Mengapa Tega Membuang Bayimu? Beliau Lahir Membawa Rezekinya Sendiri.

Mengapa Tega Membuang Bayimu? Beliau Lahir Membawa Rezekinya Sendiri. - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Mengapa Tega Membuang Bayimu? Beliau Lahir Membawa Rezekinya Sendiri., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mengapa Tega Membuang Bayimu? Beliau Lahir Membawa Rezekinya Sendiri.
link : Mengapa Tega Membuang Bayimu? Beliau Lahir Membawa Rezekinya Sendiri.

Baca juga


Mengapa Tega Membuang Bayimu? Beliau Lahir Membawa Rezekinya Sendiri.

Seringkali kita membaca di informasi atau melihat pribadi di sekitar kita ada bayi ditemukan di tong sampah, di selokan, di pinggir jalan atau di tempat-tempat yang tidak seharusnya baik dalam keadaan hidup ataupun sudah mati. Bayi-bayi suci yang tak berdosa itu niscaya bertanya mengapa saya dibuang? Aku salah apa? Tapi lantaran mereka ialah makhluk kecil tak berdaya mengakibatkan kita berkuasa penuh terhadap nasibnya. Jika kita ingin membuangnya, membunuhnya, melemparkannya di selokan beliau toh tidak akan dapat protes dan melapor ke Komnas Perlindungan Anak. Apalagi kalu kita melakukannya secara sembunyi-sembunyi, menghindar dari tatapan tanda tanya orang. Atau menghindari pegawanegeri yang siap menangkap kita. Kita sembunyi melakukannya, padahal kita lupa kalau Allah maha melihat.

Seringkali kita membaca di informasi atau melihat pribadi di sekitar kita ada bayi ditemukan Mengapa Tega Membuang Bayimu? Dia Lahir Membawa Rezekinya Sendiri.

Binatang apa insan ini?

Binatang apakah insan itu? Mengapa tega menetapkan kehidupan seorang bayi? Mengapa kita yang memilih jalan hidupnya? Mengapa kita tega membunuh apa yang telah ditetapkan Allah untuk hidup ? Padahal Allah telah menuliskan bagi bayi yang gres lahir rezekinya bersama dengan ajalnya, amalnya, celaka atau bahagianya kelak, sebagaimana hadits Rasulullah " Sesungguhnya tiap-tiap kalian akan dikumpulkan dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah, lalu menjadi alaqoh selama itu juga, lalu menjadi mudhghoh selama itu juga, lalu diutuslah malaikat untuk meniup ruh padanya. Lalu diperintahkan untuk menulis 4 kata : rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya" (H.R.Bukhari-Muslim).

Berani sekali kita ini! Menyingkirkan apa yang telah diamanatkan Allah kepada kita, sementara banyak pasangan di luar sana berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh amanat itu. Allah belum berkenan memberi mereka. Tapi mereka tak mengalah dan tetap bersyukur. Tetapi kita yang telah diamanahiNya tanpa harus bersusah payah melaksanakan tindakan kejam, membuang bahkan membunuhnya. Seakan membenarkan perbuatan bejat kita.

Dosa berlipat

Mengapa ada yang tega membuang atau membunuh bayi yang gres dilahirkannya? Alasan yang paling utama ialah malu. Malu lantaran anak itu diperoleh dari hasil korelasi yang haram. Malu kepada siapa? Malu kepada manusia, tapi tidak aib pada Allah. Tidak aib melaksanakan perzinahan, tidak aib membuang atau menghilangkan nyawa manusia. Berzina itu dosa besar, mendekatinya saja dilarang, apalagi melakukannya. Buah dari perbuatan dosa itupun dilanjutkan dengan dosa yang lainnya lagi yaitu menyia-nyiakan / membunuh bayi yang lahir. Ataupun ada yang sengaja menggurkannya sebelum lahir dengan pertolongan dukun sesat, bidan atau dokter bejat. 
Di darul abadi kita akan disuruh mempertanggung jawabkan kedua perbuatan tersebut secara terpisah. Karena berzina dan membunuh dua-duanya dosa besar apakah kita akan luput dari siksa? Bisa jikalau Allah mengampuninya. Tapi untuk diampuni kita punya jalan panjang untuk bertobat. Untuk memperlihatkan bahwa kita pantas untuk diampuni.

Larangan membunuh anak 

Bayi itu suci. Dia lahir membawa rezekinya sendiri. Rezeki yang dititipkan Allah di tangan kita, orangtuanya, Kita tidak boleh untuk membunuh belum dewasa kita lantaran takut miskin, lantaran Allah lah yang akan menjamin rezeki belum dewasa itu. " Dan janganlah kau membunuh anak-anakmu lantaran takut miskin. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu, Sesungguhnya membunuh mereka ialah suatu dosa yang besar" (Q.S. Al Isra : 31). Dia Maha Kaya diantara semua yang kaya lantaran kekayaannya tak terbatas. Membunuh anak berarti kita tidak percaya pada komitmen Allah. 
Membunuh dengan sengaja berarti kita menetapkan haknya untuk hidup. Haknya untuk menikmati dan memanfaatkan rezeki Allah. Haknya untuk menjadi anak saleh yang akan berbakti pada kita, yang tak akan berhenti mendoakan kita supaya selamat di dunia dan di akhirat. 

Siapkah jikalau rezeki dicabut lantaran perbuatan kita?

Membunuh atau menyia-nyiakan bayi hasil korelasi gelap tidak akan mengakibatkan kita orang bermartabat. Mungkin insan dapat kita tipu, tapi Allah tidak. Yang menciptakan kita bermartabat jikalau kita dapat mendidiknya untuk mendekati Allah, mengangkat anak yatim yang miskin untuk kita bimbing pun suata tindakan yang terpuji. Apalagi jikalau mendidik darah daging kita sendiri. Dia suci, lahir lantaran kasih dan rahmat Allah padanya. Dia terbebas dari sikap jelek kita yang mengakibatkan beliau lahir. Dia berhak hidup lantaran Allah menghendakinya. 

Jika kita tetap menetapkan menyia-nyiakannya, berarti kita menyia-nyiakan rezeki yang Allah titipkan pada kita. Jangan heran jikalau Allah juga mengurangi bahkan mencabut rezeki yang seharusnya milik kita. Kalaupun diberi rezeki menjadi tidak berkah, tidak memperlihatkan manfaat bagi kita. Beranikah kita menantang Allah? Siapkah jikalau rezeki dicabut lantaran perbuatan tangan kita sendiri? Wallahu alam.



Demikianlah Artikel Mengapa Tega Membuang Bayimu? Beliau Lahir Membawa Rezekinya Sendiri.

Sekianlah artikel Mengapa Tega Membuang Bayimu? Beliau Lahir Membawa Rezekinya Sendiri. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mengapa Tega Membuang Bayimu? Beliau Lahir Membawa Rezekinya Sendiri. dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/mengapa-tega-membuang-bayimu-beliau.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel