Makna Murung Yang Sesungguhnya

Makna Murung Yang Sesungguhnya - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Makna Murung Yang Sesungguhnya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Makna Murung Yang Sesungguhnya
link : Makna Murung Yang Sesungguhnya

Baca juga


Makna Murung Yang Sesungguhnya

ARTIKEL KE 712  

SEDIH ITU...

Tak ada orang yang gak pernah duka alasannya kita ialah mahluk yang emosinya berubah-ubah tergantung kondisi yang dialaminya..
Tapi tahukah makna duka yang sesungguhnya?
Sedih itu..
Ketika kita dibangunkan Allah pada malam hari, namun diri lebih menentukan nikmatnya tidur lagi dari pada mengambil air wudhu kemudian bersimpuh sujud di hadapan-Nya.

Pasti kejadian ini banyak yang mengalami. Terbangun di tengah malam, biasanya alasannya kebelet pipis, kehausan, bunyi ribut ataupun alasannya mimpi buruk. Tapi berapa banyak diantara kita yang alih-alih kembali ngorok malah memanfaatkan kesempatan itu buat shalat malam?
Nyadar gak sih, kalo Allah bantu-membantu ngasi kita kesempatan buat nambah pahala tapi kita gak melakukannya.. Pahala shalat malam / tahajud itu luar biasa. Tapi kita menentukan buat melewatkan kesempatan itu. 
Betapa ruginya kita...!!


Sedih itu....
Ketika kita sedang naik kendaraan beroda empat pribadi, kemudian ada panggilan azan menggema di salah satu rumah Allah, namun diri lebih menentukan melanjutkan perjalanan hingga shalat berjamaah terlewatkan.

Seringkali kita malas buat menepi hanya buat dapetin 27 kali lipat pahala shalat berjamaah. Alasannya banyak, diantaranya susah sanggup parkiran, nanggung bentar lagi nyampe rumah, mending shalat di rumah aja ato susah buat menepi alasannya jalanan lagi rame dan macet...
Padahal Allah ngasi kita kesempatan dan lagi-lagi kita melewatkannya.
Sementara ada orang di daerah lain yang rela melepas rezeki 100 juta rupiah demi shalat berjamaah. Betapa mahalnya harga shalat berjamaah itu..

Sedih itu....
Ketika kedua orang bau tanah masih ada tapi kita kurang mempedulikannya. Ketika mereka telah tiada, gres menyesal sejadi-jadinya.
Berapa waktu telah terlewat tanpa sempat kita menelpon ibunda, menggembirakan ayahanda dan menyenangkan mereka berdua. Seringkali kesibukan kerja mengalihkan perhatian kita dari mereka. Meski mereka udah seringkali bilang kalo rindu ingin bertemu tapi kita malah nyuekin..
Bagi kita mereka ialah prioritas kesekian dari semua prioritas penting dalam hidup kita.. Tau gak sih kalo kitalah yang jadi prioritas dalam hidup mereka, sehingga dalam doa-doanya ada nama kita di sana..
Doa yang penuh keajaiban alasannya gak ada batas dengan Penciptanya..

Sedih itu....
Ketika dititipi rezeki yang banyak, harta melimpah, bahan membuncah oleh-Nya, tapi fakir miskin dilupakan. Ketika diri ditimpa kesempitan, gres berharap punya harta melimpah supaya sanggup bersedekah. Harapan yang sia-sia...

Padahal Allah menitipkan rezekiNya di tangan kita supaya sanggup memberi manfaat bagi banyak orang, terutama mereka yang rezekinya kurang dan ditimpa kesusahan. Tapi kita menentukan mengabaikanNya. Begitu pelitnya kita..merasa titipan Allah itu milik kita seorang...

Sedih itu....
Ketika sehat walafiat gak kurang suatu apapun majelis ilmu dilalaikan. Ketika jatuh sakit gres berharap sanggup ikut duduk menyimak kajian.

Betapa nikmat sehat menciptakan kita lalai. Betapa rezeki badan yang tepat bikin kita pongah dan lebih menentukan melaksanakan hal yang sia-sia, gak bermanfaat dan gak nambahin timbangan pahala....
Rugi serugi-ruginya, ketika badan didera penyakit mematikan gres ingin berubah.. Masihkah cukup waktu sebelum tamat hidup tiba menjemput?

Sedih itu....
Ketika sanggup pasangan hidup yang solehah sukanya dizalimi, hatinya disakiti, nafkah tidak diberi, bisanya hanya mencaci-maki. Setelah ditinggalkan pasangan, merengek minta balikan.

Ketika sanggup suami yang soleh, penyayang, sabar dan tanggung jawab malah gak diurus, omongannya gak dianggap dan dipandang sebelah mata sehingga sulit menerima ridhanya.. Padahal itulah kunci kebahagiaan rumah tangga..
Allah memberi kita pasangan yang melengkapi kekurangan kita tapi kita gak pernah puas dengannya, fokus pada kekurangannya dan kurang mensyukuri kebaikannya...

Sedih itu....
Ketika gelar akademik sudah hingga S1, S2 atau bahkan S3, namun sholat tidak diperhatikan, al-Quran di dalam lemari beling dimuseumkan, dibiarkan berdebu usang tak tersentuh.

Karena lebih penting ilmu duniawi daripada meraup pahala dari setiap aksara Al Alquran yang dibaca. Padahal kesuksesan lebih gampang diraih dengan Al Quran, cuma kita ogah aja.. 

Sedih itu....
Ketika menentukan calon pasangan hidup yang diprioritaskan ialah harta dan dunianya, tanpa melihat kepada agama dan akhlaknya.

Sedihnya kalo ternyata pasangan hidup pilihan yang nampak tepat ternyata hanya bungkusnya yang bagus tapi isinya kosong. Menyesal tak ada guna.. Istri bagus dan sukses tapi tak setia, suami ganteng dan kaya tapi doyan menyakiti hati maupun fisik..

Sedih itu....
Ketika besar lengan berkuasa berlari kesana kemari berolahraga, namun hatinya mengeluh ketika imam membaca surat al-A'laa yang panjaaaaang dan lama. Seolah-olah terburu-buru mengejar sesuatu yang jauh lebih penting..

Padahal sepenting apa sih dunia jikalau disebandingkan dengan akhirat??

Sedih itu....
Ketika dunia lebih diprioritaskan dari pada akhirat. Padahal, dunia fana, alam abadi kekal abadi. Berlari mengejar dunia dan ninggalin akhirat. Padahal semua yang dikejar itu nantinya akan ditinggalkan. Harta, isteri, anak, kendaraan, posisi, jabatan, pengaruh. Bukankah sia-sia mengejar sesuatu yang nantinya bakal ditinggal juga??


Sedih yang sesungguhnya itu adalah....
Ketika muda berfoya-foya, bau tanah bergelimang dosa, risikonya mati masuk neraka. 

Sungguh rugi dan sial habis umur, waktu dan energi dengan sesuatu yang gak ada manfaatnya, gak ngefek pada jumlah rezeki dan jumlah pahala..

Pantaslah rezeki kita acakadut alasannya kita orang yang menyedihkan...
Lalu gimana caranya mengubah kondisi menyedihkan menjadi keuntungan?
Harus sanggup mencari penawarnya..
Penawar kesedihan itu adalah....
Dengan memanfaatkan lima masalah sebelum tiba lima masalah lainnya, yaitu:
1). Memanfaatkan waktu sehat sebelum datangnya sakit.
2). Memanfaatkan masa muda sebelum tiba masa tua.
3). Memanfaatkan waktu luang sebelum tiba kesibukan.
4). Memanfaatkan waktu kaya sebelum tiba kefakiran, dan..
5). Memanfaatkan hidup sebelum tamat hidup menjemput.
Manfaatkan dengan baik, fokus....
Kapan....??
Sekarang juga...

Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Makna Murung Yang Sesungguhnya

Sekianlah artikel Makna Murung Yang Sesungguhnya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Makna Murung Yang Sesungguhnya dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/makna-murung-yang-sesungguhnya.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel