Masih Suka Ngisengin Orang?

Masih Suka Ngisengin Orang? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Masih Suka Ngisengin Orang?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Masih Suka Ngisengin Orang?
link : Masih Suka Ngisengin Orang?

Baca juga


Masih Suka Ngisengin Orang?

Suka iseng?  Baca ini deh!

  • Seorang dosen tengah berjalan santai bersama seorang mahasiswanya di taman kampus, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah lama dan lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu yaitu sepatu milik pekerja kebun yang sebentar lagi akan menuntaskan pekerjaannya.

  • Sang mahasiswa melihat kepada dosennya dan berkata "Bagaimana kalo kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi dibelakang pepohonan, nanti ketika ia tiba Kita lihat bagaimana ia kaget & cemas alasannya kehilangan sepatunya."
  • Dosen itu menjawab, " Mahasiswaku, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, daripada mencandainya, kau bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang coba kau masukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya. Kemudian saksikan bgm respon dari tukang kebun miskin itu?"
  • Sang mahasiswa sangat takjub dengan proposal dosennya. Tanpa pikir panjang ia lansung memasukkan beberapa lembar uang 50 ribuan ke dalam  sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak-semak bersama dosennya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun itu..
  • Tak berapa lama datanglah tukang kebun itu, sambil mengibas-ngibaskan kotoran dan bubuk dari pakaiannya sehabis bekerja, ia menuju daerah meninggalkan sepatu sebelum bekerja tadi. Ketika ia memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat, alasannya ada sesuatu yang mengganjal di dalamnya.
  • Saat ia keluarkan ternyata…....uang..! Dia mengusut sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang..! Dia memandangi uang itu berulang-ulang seolah tak percaya dengan penglihatannya. Dikucek-kuceknya matanya dan dicubitnya dirinya keras-keras sekedar untuk meyakinkan kalo dirinya tidak bermimpi. Ia pun memutar pandangannya ke segala penjuru namun ia tidak melihat seorangpun.
  • Sambil menggenggam  uang itu kemudian ia berlutut sambil menengadah ke langit ia berucap :“Aku bersyukur kepadaMu, ya Allah, Tuhanku yang maha Pengasih dan Penyayang, Pemberi Rezeki yang tiada disangka-sangka. Wahai Yang Maha Tahu, istriku sedang sakit dan anak-anakku  kelaparan. Mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku, anak-anakku dan istriku dari penderitaan...”
  • Dengan kepolosannya ia terus menangis terharu sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dan rezeki dari Allah Yang Maha Pemurah.
  • Sang mahasiswa sangat terharu dengan pemandangan yang di lihatnya dari balik persembunyian itu. Tak terasa air matanya menetes tanpa sanggup ia bendung. Uang yang tak ada artinya baginya ternyata sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi orang lain.
  • Sang dosen yang bijak tersebut pun berkata pada mahasiswanya: “Bukankah kini kau mencicipi kebahagiaan yang lebih daripada kau melaksanakan proposal pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?” Sang mahasiswa menjawab : "Aku telah mendapatkan pelajaran yang tidak akan saya lupakan seumur hidupku."


Apa yang kita pelajari dari dongeng ini?

  • Allah bekerja dengan caranya sendiri memberi rezeki pada umatnya. Si tukang kebun tak menyangka kalau uang yang sangat diperlukannya bukannya didapat dari pekerjaannya tapi lewat sepatu yang logikanya gak mungkin mengeluarkan uang. Tapi begitulah kalau Allah berkehendak, sesuatu yang keluar dari logika pun bisa terjadi. Allah menggerakkan hati sang mahasiswa untuk memberi dan bukannya mengerjainya alasannya lewat cara itulah Allah memberi pelajaran kepadanya.
  • Ketika kau memberi, kau akan memperoleh kebahagiaan yang lebih banyak daripada ketika kau diberi. Semua orang suka gratisan dan diberi sesuatu. Tapi perasaan ketika memberi dan diberi itu berbeda. Saat memberi kita mencicipi diri lebih dari orang lain, lebih cukup, lebih banyak yang bisa dibagi, lebih bisa memberi manfaat dibanding kalau kita mendapatkan pemberian. Rasa bahagianya akan lebih lama dan tentu saja pahalanya lebih besar. Bukankah tangan di atas lebih mulia dibanding tangan di bawah
  • Mengapa harus selalu iseng? Iseng dan ngerjain orang memang kelihatan menyenangkan bagi kita tapi apa ada keuntungannya selain buat lucu-lucuan? Belum lagi bagi mereka yang kita kerjain? Suka gak mereka diperlakukan begitu? Kalo kita diperlakukan yang sama apakah suka? Gak kan? Berhentilah melaksanakan sesuatu yang gak berguna. Isi hidup dengan memberi manfaat bagi diri dan orang lain. Tinggalkan semua pekerjaan sia-sia.

  • Bentuk pemberianpun tak harus uang :
    • Memaafkan kesalahan orang di ketika kau bisa melaksanakan balas dendam,... yaitu suatu pemberian.
    • Mendoakan teman & saudaramu di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) itu yaitu juga pemberian.
    • Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk, juga suatu pemberian.
    • Menahan diri dari membicarakan malu sesama kita dibelakangnya yaitu santunan juga.*
  • Marilah kita saling memberi  dan saling berbuat baik, pasti hidup kita akan menjadi lebih indah dan rezeki juga praktis masuk.
*"Ternyata hidup itu Indah"*

Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Masih Suka Ngisengin Orang?

Sekianlah artikel Masih Suka Ngisengin Orang? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Masih Suka Ngisengin Orang? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/06/masih-suka-ngisengin-orang.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel