Haruskah Rezeki Dicari Oleh Suami?

Haruskah Rezeki Dicari Oleh Suami? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Haruskah Rezeki Dicari Oleh Suami?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cerita, Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Haruskah Rezeki Dicari Oleh Suami?
link : Haruskah Rezeki Dicari Oleh Suami?

Baca juga


Haruskah Rezeki Dicari Oleh Suami?

Siapa bahu-membahu pencari rezeki / nafkah dalam rumah tangga? Semua niscaya setuju bahwa suami lah yang mencari rezeki / nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Makara kalau laki-laki / suami yang mencari rezeki untuk apa perempuan perguruan tinggi lalu bekerja? Kadang pertanyaan ini menggelitik sebagian perempuan bekerja baik yang telah menikah ataupun yang belum.
 Semua niscaya setuju bahwa suami lah yang mencari rezeki  Haruskah REZEKI dicari oleh SUAMI?

Tugas utama pencari rezeki ada di bahu suami

Sebuah ayat Al Alquran berbunyi menyerupai ini "Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf " (Q.S. Al Baqarah : 233) dan di ayat yang lain " Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kau bertempat tinggal berdasarkan kemampuanmu dan janganlah kau menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jikalau mereka (istri-istri yang ditalak ) itu sedang hamil maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka melahirkan". (Q.S. At Thalaq : 6). Suami berkewajiban memberi nafkah kepada istrinya menyerupai ayat di atas. Kewajiban memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya ini tidak gugur meskipun suaminya miskin dan istrinya kaya / berkecukupan. Dia tetap berkewajiban menunjukkan nafkah sesuai dengan kemampuannya. Seorang istri tidak berkewajiban mencari rezeki / nafkah dikarenakan telah dibebankan kepada suaminya.Tugas utama seorang istri yakni menjadi ibu, mendidik anak-anaknya, menjaga kehormatan diri dan menjaga harta suaminya selama ia tidak ada. 
Nafkah yang harus diberikan oleh suami pada istri dan anak-anaknya antara lain kawasan tinggal, makan minum, pakaian dan obat kala sakit.

Lalu mengapa perempuan harus bekerja?

Mengapa perempuan harus bekerja jikalau rezekinya / nafkahnya telah dibebankan kepada suaminya? Tujuan perempuan bekerja yakni untuk mengabdikan ilmunya (dokter, guru, dsb), aktualisasi diri meniti karier di bidang tertentu (polisi, hakim, jaksa dsb) atau menjadi pengusaha dengan seizin suaminya. Nafkah istri tetap harus diberi oleh suaminya meskipun honor istri lebih tinggi daripada suami. Rezeki yang diberikan oleh Allah pada seorang suami terikutkan pula rezeki istri dan anak-anaknya. Fatimah ra putri nabi pun diriwayatkan menerima upah dari menumbuk gandum.

 Semua niscaya setuju bahwa suami lah yang mencari rezeki  Haruskah REZEKI dicari oleh SUAMI?

Wanita bisa mencari rezeki / nafkah asal .... 

Pada dasarnya pencari rezeki / nafkah utama yakni suami. Tetapi pada ketika suami tidak bisa sebab sakit berkepanjangan, lumpuh / cacat dan tidak sanggup menjalankan kewajibannya mencari rezeki / nafkah maka istri diperbolehkan membantu mencari rezeki / nafkah supaya asap dapur terus mengepul. Seperti halnya istri Nabiyullah Ayub as yang harus bekerja memenuhi kebutuhan keluarga ketika Nabiyullah Ayub sakit dan tidak sanggup bekerja.

Bolehkah menyuruh istri mencari nafkah / rezeki?

Kewajiban istri yakni taat pada suami sepanjang itu dalam koridor agama Tapi jikalau suami menyuruh istri bekerja banting tulang mencari rezeki untuk menghidupi keluarganya sementara suami sehat-sehat saja tidak wajib untuk ditaati. Karena tanggung jawab mencari rezeki ada di bahu suami. Istri dan suami sudah diberikan kiprah masing-masing. Suami lah pencari rezeki utama, seberapa pun hasilnya. Jika istri ingin mencari nafkah sifatnya membantu saja dan jikalau diizinkan oleh suaminya.
" Hendaklah orang yang bisa memberi nafkah sesuai kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah menunjukkan nafkah dari harta yang diberikan Allah padanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepanya. Allah kelak akan memberi kelapangan setelah kesempitan" ( Q.S. At Thalaq : 7)
Menyuruh istri bekerja mencari rezeki itu sama saja dengan mengalihkan tanggung jawab dan menzalimi istri. Hal menyerupai ini tidak disukai Allah dan akan menjauhkan rezeki dalam genggaman kita. Harusnya suami yang menyuruh istrinya bekerja padahal beliau masih sehat aib pada diri sendiri. Apakah pantas seorang laki-laki yang secara fisik lebih kuat, lari dari tanggung jawab dan membebankan pada istri untuk memberi makan dirinya dan anak-anaknya? Tentu saja tidak pantas. Tapi mengapa masih banyak suami yang merelakan istrinya mencari nafkah hingga ke luar negeri dengan menjadi TKI padahal dirinya sanggup menghidupi anak istrinya walaupun secara sederhana?
Wallahu alam.


Demikianlah Artikel Haruskah Rezeki Dicari Oleh Suami?

Sekianlah artikel Haruskah Rezeki Dicari Oleh Suami? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Haruskah Rezeki Dicari Oleh Suami? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/haruskah-rezeki-dicari-oleh-suami.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel