Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita
Sunday, December 13, 2020
Edit
Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita
link : Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita
Anda sekarang membaca artikel Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/jangan-mengukur-sepatu-orang-lain-di.html
Judul : Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita
link : Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita
Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita
Syukuri rezekimu.
Apa yang bikin hidup kita susah? Padahal Allah sudah ngejamin rezeki kita?
1. Gak bersyukur
Karena kita ini insan yang maruk, serakah, suka sirik sama orang dan gak bersyukur. Kita suka ngebandingin diri ama orang lain. Merasa diri paling susah, paling merana sebab pembandingnya selalu ke atas..
2. Gak ngukur kemampuan
Kita juga ngerasa susah sebab seringkali kita pengen sesuatu yang kita gak bisa tapi malah dipaksain..kalo perlu ngutang, kredit, nyicil bahkan nyuri / korupsi!! Naudzubillah.
(baca : tips bebas hutang dan rezeki lancar)
3. Banyak urusan.
Sukanya nyela, komen dan sibuk dengan hidup orang lain, sementara hidupnya gak dibenahin sebab gak punya waktu buat benahin hidup. Waktunya habis buat info gak jelas, debat gak penting dan wara wiri info kanan kiri..
Akhirnya hidup orang lain menanjak tapi kita tetep aja susah...Karena alih-alih memperbaiki diri, habis energi buat dipake sirik dan kepo..!!
Contoh nih:
Kita hanya bisa beli tas bagus seharga Rp 500 ribu sementara mitra kita sanggup beli tas bagus seharga Rp 5 juta, kita bilang mitra kita berlebihan, sok kaya, sok borju..Padahal ia belanja gak pakai uang kita.
Emang kenapa kalo beliau beli tas 5 jeti? Kita toh gak dirugikan?
Kenapa musti sirik? Emang kalo kita sirik kita jadi ikutan bisa beli tas mahal itu? Gak kan??? Emang kenapa kalo beliau nyicil? wong beliau yang bayar kok kita yang repot !
Tau apa kita wacana mitra itu? Mungkin saja beliau beneran kaya, mungkin juga beliau kolektor tas merek tertentu. Dan mungkin saja ia sudah berhemat buat beli tas itu. Bisa jadi bekerjsama beliau udah ekonomis untuk tidak membeli tas seharga Rp 40 juta padahal sanggup ia beli.
Kalo kita memang kawannya harusnya kita senang jikalau beliau juga senang..
Ketika kita hanya bisa hidup selalu di bersahabat suami,sementara mitra kita berpisah jarak dan waktu dengan suaminya, kita bilang mitra kita gegabah. Kita bilang ia menggadaikan rumah tangga demi materi. Kita nuduh beliau dan sok kasi nasihat seolah hidup kita yang paling bener...??
Tau apa kita dengan hidupnya? Yang kita liat hanya luarnya saja.. Dia udah memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya dan suami.. kita ini hanya orang luar yang gak perlu komen kalo gak diminta..
Jika ternyata ia tetap hidup rukun dan senang dalam usaha rumah tangganya. Masalah yang beliau sanggup yaitu masalahnya..gak perlu kita tambah-tambahin dengan komen gak penting yang bikin kisruh..
Kalo kita memang kawannya harusnya kita mensupport semua keputusannya..
Ketika kita hanya bisa menjadi ibu rumah tangga,sementara mitra kita menentukan bekerja sebagai pegawai, kita bilang ia menggadaikan masa depan anak. Tau apa kita? Yakin kalo anak kita lebih senang dibanding anaknya? Belum tentu!!
Jika ternyata ia bangkit lebih pagi dari kita, berguru lebih banyak dari kita, berbicara lebih lembut pada anaknya, dan berdoa lebih khusyuk memohon pada ALLAH untuk penjagaan anak-anaknya.
Sebagai mitra kita harusnya jadi penyemangatnya semoga bisa sukses sebagai perempuan karir dan sebagai ibu.
Ketika kita hanya bisa mengatur uang belanja Rp 1 juta sebulan,sementara mitra kita bercerita pengeluaran belanja bulanannya hingga Rp 10 juta , kita bilang ia boros. Padahal ia tak pernah berhutang pada kita. Pinjam uang pun tidak. Siapa kita? Segitu penting kah evaluasi kita?
Tau apa kita dengan administrasi keuangannya?
Tau gak?
Ternyata mereka bersedekah lebih banyak dari uang belanjanya.
Ternyata mereka gak pernah lupa menunjukkan pemberian pada institusi dan tubuh amal.
Siapa yang rugi?
Kita...
Belum-belum sudah gampang menilai. Bisa jadi malah berburuk sangka. Padahal kita gak pernah tahu apa yang bekerjsama orang lain hadapi, orang lain lakukan, di luar sepengetahuan kita.
Pembaca...
● Jangan mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita. Karena belum tentu cocok..
● Jangan pernah mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita. Karena udah niscaya beda....
● Jangan memakai kacamata kita untuk menilai orang lain, penampilan luar belum tentu mencerminkan sifat aslinya. Don't judge the book by it's cover. Allah membuat kita berbeda-beda semoga kita saling mencintai dan tolong menolong. Bayangkan betapa membosankannya dunia ini kalo semua serba seragam dan sama?
● Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain, apalagi dikala kita tidak tahu apa-apa wacana hal tersebut. Bisa jadi kita terjerumus pada fitnah dan ghibah..
Mungkin itulah kenapa sepatu beling Cinderella hanya cocok di kakinya. Karena hanya ada satu Cinderella. Begitu pula kita semua yaitu Cinderella dengan keunikan diri masing-masing..
Gak perlu sirik dengan rezeki orang..
Gak perlu benci dengan keberuntungan orang..
Gak perlu tertawa akan kesialan orang..
Gak perlu ngurusin hidup orang..
Karena orang lain bakal hidup sesuai dengan caranya dan gak tergantung oleh komen kita. Allah akan terus kasi rezeki sesuai kehendakNya meski kita gak suka..
Sibuklah memperbaiki diri sendiri, bukan menilai orang lain. Karena hanya dengan memperbaiki diri sendiri maka orang-orang di sekitar kita akan mendapatkan efek positifnya, dan dunia pun akan menjadi lebih baik...
Bayangkan kalo setiap orang berusaha jadi versi terbaik dari dirinya..bukankah dunia ini menjadi kawasan hidup yang indah..??
Sikap hidup menyerupai inilah yang membaikkan rezeki...
Wallahu alam...
1. Gak bersyukur
Karena kita ini insan yang maruk, serakah, suka sirik sama orang dan gak bersyukur. Kita suka ngebandingin diri ama orang lain. Merasa diri paling susah, paling merana sebab pembandingnya selalu ke atas..
2. Gak ngukur kemampuan
Kita juga ngerasa susah sebab seringkali kita pengen sesuatu yang kita gak bisa tapi malah dipaksain..kalo perlu ngutang, kredit, nyicil bahkan nyuri / korupsi!! Naudzubillah.
(baca : tips bebas hutang dan rezeki lancar)
3. Banyak urusan.
Sukanya nyela, komen dan sibuk dengan hidup orang lain, sementara hidupnya gak dibenahin sebab gak punya waktu buat benahin hidup. Waktunya habis buat info gak jelas, debat gak penting dan wara wiri info kanan kiri..
Akhirnya hidup orang lain menanjak tapi kita tetep aja susah...Karena alih-alih memperbaiki diri, habis energi buat dipake sirik dan kepo..!!
Contoh nih:
Kita hanya bisa beli tas bagus seharga Rp 500 ribu sementara mitra kita sanggup beli tas bagus seharga Rp 5 juta, kita bilang mitra kita berlebihan, sok kaya, sok borju..Padahal ia belanja gak pakai uang kita.
Emang kenapa kalo beliau beli tas 5 jeti? Kita toh gak dirugikan?
Kenapa musti sirik? Emang kalo kita sirik kita jadi ikutan bisa beli tas mahal itu? Gak kan??? Emang kenapa kalo beliau nyicil? wong beliau yang bayar kok kita yang repot !
Tau apa kita wacana mitra itu? Mungkin saja beliau beneran kaya, mungkin juga beliau kolektor tas merek tertentu. Dan mungkin saja ia sudah berhemat buat beli tas itu. Bisa jadi bekerjsama beliau udah ekonomis untuk tidak membeli tas seharga Rp 40 juta padahal sanggup ia beli.
Kalo kita memang kawannya harusnya kita senang jikalau beliau juga senang..
Ketika kita hanya bisa hidup selalu di bersahabat suami,sementara mitra kita berpisah jarak dan waktu dengan suaminya, kita bilang mitra kita gegabah. Kita bilang ia menggadaikan rumah tangga demi materi. Kita nuduh beliau dan sok kasi nasihat seolah hidup kita yang paling bener...??
Tau apa kita dengan hidupnya? Yang kita liat hanya luarnya saja.. Dia udah memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya dan suami.. kita ini hanya orang luar yang gak perlu komen kalo gak diminta..
Jika ternyata ia tetap hidup rukun dan senang dalam usaha rumah tangganya. Masalah yang beliau sanggup yaitu masalahnya..gak perlu kita tambah-tambahin dengan komen gak penting yang bikin kisruh..
Kalo kita memang kawannya harusnya kita mensupport semua keputusannya..
Ketika kita hanya bisa menjadi ibu rumah tangga,sementara mitra kita menentukan bekerja sebagai pegawai, kita bilang ia menggadaikan masa depan anak. Tau apa kita? Yakin kalo anak kita lebih senang dibanding anaknya? Belum tentu!!
Jika ternyata ia bangkit lebih pagi dari kita, berguru lebih banyak dari kita, berbicara lebih lembut pada anaknya, dan berdoa lebih khusyuk memohon pada ALLAH untuk penjagaan anak-anaknya.
Sebagai mitra kita harusnya jadi penyemangatnya semoga bisa sukses sebagai perempuan karir dan sebagai ibu.
Ketika kita hanya bisa mengatur uang belanja Rp 1 juta sebulan,sementara mitra kita bercerita pengeluaran belanja bulanannya hingga Rp 10 juta , kita bilang ia boros. Padahal ia tak pernah berhutang pada kita. Pinjam uang pun tidak. Siapa kita? Segitu penting kah evaluasi kita?
Tau apa kita dengan administrasi keuangannya?
Tau gak?
Ternyata mereka bersedekah lebih banyak dari uang belanjanya.
Ternyata mereka gak pernah lupa menunjukkan pemberian pada institusi dan tubuh amal.
Siapa yang rugi?
Kita...
Belum-belum sudah gampang menilai. Bisa jadi malah berburuk sangka. Padahal kita gak pernah tahu apa yang bekerjsama orang lain hadapi, orang lain lakukan, di luar sepengetahuan kita.
Pembaca...
● Jangan mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita. Karena belum tentu cocok..
● Jangan pernah mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita. Karena udah niscaya beda....
● Jangan memakai kacamata kita untuk menilai orang lain, penampilan luar belum tentu mencerminkan sifat aslinya. Don't judge the book by it's cover. Allah membuat kita berbeda-beda semoga kita saling mencintai dan tolong menolong. Bayangkan betapa membosankannya dunia ini kalo semua serba seragam dan sama?
● Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain, apalagi dikala kita tidak tahu apa-apa wacana hal tersebut. Bisa jadi kita terjerumus pada fitnah dan ghibah..
Mungkin itulah kenapa sepatu beling Cinderella hanya cocok di kakinya. Karena hanya ada satu Cinderella. Begitu pula kita semua yaitu Cinderella dengan keunikan diri masing-masing..
Gak perlu sirik dengan rezeki orang..
Gak perlu benci dengan keberuntungan orang..
Gak perlu tertawa akan kesialan orang..
Gak perlu ngurusin hidup orang..
Karena orang lain bakal hidup sesuai dengan caranya dan gak tergantung oleh komen kita. Allah akan terus kasi rezeki sesuai kehendakNya meski kita gak suka..
Sibuklah memperbaiki diri sendiri, bukan menilai orang lain. Karena hanya dengan memperbaiki diri sendiri maka orang-orang di sekitar kita akan mendapatkan efek positifnya, dan dunia pun akan menjadi lebih baik...
Bayangkan kalo setiap orang berusaha jadi versi terbaik dari dirinya..bukankah dunia ini menjadi kawasan hidup yang indah..??
Sikap hidup menyerupai inilah yang membaikkan rezeki...
Wallahu alam...
Demikianlah Artikel Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita
Sekianlah artikel Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/jangan-mengukur-sepatu-orang-lain-di.html