Allah Menyerupai Yang Kau Pikirkan

Allah Menyerupai Yang Kau Pikirkan - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Allah Menyerupai Yang Kau Pikirkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Allah Menyerupai Yang Kau Pikirkan
link : Allah Menyerupai Yang Kau Pikirkan

Baca juga


Allah Menyerupai Yang Kau Pikirkan


Status facebook anak Sekolah Menengan Atas 1 Bayuwangi,  Afi Nihaya Faradisa,  yg jadi viral di internet belum usang ini. Berikut tulisannya untuk kita renungkan.

APA APA JADI BAHAN PERDEBATAN

Aku pernah mematikan hpku selama 10 hari.
Selama itu saya tak berafiliasi dengan dunia luar sama sekali.
Hanya dari situ kau dapat mengamati apa yang gadget dan koneksi internet telah renggut selama ini.
Katakanlah saya terjebak dalam sudut pandang yang menggelikan.
Katakanlah saya salah menyikapi kemajuan, tapi hal-hal ini yang telah kupelajari dalam 10 hari. Sudahkah kau mencoba sendiri sebelum menjustifikasi?
Melalui layar 4 inch ini saya melihat dunia tanpa batas yurisdiksi.
Namun kata orang bijak,  "You are what you eat. "
Belakangan saya tahu bahwa hal itu tidak hanya berlaku untuk makanan perut tapi juga makanan pikiran.
Apa yg telah kita masukkan dalam pikiran, jiwa,  dan hati kita selama ini memilih ibarat apa diri kita.
Lalu pernahkah bertanya yang saya telan selama ini lebih banyak racun atau gizinya? Pantas kalau diri kita masih gini gini aja.
Ternyata ini sebabnya.
Perhatikan kondisi "sumber makanan pikiran" kita semakin tercemari.
Aku lelah menjelaskan pada satu persatu orang perihal negatifnya membuatkan hoax dan kebohongan.
Kita juga tak pernah kehabisan alasan untuk saling membenci. Apa apa dijadikan amunisi.
Sama sama insan kalau beda negara rusuh.  Sama-sama Indonesia kalau beda agama rusuh.
Sama agama beda pandangan juga rusuh.  Terus gimana nih maunya?
Padahal kalo bukan Tuhan,  siapa lagi yang membuat semua perbedaan ini?
Kalau Dia mau Dia dapat saja mengakibatkan insan "serupa" dalam segala hal.
Lalu kenapa kita lancang menentang Tuhan dengan meludahi perbedaan?
Aku sendiri tidak pernah mengunfriend yang beda pandangan,  saya dan kau dapat dekat walau kita tidak sepakat.
Pernah lihat orang yang penuh permusuhan hidupnya tenang?
Bagaimana kita berharap ada bunga yang tumbuh di atas kawah berapi?
Yang dirahmati Tuhan yakni HUBUNGAN bukan PERMUSUHAN.
unity in diversity.
Yang saya heran apa apa dijadikan perdebatan.
Seperti ritual medsos tahunan, mulai dari ucapan natal,  perayaan valentine bahkan juga penerima unjuk rasa.
Diri ini merasa lebih baik lantaran pihak lain terlihat lebih buruk.
Kita merasa bahagia atas ketidakbaikan orang.
Tuhan mana yang mendukung abjad ibarat itu?
Padahal this too shall pass.
Semua hal niscaya akan berlalu sendiri silih berganti.
10 tahun lagi apakah yang kita pertengkarkan ini lebih berharga dari relasi baik kita?
Padahal kata "musuh" hanyalah ilusi. Sebuah sekat yang kita buat sendiri.
Tuhan tidak menyampaikan bahwa Ia dekat dengan pembuluh nadi orang beragama X dan bersuku Y.  Tuhan dekat dengan pembuluh nadi semua orang.
Sudah lupa ya?
Yang asing yakni jikalau tidak pro pokoknya salah. Kontra salah. Netral pun juga salah.
Tidak ada hal lain yang ditunjukkan kecuali perilaku kekanakan.
Boikot terhadap perusahaan raksasa tidak akan besar lengan berkuasa sedikit pun pada owner owner atas yang sudah kaya.  Yang kalian bahayakan yakni penjual penjual kecil yang masih gundah cari makan setiap harinya, yang bahkan mereka tidak tahu apa apa perihal kebijakan perusahaan.
Ada sebuah peribahasa cina yang layak untuk kita renungkan,  "menyimpan dendam ibarat meminum racun tapi berharap orang lain yang mati. "
 "anda tidak dieksekusi KARENA kemarahan anda tapi anda dieksekusi OLEH kemarahan anda. "
Jika tetap tidak dapat mengendalikan kemarahan ? DIAM.
Setidaknya kemarahan kita tidak akan menjadi alasannya yakni kemarahan orang lain.
"Barangsiapa diam,  beliau selamat. " (H.R. Tirmidzi).
Memang ada saatnya memproteksi diri.  Ada saatnya mempertahankan kenyamanan pribadi.
Tapi bagiku ada juga saatnya mencapai tujuan yang lebih tinggi...



Allah ibarat yang kau pikirkan

Selama ini kita dibesarkan oleh info yang gak berimbang di media. Saling menghakimi, saling menyalahkan kemudian saling menumpahkan darah hanya lantaran salah paham. Perang di mana-mana, teror di mana-mana, belum dewasa yang jadi korban perdagangan seksual, perdagangan organ, penculikan. Akhirnya kita melihat dunia ini sebagai sebuah ancaman, sebuah kawasan yang tidak nyaman untuk ditinggali.. 

Sebenarnya salah paham dapat diselesaikan dengan benar paham atau memahami dengan benar. Benar paham ini hanya dapat diselesaikan dengan komunikasi, duduk bersama berbicara bersama dan berhenti menghakimi orang lain. Jika kita mulai menghakimi seseorang maka cinta di hati kita tertutup untuknya lantaran kita sudah dipenuhi dengan evaluasi dan prasangka yang belum tentu benar..

Apalagi jikalau menyangkut Allah SWT, pencipta alam ini dan Rabb kita. Percayalah Allah sesuai persangkaan kita.. Seorang hamba harusnya berprasangka baik pada Rabbnya, lantaran takdir apapun yang menimpanya itulah yang terbaik untuknya. Takdir atau ketentuan Allah itu baik, yang membuatnya tidak baik yakni cara kita menyikapi takdir itu. Rezeki susah, mandek, seret, gak lancar padahal kita udah perjuangan yakni takdir Allah. Jika kita menerimanya dan bersabar maka itu jadi ladang pahala buat kita. (baca : menyikapi hidup yang susah rezeki). Bisa saja ini ujian, cobaan yang diberi Allah untuk mendewasakan kita..

Hidup ini bukan hanya berisi kesenangan semata. Tapi juga harus ada ujiannya biar senantiasa seimbang. Yang harus kita pelajari yakni bagaimana menyikapinya. Bagaimana menyikapi ujian terutama ketika rezeki minta ampuun susahnya.. Tapi harus diwaspadai bahwa ujian itu dapat berbentuk apa saja, bukan hanya kondisi hidup yang susah rezeki saja tapi juga hidup yang berkelimpahan rezeki.

Saudaraku...

DOA PASTI DIKABULKAN.

Jika punya masalah, kita angkat tangan berdoa pada Allah dan berharap doa kita dikabulkan bukan? Tapi seringkali impian tinggal harapan, kita menanti dan doa kita tak kunjung diijabah. Di sinilah kita perlu berprasangka baik padaNya lantaran Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, apa yang baik buat kita, tapi Dia memberi apa yang kita butuhkan dan yang terbaik bagi kita. (baca : kunci pengabulan doa ketika susah rezeki).



Jika kita berdoa dan merasa kalo doa kita tidak diijabah, yakinlah bahwa bukan itu yang terbaik untuk kita ketika ini dan bukan itu yang kita butuhkan. Allah Maha Tahu hal-hal yang gaib, sementara kita tak dapat membaca masa depan. Yakinlah bahwa rencanaNya niscaya yang terbaik. Jika kita berpikir bahwa Allah sedang menuntun kita pada sesuatu yakinlah bahwa sesuatu itu niscaya yang terbaik dan kita butuhkan. Itu sebabnya seringkali kita bersyukur sesudah kemalangan dan merasa kalo itu ada hikmahnya.. Padahal memang pesan yang tersirat itulah tujuannya, hanya prosesnya yang harus lewat kemalangan dulu.

SERAHKAN PADA ALLAH SEPENUHNYA.

Apapun yang terjadi dalam hidup kita yakni konsekuensi dari sebuah pilihan. Wajarlah jikalau kita berbuat salah, namanya juga manusia. Tapi itu tidak membebaskan kita dari tanggung jawab/konsekuensinya. Melakukan kejahatan / tindakan kriminal niscaya berurusan dengan hukum. Kebanyakan bohong niscaya gak dipercaya. Mencari rezeki dengan jalan haram niscaya tidak berkah. Itu yakni konsekuensi dari sebuah pilihan.


Apapun yang kita lakukan, sesudah ikhtiar selanjutnya serahkan sepenuhnya pada Allah. Kita berikhtiar mencari rezekiNya karenanya bukanlah urusan kita, itu urusan Allah. Kita akan diberi sesuai dengan jatah kita, tak lebih dan tak kurang alias pas ( baca : berserah diri pada Allah maka rezeki akan mengikuti)

MINTALAH PADA ALLAH

Kamu doyan gratisan, suka ditraktir, suka minta oleh-oleh, suka dikasi hadiah sama orang? Tau gak kalo ini bisa bikin rezeki ngacir? Lho kok bisa? Karena kita jadi begitu bergantungnya pada manusia, pada sesama mahluk. Dengan minta-minta secara gak pribadi kita menganggap diri miskin dan untuk itu masuk akal jikalau kita meminta.. Memang masuk akal sih, tapi kawasan mintanya yang salah. Harusnya mintanya sama  Allah.



Kalo kita yakin Allah itu Maha Kaya dan dapat ngasi apa aja yang kita mau, maka itulah yang akan terjadi. Kalo kita mintanya ama insan dapat dikasi dan dapat juga nggak kan? Kalo sama Allah niscaya dikasi, tapi sesuai dengan kehendakNya. Dan yang dikasinya niscaya lebih baik dari yang kita minta.. kau niscaya punya pengalaman perihal ini kan?

Intinya yakni pikirkan yang baik-baik perihal Allah, maka yang baik-baik itu juga akan terjadi dalam hidup kita. Pikirkan bahwa Allah Maha Kaya, Maha pemberi Rezeki, Maha Adil, Maha Pelindung, Maha Pemaaf, maka itulah yang menghiasi hidup kita. Ini yang kita sebut pikiran positif..

Tak ada gunanya berprasangka negatif lantaran itu gak akan mengurangi keagungan Allah malah akan membuat kita makin menderita dan susah..

Wallahu alam.


Demikianlah Artikel Allah Menyerupai Yang Kau Pikirkan

Sekianlah artikel Allah Menyerupai Yang Kau Pikirkan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Allah Menyerupai Yang Kau Pikirkan dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/05/allah-menyerupai-yang-kau-pikirkan.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel