pengamen jalanan dan pengemis yang biasa nongkrong di perempatan jalan. Hari itu semua menikmati masakan dengan gratis.
Bahkan sebagian dari mereka yang punya catatan hutang dinyatakan dihapus oleh si Mbok. Wah Si Mbok yang sangat luar biasa ini sangat menarik. Bukannya kesal alasannya mereka gak sanggup bayar dan hanya sanggup ngutang melulu tanpa kejelasan kapan bayarnya. Tapi malah rona kebahagiaan terpancar terang di wajah tuanya.
Pemandangan ini sesuatu yang langka dan saya saksikan sendiri sambil asyik menyeruput es teh anggun dan nasi campur yang maknyus.
Mereka yang tiba seakan tidak memperdulikan aku.
Tapi tidak ada satupun ekspresi wajah dari mereka yang luput dari perhatianku.
Tapi tidak ada satupun ekspresi wajah dari mereka yang luput dari perhatianku.
Hari itu memang saya sengaja tiba ke warung si Mbok yang jadi langgananku dikala jadi mahasiswa dulu.
Si Mbok hampir tidak percaya dikala saya datang.Ketika saya menyakan berapa duit yang ia sanggup dalam sehari jikalau semua makanannya terjual si Mbok malah heran.
“Maksudnya gimana nak??“ Tanya si Mbok dengan sedikit terkejut. Mungkin berpikir kalo saya kini jadi petugas pajak hehe...
Si Mbok hampir tidak percaya dikala saya datang.Ketika saya menyakan berapa duit yang ia sanggup dalam sehari jikalau semua makanannya terjual si Mbok malah heran.
“Maksudnya gimana nak??“ Tanya si Mbok dengan sedikit terkejut. Mungkin berpikir kalo saya kini jadi petugas pajak hehe...
“Ya Mbok. Aku pengen tahu aja berapa jumlah duit yang mbok terima bila seluruh makanannya habis terjual.” tanyaku tanpa memperdulikan keterkejutannya.Kemudian ragu-ragu bilang. "Gak banyak sih nak, cukuplah untuk hidup perempuan renta kaya' Mbok ini." Gak banyak itu sekitar berapa rupiah Mbok?"
Masih kulanjutkan kekepoanku padanya. “400 ribu rupiah, Nak. Tapi tidak semua Simbok terima alasannya sebagian dihutangin”
Masih kulanjutkan kekepoanku padanya. “400 ribu rupiah, Nak. Tapi tidak semua Simbok terima alasannya sebagian dihutangin”
“Baik. Berapa jumlah catatan hutang dari semua pelanggan si Mbok“ tanyaku ngeyel.
“Ada Rp. 700 ribu" jawabnya lagi tapi masih dengan raut bingung. Kok ada petugas pajak semanis ini kali' pikirnya hehehe...
“Oke Mbok. Nah ini saya beri uang Rp. 1.500.000.“ kataku sambil menunjukkan uang itu kepadanya.
“Oh.. Untuk apa ini Nak…??” Sekarang benar-benar galau dia.
“Aku hanya ingin menunjukkan uang ini kepada Simbok. Karena dalam keadaan sulit siMbok masih sanggup berbuat baik sama orang. Simbok sanggup kasi utangan orang yang butuh makan walau Simbok sendiri ndak tahu kapan orang itu akan membayar.” Kataku tulus.
“Aku hanya ingin menunjukkan uang ini kepada Simbok. Karena dalam keadaan sulit siMbok masih sanggup berbuat baik sama orang. Simbok sanggup kasi utangan orang yang butuh makan walau Simbok sendiri ndak tahu kapan orang itu akan membayar.” Kataku tulus.
Sambil memperhatikan wajahnya yang termangu-mangu, kupegang tangannya dan menyerahkan uang itu.
“Ini Mbok, mohon diterima. Nah, mau diapakan uang ini?" kataku lagi (masih kepo).
“SiMbok hanya ingin memberi kesempatan semua langganan makan gratis hari ini. Menghapus semua hutang mereka.” Jawabnya.
Wah Simbok ini memang luar biasa.
“Lho, mengapa???“. Sekarang gantian saya yang galau (pikirku tadinya ia bakal beli barang apa gitu)
Trus ia bilang begini,
“Simbok orang miskin. Simbok pengen beramal tapi ndak pernah bisa. Wong hidup juga sulit begini. Nah inilah cara Simbok beramal sama orang lain. Yang lebih susah dari Simbok ternyata lebih banyak, hingga makan aja musti ngutang" Katanya dengan mata berkaca-kaca.
“Ini Mbok, mohon diterima. Nah, mau diapakan uang ini?" kataku lagi (masih kepo).
“SiMbok hanya ingin memberi kesempatan semua langganan makan gratis hari ini. Menghapus semua hutang mereka.” Jawabnya.
Wah Simbok ini memang luar biasa.
“Lho, mengapa???“. Sekarang gantian saya yang galau (pikirku tadinya ia bakal beli barang apa gitu)
Trus ia bilang begini,
“Simbok orang miskin. Simbok pengen beramal tapi ndak pernah bisa. Wong hidup juga sulit begini. Nah inilah cara Simbok beramal sama orang lain. Yang lebih susah dari Simbok ternyata lebih banyak, hingga makan aja musti ngutang" Katanya dengan mata berkaca-kaca.
Luar biasa memang Simbok ini. Ketika senja mulai beranjak malam, aku melangkah menjauhi sudut jalan itu.
Di dalam kendaraan beroda empat saya termenung. Selama ini kita begitu hebatnya memakai retorika bahwa kita peduli dengan si miskin. Kita murka kepada ketidak-adilan. Tapi kita tidak berbuat banyak. Tapi Simbok yang sederhana ini eksklusif mempraktekkannya. Malu saya mbok...pendidikan tinggi, merasa punya ilmu tapi semua hanya retorika belaka tak menunjukkan dampak berarti.
Tapi bergotong-royong kehadiran Allah tetap ada di lingkungan si miskin.
Dengan kebersahajaan, mereka membuatkan untuk saling peduli. Itu saja...
Negeri ini berpengaruh alasannya rahmat Allah yang meniupkan pesan cinta ke hati siapapun untuk saling berbagi.
Masalahnya ada yang sanggup membaca pesan itu dan ada yang tak sanggup membacanya.
Si Mbok ialah pola bahwa pesan cinta Allah dibacanya dengan baik, gak perlu tinggi ilmunya, gak perlu banyak hartanya, walau sedikit yang ia punya itulah yang ia bagi... dan ia senang alasannya itu...
Saudaraku...
Memang cinta selalu menyehatkan dan menentramkan walau pun susah kita tak perlu segan untuk membagi pada yang lebih susah.
Memang cinta selalu menyehatkan dan menentramkan walau pun susah kita tak perlu segan untuk membagi pada yang lebih susah.
"Berbagi tidak harus menunggu kaya."
Apalagi kalo mau rezeki lancar dan pemberian Allah datang. Baca teori bantu membantu ini untuk memudahkan memahaminya.
Wallahu alam..
Apalagi kalo mau rezeki lancar dan pemberian Allah datang. Baca teori bantu membantu ini untuk memudahkan memahaminya.
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok
Sekianlah artikel Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pesan Cinta Allah Pada Si Mbok dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/pesan-cinta-allah-pada-si-mbok.html