Mau Gampang Rezeki? Jauhi Sifat Mubazir - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Mau Gampang Rezeki? Jauhi Sifat Mubazir, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel penghalang, Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mau Gampang Rezeki? Jauhi Sifat Mubazir
link : Mau Gampang Rezeki? Jauhi Sifat Mubazir

Mau Gampang Rezeki? Jauhi Sifat Mubazir

Sifat mubazir yaitu temannya setan. Maukah kita menyebabkan setan sebagai teman? Setan atau iblis telah dijanjikan untuk jadi penghuni neraka yang abadi. Bersediakah kita mengikuti jalan setan dan menemaninya di neraka, tidak bukan? Karena itu jangan mubazir !

Hindarilah membuang butiran beras, alasannya setiap butirnya berharga

Apa itu Mubazir?

Pernah lihat orang ambil kuliner di kenduri / program kawinan dan tidak menghabiskan makanannya? Atau mungkin kita yang suka ambil kesempatan melihat banyak kuliner gratis dan tidak menghabiskannya alasannya tidak sanggup lagi alasannya kekenyangan. Atau untuk merayakan sesuatu kita memesan kuliner yang banyak di restoran tapi tidak sanggup menghabiskan semua kuliner yang kita pesan dan membiarkan sisa kuliner teronggok begitu saja?
Di lain hari kita membeli pakaian yang lagi SALE di toko, tapi begitu pulang gres kita menyadari kalau warnanya tidak cocok dengan selera kita dan balasannya kita biarkan menumpuk di lapisan terbawah lemari pakaian kita? Atau kiriman kuliner dari keluarga di kampung dalam jumlah banyak tidak sanggup kita habiskan, tidak juga kita bagikan ke tetangga dan kita biarkan bau tanpa rasa berdosa begitu saja. Sepatu yang terpajang rapi di rak sepatu meskipun yang digunakan cuma satu atau dua saja kita biarkan teronggok dan berdebu tanpa ada niat untuk membagikannya kepada yang membutuhkan.

Mubazir itu tidak bersyukur

Ketahuilah sikap ini yaitu sikap setan, sikap sombong, perilaku yang tidak mensyukuri nikmat. Kita merasa berhak membuang / membiarkan kuliner atau barang yang tidak sanggup kita habiskan / pakai dengan alasan kita beli dengan uang sendiri ya terserah saya dong mau saya apakan. Mau saya pakai kek, makan kek, habiskan atau buang terserah saya dan bukan urusan orang lain.

Jika kuliner yang kita mubazirkan, butiran nasi yang kita buang dikumpul menjadi satu maka sanggup memberi makan beberapa orang yang kelaparan. Nenek atau orang bau tanah kita selalu mengingatkan untuk menghabiskan kuliner hingga butir nasi terakhir alasannya kita tidak tahu dibutir manakah terkandung berkah dari Allah. Jika hidup kita senantiasa dihiasi dengan tindakan mubazir percayalah rezeki akan menjauh. Barangsiapa yang bersyukur akan ditambah nikmat (rezeki) dari Allah, begitu pula sebaliknya.

Pelajaran dari negara lain soal mubazir

JEPANG

Jika Muslim sebelum memulai makan mengucapkan basmalah dengan impian bahwa kuliner yang kita makan berberkah alasannya disebut nama Allah disitu. Orang Jepang mengucapkan "Itadakimasu" sebelum makan. Inti dari ucapan ini yaitu permohonan untuk mengambil kehidupan kuliner yang hendak ia makan biar ia sebagai insan sanggup hidup. Mereka paham bahwa sebelum kuliner itu hadir di meja makan, mereka yaitu mahluk hidup yang rela mengorbankan hidupnya untuk kelangsungan hidup manusia. Maka sebelum makan insan harus permisi dikarenakan telah merenggut hidup mahluk lain untuk kehidupannya.

Setelah selesai makan kalau kita yang muslim menutup dengan hamdalah sebagai tanda syukur atas kuliner yang telah dimakan, orang Jepang mengucapkan "Gochichousama deshita" sebagai ucapan terima kasih dikarenakan telah diberi berkah kuliner dari kehidupan mahluk lain.

Saat makan orang Jepang akan mengunyah kuliner pelan-pelan sambil menikmati makanannya dan akan berteriak "Oishii" artinya enak. Tidak makan terburu-buru dan makannya niscaya habis. Begitu pula dengan pakaian yang masih layak pakai, maka di Jepang akan dijual kembali di flea market dengan harga miring atau menyumbangkan pada orang lain.

JERMAN

Saya membaca artikel di sini jika di Jerman tidak menghabiskan kuliner yang dipesan di restoran akan dikenakan denda 50 Euro. Jerman sebagai negara industri terkemuka menentang kemubaziran. Pesan sesuai dengan yang anda sanggup makan, uang memang milik kita tapi sumberdaya alam milik masyarakat. Kita tidak sanggup menyedot sumberdaya alam, mengambil apa yang diberi oleh alam melalui kerja keras petani / nelayan kemudian menyia-nyiakannya begitu saja. Pesan yang sangat mengena.

ALLAH MELARANG SIKAP MUBAZIR

"Dan berikanlah pada keluarga-keluarga yang bersahabat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang ada dalam perjalanan, dan janganlah kau menghambur-hamburkan (hartamu) dengan boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu yaitu saudaranya setan, dan bahwasanya setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya" (Q.S.Al Isra : 26 - 27).

Melihat ayat di atas bahwa Allah melarang kita untuk bersikap boros, menghambur-hamburkan harta / rezeki yang diberikan Allah. Jika rezeki yang diberi oleh Allah, kita sanggup dengan kerja keras kemudian kita hamburkan / buang begitu saja, tanpa memberi manfaat bagi diri dan orang lain sama saja tidak menghargai sumbangan Allah. Bahkan disamakan dengan perbuatan setan. Jika rezeki yang diberi tidak kita hargai bagaimana sanggup dengan entengnya kita meminta diberi pemanis rezeki. Allah menganggap kita tidak sanggup mengelola dengan baik rezeki yang sudah kita miliki. Bisa saja Allah mencabut rezeki kita, mencabut nikmat yang sedianya diberi untuk kita ditambah bonus azab yang perih.. Beranikah kita??? Makanya jangan mubazir !!
Wallahu alam

Demikianlah Artikel Mau Gampang Rezeki? Jauhi Sifat Mubazir

Sekianlah artikel Mau Gampang Rezeki? Jauhi Sifat Mubazir kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mau Gampang Rezeki? Jauhi Sifat Mubazir dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/mau-gampang-rezeki-jauhi-sifat-mubazir.html

Share this post