Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah?
Sunday, December 13, 2020
Edit
Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel alasan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah?
link : Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah?
Konon di suatu daerah ada 4 orang laki-laki berbicara perihal amal ibadah mereka dan kesuksesan yang didapat karenanya...
Ketiga laki-laki tersebut lalu melirik ke arah laki-laki ke-4 semenjak tadi hanya diam membisu, hanya mendengarkan dan gak komentar apa-apa. Salah satu bertanya kepada laki-laki ke 4.
"...Bagaimana dirimu? Kawan mengapa diam saja...?”
Pria 4 balasannya ngomong:
"Saya sih gak sehebat kalian, jangankan kesuksesan bahkan saya gak tau kalo ibadah yang saya lakukan diterima oleh Allah SWT atau gak.
Sesungguhnya seseorang tidak akan masuk nirwana kecuali dengan rahmat ALLAH. Dan di antara rahmatNYA ialah DIA menawarkan taufiq untuk berinfak dan hidayah untuk taat kepadaNYA.
Terkait soal rezeki lantaran blog ini lancarrezeki.blogspot.com.
Rezeki itu sesuatu yang dijaminNya dan diberikan pada hamba-hambaNya bukan sebagai jawaban atas amalNya tapi atas kasih sayangNya. Itu sebabnya orang non muslim pun mendapat rezeki dariNya, meski mereka gak menyembahNya. (baca : mengapa orang kafir tetap diberi rezeki padahal mereka gal menyembah Allah?)
Karenanya, kita wajib bersyukur kepada Allah dan Merendahkan diri kepadaNYA. Tidak layak seorang hamba bersandar kepada amalnya.
Banyak yang salah kaprah dan berpikir jikalau sudah melaksanakan amalan, termasuk zikir ini dan amalan ini, maka rezekinya pribadi meluap kolam air bah.. Mereka komen di blog ini dan nanya, "bener nih ini zikir pelancar rezeki? Bener nih ini amalan buat kaya?" Sekali lagi saya tegaskan bahwa bukan amalan itu yang menciptakan rezeki kita lancar, bukan amal itu yang bikin kaya. Lalu ngapain dong susah-susah zikir dan berinfak saleh? Ya... biar Allah ridha sama kita. Kalo Allah ridha mah...semuanya jadi kecil di mata Allah. Jangankan cuma rezeki, dunia dan segala isinya pun bakal diberikan ke kita !! Asal kita memenuhi syarat...
Makanya ya... kita kudu pantaskan diri untuk diberi...
Sesungguhnya ALLAH gak membutuhkan amal ibadah hamba-hamba-NYA. Tanpa kita berinfak pun Allah gak turun posisiNya... Dia Maha Kaya, tidak butuh kepada makhluk-NYA. Kitalah yang butuh kepada-NYA.
Anda sekarang membaca artikel Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/banyak-amalan-banyak-rezeki-betulkah.html
Judul : Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah?
link : Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah?
Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah?
JANGAN MENGANDALKAN AMAL SEMATA.
Seringkali kita berpikir bahwa rezeki berbanding lurus dengan amal saleh. Maksudnya makin banyak amal saleh yang dilakukan (ikhlas atau gak ikhlas) semakin banyak rezekinya. Betulkah begitu?
Konon di suatu daerah ada 4 orang laki-laki berbicara perihal amal ibadah mereka dan kesuksesan yang didapat karenanya...
Pria 1 bilang:
"Alhamdulillah, semenjak sering Shalat Dhuha rezeki menjadi lancar. Bisnis sukses sebentar lagi anak saya lulus Sekolah Menengan Atas rencananya akan sekolah ke luar negeri." Amalan yang dilakukan ialah shalat dhuha.
"Alhamdulillah, semenjak sering Shalat Dhuha rezeki menjadi lancar. Bisnis sukses sebentar lagi anak saya lulus Sekolah Menengan Atas rencananya akan sekolah ke luar negeri." Amalan yang dilakukan ialah shalat dhuha.
Shalat dhuha memang melancarkan rezeki itu sebabnya shalat dhuha disebut sebagai shalat rezeki. (baca : mengapa dhuha melancarkan rezeki?)
Pria 2 ngomong:
"Bukan main, andal sekali, semenjak naik Haji/Umrah ibadahku semakin rajin, Alhamdulillah anak juga sukses, rumahnya harganya milyaran, aset bertambah, orang bau tanah sangat besar hati karenanya, itu berkat do'a-doa saya sebagai orang tuanya di depan Kabah."
"Bukan main, andal sekali, semenjak naik Haji/Umrah ibadahku semakin rajin, Alhamdulillah anak juga sukses, rumahnya harganya milyaran, aset bertambah, orang bau tanah sangat besar hati karenanya, itu berkat do'a-doa saya sebagai orang tuanya di depan Kabah."
Pria 3 gak mau kalah:
"Masha Allah sungguh nikmat gak terkira saya rasakan semenjak rajin puasa sunah dan bersedekah rezeki lancar jaya bagaikan sungai mengalir tiada putus-putusnya. Anak gres selesai kuliah diluar negeri dan jadi staff khusus menteri." Katanya dengan bangga. Amalan yang dilakukannya ialah puasa sunah dan sedekah.
(baca : pancing rezeki dengan sedekah)
"Masha Allah sungguh nikmat gak terkira saya rasakan semenjak rajin puasa sunah dan bersedekah rezeki lancar jaya bagaikan sungai mengalir tiada putus-putusnya. Anak gres selesai kuliah diluar negeri dan jadi staff khusus menteri." Katanya dengan bangga. Amalan yang dilakukannya ialah puasa sunah dan sedekah.
(baca : pancing rezeki dengan sedekah)
Ketiga laki-laki tersebut lalu melirik ke arah laki-laki ke-4 semenjak tadi hanya diam membisu, hanya mendengarkan dan gak komentar apa-apa. Salah satu bertanya kepada laki-laki ke 4.
"...Bagaimana dirimu? Kawan mengapa diam saja...?”
Pria 4 balasannya ngomong:
"Saya sih gak sehebat kalian, jangankan kesuksesan bahkan saya gak tau kalo ibadah yang saya lakukan diterima oleh Allah SWT atau gak.
Saya tahu ibadah diterima dan sukses sesudah meninggal nanti. Kaprikornus saya merasa belum bisa menceritakan ibadah yang saya lakukan dan jawaban yang Allah berikan kepada saya.
Jangan bersandar pada Amal.
Inilah yang seringkali menciptakan kita "tertipu". Sebab dari ketertipuan ini ialah perilaku bersandar kepada amal secara berlebihan. Ini akan melahirkan kepuasan, kebanggaan, dan susila jelek kepada Allah Ta’ala. Orang hanya melaksanakan ibadah saja sesuai pemahaman dan kemampuannya, urusan diterima atau gak bukan urusan kita (meski kita wajib berusaha semampunya biar amal kita diterima dan senantiasa berprasangka baik pada Allah). Orang yang melaksanakan amal ibadah gak ada yang tahu apakah amalnya itu diterima atau tidak. Tapi gak berarti kita jadi berhenti berinfak bukan?
Karena kita gak tau apa amalan kita diterima atau gak, makanya kita kudu berusaha..ya berguru yang bener, tau aturannya, tau tata caranya dan sebagainya...
Begitu juga dengan dosa. Hati-hati ketika melakukannya..meski gak tahu dan gak bisa ngukur berapa besar dosanya, gak bikin kita jadi asik-asik aja bikin dosa. Gak ada juga yang bisa ngukur kualitas dosa dan berapa banyak maksiatnya yang dicatat, juga gak ada yang bakal tahu apakah amalnya bernilai nrimo atau tidak. Meski ngrasa nrimo dalam hati, tapi bukankah perasaan "merasa ikhlas" itu sendiri sudah bukan ikhlas??? Bukankah evaluasi itu dari Allah, bukan dari manusia, termasuk diri kita sendiri?
Karena kita gak tau apa amalan kita diterima atau gak, makanya kita kudu berusaha..ya berguru yang bener, tau aturannya, tau tata caranya dan sebagainya...
Begitu juga dengan dosa. Hati-hati ketika melakukannya..meski gak tahu dan gak bisa ngukur berapa besar dosanya, gak bikin kita jadi asik-asik aja bikin dosa. Gak ada juga yang bisa ngukur kualitas dosa dan berapa banyak maksiatnya yang dicatat, juga gak ada yang bakal tahu apakah amalnya bernilai nrimo atau tidak. Meski ngrasa nrimo dalam hati, tapi bukankah perasaan "merasa ikhlas" itu sendiri sudah bukan ikhlas??? Bukankah evaluasi itu dari Allah, bukan dari manusia, termasuk diri kita sendiri?
Oleh lantaran itu, mereka dianjurkan untuk meminta Rahmat Allah dan senantiasa mengucapkan istighfar lantaran Allah Maha Tahu, Maha Mengerti, Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Hadits Rasulullah diriwayatkan dari Abu Hurairah: "Sungguh Amal seseorang tidak akan memasukannya ke dalam Surga."
Mereka bertanya;
"Tidak pula engkau ya Rasulullah?."*_
"Tidak pula engkau ya Rasulullah?."*_
Beliau menjawab:
"Tidak pula saya. Hanya saja ALLAH Meliputiku dengan Karunia dan RahmatNYA. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah)." (HR. Bukhari dan Muslim)
"Tidak pula saya. Hanya saja ALLAH Meliputiku dengan Karunia dan RahmatNYA. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya seseorang tidak akan masuk nirwana kecuali dengan rahmat ALLAH. Dan di antara rahmatNYA ialah DIA menawarkan taufiq untuk berinfak dan hidayah untuk taat kepadaNYA.
Terkait soal rezeki lantaran blog ini lancarrezeki.blogspot.com.
Rezeki itu sesuatu yang dijaminNya dan diberikan pada hamba-hambaNya bukan sebagai jawaban atas amalNya tapi atas kasih sayangNya. Itu sebabnya orang non muslim pun mendapat rezeki dariNya, meski mereka gak menyembahNya. (baca : mengapa orang kafir tetap diberi rezeki padahal mereka gal menyembah Allah?)
Karenanya, kita wajib bersyukur kepada Allah dan Merendahkan diri kepadaNYA. Tidak layak seorang hamba bersandar kepada amalnya.
"Seorang hamba tidak pantas membanggakan amal ibadahnya yang seperti bisa terealisasi lantaran pilihan dan usahanya semata, apalagi ada perasaan telah menawarkan kebaikan pada ALLAH." Naudzubillah..
Bukan amal yang menarik rezekimu. Amal hanyalah ikhtiar untuk mendapat kasih sayangNya, memperoleh ridhaNya. Jika sesudah berinfak pun rezekimu jadi lancar bukan amal itu yang melancarkan rezekimu, tapi semata-mata lantaran Allah ridha padamu, pada upayamu untuk mendekatkan diri padaNya, pada ikhtiarmu untuk senantiasa menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya... (baca : Rezeki didapat bukan dari hasil bekerja)
Bukan amal yang menarik rezekimu. Amal hanyalah ikhtiar untuk mendapat kasih sayangNya, memperoleh ridhaNya. Jika sesudah berinfak pun rezekimu jadi lancar bukan amal itu yang melancarkan rezekimu, tapi semata-mata lantaran Allah ridha padamu, pada upayamu untuk mendekatkan diri padaNya, pada ikhtiarmu untuk senantiasa menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya... (baca : Rezeki didapat bukan dari hasil bekerja)
Banyak yang salah kaprah dan berpikir jikalau sudah melaksanakan amalan, termasuk zikir ini dan amalan ini, maka rezekinya pribadi meluap kolam air bah.. Mereka komen di blog ini dan nanya, "bener nih ini zikir pelancar rezeki? Bener nih ini amalan buat kaya?" Sekali lagi saya tegaskan bahwa bukan amalan itu yang menciptakan rezeki kita lancar, bukan amal itu yang bikin kaya. Lalu ngapain dong susah-susah zikir dan berinfak saleh? Ya... biar Allah ridha sama kita. Kalo Allah ridha mah...semuanya jadi kecil di mata Allah. Jangankan cuma rezeki, dunia dan segala isinya pun bakal diberikan ke kita !! Asal kita memenuhi syarat...
Makanya ya... kita kudu pantaskan diri untuk diberi...
Sesungguhnya ALLAH gak membutuhkan amal ibadah hamba-hamba-NYA. Tanpa kita berinfak pun Allah gak turun posisiNya... Dia Maha Kaya, tidak butuh kepada makhluk-NYA. Kitalah yang butuh kepada-NYA.
Wallahu A'lam Bish Shawwab...
Subhanallah...
Astaghfirullah...
Astaghfirullahal adzhiim...
Ampunilah kami yaa ALLAH jikalau di hati kami masih ada rasa besar hati diri terhadap amal-amal kami...
Astaghfirullah...
Astaghfirullahal adzhiim...
Ampunilah kami yaa ALLAH jikalau di hati kami masih ada rasa besar hati diri terhadap amal-amal kami...
Demikianlah Artikel Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah?
Sekianlah artikel Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/banyak-amalan-banyak-rezeki-betulkah.html