Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim
Wednesday, July 22, 2020
Edit
Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim
link : Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim
Kondisi kehidupan kita tidak selamanya senang, bahagia, makmur dan sejahtera. Pasti ada masa di mana kita membutuhkan orang lain untuk menyangga beban kita biar terlepas dari penderitaan dan kesulitan. Kehidupan juga akan senantiasa berputar. Bisa saja tahun ini kita berada di puncak kejayaan, usaha berhasil membawa banyak keuntungan, dan rezeki berlimpah tiba dari segala arah serta jabatan cemerlang. Tapi belum tentu kondisi yang sama akan kita hadapi tahun berikutnya.
Lalu bagaimana kalau Yang Maha Memiliki Perlindungan tidak berkenan melindungi kita? Percayalah, neraka dunialah yang akan dialami. Kita diberinya penyakit tapi tidak diberiNya ketentraman, kita jatuh terpuruk tapi tidak diberiNya ketabahan, kita jatuh miskin dan tidak diberi kesabaran menghadapinya, kita diberi anak yang dulu kita asuh dengan penuh kasih sayang kini berbalik menjadi anak yang menyusahkan di hari renta kita.
Anda sekarang membaca artikel Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/hati-hati-enggan-menyebarkan-rezeki.html
Judul : Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim
Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim
Kehidupan yang zalim = kehidupan yang rapuh
Kehidupan siapakah yang rapuh? Pasti kehidupan orang-orang yang zalim. Karena Allah tidak pernah berkenan melindungi dan menolong orang-orang yang zalim. Jika bergantung pada tiang maka suatu ketika tiang itu akan roboh. Bila kita berlindung dibalik kemegahan dan kemewahan suatu ketika kemewahan dan kemegahan itu diambil oleh Sang Pemilik Kemegahan maka habislah kita. Bila kita mengandalkan jabatan dan wewenang, maka kita akan kecewa alasannya yakni jabatan dan wewenang itu ada akhirnya. Hanya proteksi Allah dan ketergantungan padaNya yang tidak akan ada batasnya, baik batasan kekuatan maupun batasan waktu. RezekiNya luas terhampar, banyak dan tidak terpengaruh kenaikan harga, senantiasa dicurahkan dari langit untuk kita dan semuanya simpel dicari serta simpel didapat.![]() |
menahan tangan untuk memberi = zalim |
Kondisi kehidupan kita tidak selamanya senang, bahagia, makmur dan sejahtera. Pasti ada masa di mana kita membutuhkan orang lain untuk menyangga beban kita biar terlepas dari penderitaan dan kesulitan. Kehidupan juga akan senantiasa berputar. Bisa saja tahun ini kita berada di puncak kejayaan, usaha berhasil membawa banyak keuntungan, dan rezeki berlimpah tiba dari segala arah serta jabatan cemerlang. Tapi belum tentu kondisi yang sama akan kita hadapi tahun berikutnya.
Senantiasa mohon proteksi Allah
Karena itu terhadap kehidupan yang tak niscaya ini kita harus punya perlindungan. Perlindungan yang niscaya dan kokoh. Sebaik-baik proteksi yakni proteksi Allah. Berlindunglah kepada Allah biar diberi masa renta yang sehat, terhindar dari penyakit yang berat. Mohon proteksi Allah supaya anak keturunan tidak saling berebut harta, dikaruniai bawah umur yang berbakti, terhindar dari kehidupan merana akhir rezeki yang tidak berkah dan kita sendiri tidak menangis alasannya yakni dosa-dosa kita di kuburan. Dosa-dosa penyesalan alasannya yakni keburu meninggal tanpa sempat beramal. Kita harus berlindung dari ancaman di perjalanan darat, maritim dan udara yang dilalui setiap hari. Setiap dikala kita harus punya perlindungan.Enggan menyebarkan rezeki itu zalim
Berhentilah memakan harta haram, menahan harta dan enggan menyebarkan rezeki dengan orang miskin. Mereka sudah mempunyai beban yang banyak, harusnya kita meringankannya bukan hanya menjadi penonton, membiarkannya tetap dalam penderitaan tanpa ada perjuangan untuk menolong. Ingatlah, suatu dikala kita juga berpeluang untuk susah dan menderita. Berhenti juga mengedepankan kekikiran dan hiasi rezeki dan harta kita dengan kemampuan berderma, membagi rezeki. Sedekah yakni penderas rezeki.
Enggan menyebarkan dan bersifat kikir bisa juga dinamakan kezaliman. Kezaliman tidak hanya berupa perbuatan yang merugikan orang lain secara pribadi tetapi juga yang merugikan orang lain secara tidak langsung. Di setiap rezeki dan harta kita ada hak orang lain. Saat kita tidak keluarkan hak tersebut berarti sama saja dengan kita memakan hak orang lain. Bukankah ini kezaliman juga?
Derma / Zakat / Sedekah yang kita beri itu sudah sewajarnya alasannya yakni itu memang hak mereka yang dititipkan Allah melalui tangan kita. Bayangkan jikalau semua muslim menyadari hal ini maka sedekah massal / besar-besaran akan membangkitkan perekonomian orang miskin / orang lemah. Tidak akan kita temukan lagi orang miskin yang alasannya yakni ketidakpedulian kita harus berbuat jahat untuk mengisi perutnya. Jika di sekitar kita banyak kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang miskin / lemah / kurang pendidikan bisa jadi beban dosanya juga ditanggung oleh kita. Karena kezaliman kita yang enggan berbagi, alasannya yakni ketidakpedulian kita terhadap mereka. Nasib diri dan keluargapun belum tentu kita bisa tanggung selamat atau tidak di alam abadi nanti ditambah pula beban tanggung jawab sebagai orang yang diberi nikmat rezeki berlebih dari Allah.
Wallahu alam.
Demikianlah Artikel Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim
Sekianlah artikel Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Hati-Hati, Enggan Menyebarkan Rezeki Sama Dengan Zalim dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/hati-hati-enggan-menyebarkan-rezeki.html