Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis!
Wednesday, July 15, 2020
Edit
Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis! - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis!, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis!
link : Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis!
Anda sekarang membaca artikel Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis! dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/percuma-rezeki-haram-niscaya-cepat-habis.html
Judul : Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis!
link : Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis!
Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis!
"Maka pernahkah kau melihat orang yang menimbulkan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya menurut ilmuNya dan Allah telah mengunci mati telinga dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penghilatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kau tidak mengambil pelajaran?" (Q.S.Al Jatsiyah : 23).
Sesuatu yang bukan hak niscaya diambil Yang Hak. Dan Dia punya seribu cara buat mengambilnya dari kita.
Banyak orang yang mempertaruhkan keyakinannya untuk mendapat rupiah haram. Dia berkeyakinan akan sulit hidup dengan honor pensiun, aji mumpung lah yang dipakai.
Tepat pertengahan tahun 90-an tanah warisan orang bau tanah mereka tinggal tersisa 400 m2 itupun bangun rumah Haji Gani sekeluarga. Lalu terjadilah satu bencana yang merubah hidup Haji Gani selamanya, Saat itu Haji Gani punya tetangga gres Asiang seorang peranakan Cina Medan. Oleh Asiang Haji Gani diajak berbisnis perjuangan konveksi. Awalnya perjuangan ini berjalan dengan lancar dan memperlihatkan banyak laba sehingga Haji Gani jadi simpatik pada tetangganya itu. Suatu ketika dengan alasan untuk meluaskan bisnisnya Asiang berniat pinjam uang di Bank dan membutuhkan jaminan. Tanpa ragu Haji Gani meneyerahkan akta tanahnya untuk jadi jaminan uang tersebut. Tapi malang tak sanggup ditolak untung tak sanggup di raih setelah mendapat uang beratus juta yang sedianya untuk meluaskan bisnis konveksi Asiang malah kabur bersama uang derma tersebut. Dan tinggallah Haji Gani sendiri ditinggalkan utang yang harus dibayarnya.
Tapi sepeninggal Asiang perjuangan konveksi Haji Gani mati segan hidup tak mau kesannya bangkrut.Sementara derma bank harus dibayar. Sehingga satu-satunya semoga Haji Gani tidak dipenjara yaitu menyerahakan tanah berikut rumah di atasnya untuk disita pihak bank. Terusirlah Haji Gani di atas tanah kebanggaannya, yang tersisa hanyalah penyesalan dan harus tinggal di kontrakan sempit itupun menumpang pada menantunya, sebab sudah tidak punya uang untuk membeli rumah yang gres lagi.
Bagaimana dengan nasib Shobur adik Haji Gani? Shobur yang miskin terus berusaha bekerja keras dna tidak ingin mendapat belas kasihan kakaknya. Dia tahu bahwa ia juga mendapat cuilan tanah warisan ayah mereka tapi Shobur sangat menghargai kakaknya dan tidak ingin menyakiti perasaan hatinya. Akhirnya daripada mengharap cuilan warisan lebih baik ia berusaha sendiri membeli tanah dari hasil keringat dan usahanya. Karena Shobur ini pekerja keras, ibadahnya manis dan dipercaya banyak orang untuk sehingga perjuangan kecil-kecilannya menjadi maju dan besar. Akhirnya ia sanggup membeli tanah sendiri dan tinggal dengan senang bersama keluarganya.
Cerita orang yang mengambil hak orang lain
Cerita berawal kira-kira 20 tahun silam, sekitar awal tahun 80-an, Haji Syarif bapaknya Haji Gani meninggal dan mewariskan sejumlah tanah yang cukup banyak. Waktu itu Haji Gani mempunyai satu saudara pria namanya Shobur. Hak Shobur atas tanah orangtua mereka tidak diberikan oleh Haji Gani sebab waktu itu Shobur masih kecil, Tapi kesannya praktek monopoli yang dilakukan Haji Gani atas tanah orangtuanya jadi keterusan. Sampai dewasapun Shobur tetap tidak dibagi oleh kakaknya, sehingga Shobur harus tinggal di kontrakan, sementara sebagian besar tanah sudah dijual oleh kakaknya Haji Gani. Uang hasil penjualan tanah digunakan naik haji dan berusaha, semuanya dimakan sendiri oleh Haji Gani.Tepat pertengahan tahun 90-an tanah warisan orang bau tanah mereka tinggal tersisa 400 m2 itupun bangun rumah Haji Gani sekeluarga. Lalu terjadilah satu bencana yang merubah hidup Haji Gani selamanya, Saat itu Haji Gani punya tetangga gres Asiang seorang peranakan Cina Medan. Oleh Asiang Haji Gani diajak berbisnis perjuangan konveksi. Awalnya perjuangan ini berjalan dengan lancar dan memperlihatkan banyak laba sehingga Haji Gani jadi simpatik pada tetangganya itu. Suatu ketika dengan alasan untuk meluaskan bisnisnya Asiang berniat pinjam uang di Bank dan membutuhkan jaminan. Tanpa ragu Haji Gani meneyerahkan akta tanahnya untuk jadi jaminan uang tersebut. Tapi malang tak sanggup ditolak untung tak sanggup di raih setelah mendapat uang beratus juta yang sedianya untuk meluaskan bisnis konveksi Asiang malah kabur bersama uang derma tersebut. Dan tinggallah Haji Gani sendiri ditinggalkan utang yang harus dibayarnya.
Tapi sepeninggal Asiang perjuangan konveksi Haji Gani mati segan hidup tak mau kesannya bangkrut.Sementara derma bank harus dibayar. Sehingga satu-satunya semoga Haji Gani tidak dipenjara yaitu menyerahakan tanah berikut rumah di atasnya untuk disita pihak bank. Terusirlah Haji Gani di atas tanah kebanggaannya, yang tersisa hanyalah penyesalan dan harus tinggal di kontrakan sempit itupun menumpang pada menantunya, sebab sudah tidak punya uang untuk membeli rumah yang gres lagi.
Bagaimana dengan nasib Shobur adik Haji Gani? Shobur yang miskin terus berusaha bekerja keras dna tidak ingin mendapat belas kasihan kakaknya. Dia tahu bahwa ia juga mendapat cuilan tanah warisan ayah mereka tapi Shobur sangat menghargai kakaknya dan tidak ingin menyakiti perasaan hatinya. Akhirnya daripada mengharap cuilan warisan lebih baik ia berusaha sendiri membeli tanah dari hasil keringat dan usahanya. Karena Shobur ini pekerja keras, ibadahnya manis dan dipercaya banyak orang untuk sehingga perjuangan kecil-kecilannya menjadi maju dan besar. Akhirnya ia sanggup membeli tanah sendiri dan tinggal dengan senang bersama keluarganya.
Apa yang sanggup kita pelajari dari cerita dua bersaudara ini?
Allah Maha Adil, Allah Maha Sempurna hisabnya. Haji Gani memakan harta yang bukan haknya kesannya kehilangan semua harta itu sampai tak bersisa, Sedangkan Shobur dengan segala penderitaannya jadi terangkat derajatnya.
Belajar dari cerita di atas, kita juga mesti berpikir apa gunanya kekayaan, bila kekayaan itu bukan hasil keringat kita. Apa gunanya harta kalau kita merampas hak orang lain, meskipun itu saudara kandung kita. Buat apa kenikmatan kalau didapat dari jalan yang tidak berkah. Rezekinya jadi rezeki haram.
Nun jauh di sana setan tertawa sambil berkata " Hai manusia, kau yang susah payah mencari dan mengumpulkan, sampai kau rela berbuat tipu daya, kini harta itu diambil kembali oleh Yang Punya". Karena dasarnya harta itu cuma derma dariNya yang kalau suatu ketika akan diambilNya tidak ada yang sanggup menghalangiNya. Masih untung cuma harta kau yang diambil bagaimana kalau jiwa dan ragamu diambil tanpa sempat memohon ampun?
Setan saja tahu semenjak dini bahwa rezeki haram itu akan cepat habis tanpa sanggup dinikmati. Jauhi rezeki haram. Jauhi mengambil yang bukan hak. Berikan hak orang lain, permudah jalan orang lain, permudah rezeki orang lain maka kita akan diberikan hak, dipermudah jalan dan rezekinya. Wallahu alam
Demikianlah Artikel Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis!
Sekianlah artikel Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Percuma, Rezeki Haram Niscaya Cepat Habis! dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/percuma-rezeki-haram-niscaya-cepat-habis.html