Gak Senang Sebab Jebakan Angka
Tuesday, February 7, 2006
Edit
Gak Senang Sebab Jebakan Angka - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Gak Senang Sebab Jebakan Angka, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel penghalang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Gak Senang Sebab Jebakan Angka
link : Gak Senang Sebab Jebakan Angka
Jebakan angka gak ada kaitannya dengan rezeki, dengan duit, dengan penghasilan...tapi terkait dengan angka-angka, jumlah, hitungan yang secara fisik bisa dikalkulasi.
Sebagai insan kita mengkaitkan kebahagiaan, perasaan, kepuasan dan kesuksesan dengan angka.
Tapi nyatanya ANGKA TAKKAN PERNAH ADA HABISNYA..TAKKAN ADA UJUNGNYA.
Uang sudah semilyar di rekening kamu, niscaya masih mikir buat ngejar sampe trilyun. Setelah mencapai trilyunan gak ada jaminan klo kau brenti mengejar angka di atasnya..
Jadi teorinya kau niscaya mengejar angka yang lebih tinggi, lebih banyak dan lebih mahir dari sebelumnya. Demia apa? Demi kepuasan..
Karena kita fokus pada angka maka untuk urusan alam abadi kita fokus pada jumlah amalan yang kita lakukan. Berapa kali baca zikir ya fattah ya razzaq, berapa rakaat shalat sunat hajat, berapa kali dikerjakan, seminggu, sebulan, 2 bulan semoga rezekinya lancar jaya? Berapa kali puasa sunah, berapa kali pengajian di mesjid?
Almarhum penyanyi Bob Marley bilang...
Adakah yang bisa ngejamin yang paling banyak zikirnya, paling banyak jumlah shalat sunahnya, paling banyak sedekahnya, paling banyak kali pergi haji dan umroh sanggup jaminan mutlak buatnya sanggup rezeki yang jauh lebih besar? Lagipula jumlah amalan yang banyak itu akan menjadi kepastian baginya untuk menjadi penghuni surga? Belum tentu...!!
Karena komplemen rezeki yang kita peroleh bukan lantaran jumlah amalan kita, tapi lantaran Allah ridha dan menawarkan rahmatNYA pada kita. Begitupun juga dengan jaminan surgaNya bukan dikarenakan kuantitas ibadah kita tapi semata-mata lantaran Allah ridha pada kita, hambaNya yg lemah ini.
Allah tidak butuh amalan kita..
Allah tidak butuh ibadah kita..
Meskipun Dia memerintahkn kita untuk melakukannya..semata-mata demi kepentingan kita.
Kita yang butuh ibadah, kita yang perlu amalan untuk survive..
Tanpa kita sembah pun Allah tetap menjadi Tuhan yg Maha Besar.
Tanpa kita puja puji pun Dia tetaplah Tuhan yang Maha terpuji.
Tanpa kita sedekahpun Dia tetaplah Tuhan yang Maha Kaya.
Anda sekarang membaca artikel Gak Senang Sebab Jebakan Angka dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/02/gak-senang-sebab-jebakan-angka.html
Judul : Gak Senang Sebab Jebakan Angka
Gak Senang Sebab Jebakan Angka
ARTIKEL KE 811
Hati-hati dengan angka
Baru aja saya menonton video yang menawarkan banyak ilham pagi ini...
Soal angka dan kebahagiaan..
Bayangkan kau punya nomor rekening bank
Dan tiap hari lantaran lagi baik hati saya transfer 100 ribu ke rekening itu secara gratis..
Pertama kali dapet transferan situ niscaya seneng dong, wong gratis... Hari kedua kurleb sama. Siapa yang gak happy dapat rezeki nomplok 100 ribu tiap harinya. Tapi hari ketiga rasa senengnya mungkin udah mulai berkurang...
Kamu ngarep lebih..alih-alih 100 ribu setiap hari kau maunya sejuta masuk ke rekening lantaran kau bakalan ngerasa lebih happy kalo sanggup rezeki sejuta sehari tanpa ngelakuin apa-apa. Begitu yang sejuta itu masuk, uang yang 100 ribu tadi jadi gak berarti lagi, jadi hilang nilainya lantaran sanggup yang lebih banyak jumlahnya.
Inilah yang disebut sebagai jebakan angka, yang bikin kita semua, kau dan saya terperosok dalam-dalam, sampe susah keluar...
Dan tiap hari lantaran lagi baik hati saya transfer 100 ribu ke rekening itu secara gratis..
Pertama kali dapet transferan situ niscaya seneng dong, wong gratis... Hari kedua kurleb sama. Siapa yang gak happy dapat rezeki nomplok 100 ribu tiap harinya. Tapi hari ketiga rasa senengnya mungkin udah mulai berkurang...
Kamu ngarep lebih..alih-alih 100 ribu setiap hari kau maunya sejuta masuk ke rekening lantaran kau bakalan ngerasa lebih happy kalo sanggup rezeki sejuta sehari tanpa ngelakuin apa-apa. Begitu yang sejuta itu masuk, uang yang 100 ribu tadi jadi gak berarti lagi, jadi hilang nilainya lantaran sanggup yang lebih banyak jumlahnya.
Inilah yang disebut sebagai jebakan angka, yang bikin kita semua, kau dan saya terperosok dalam-dalam, sampe susah keluar...
Sebagai insan kita mengkaitkan kebahagiaan, perasaan, kepuasan dan kesuksesan dengan angka.
Karena kini lagi Asean Games ke 18 di Jakarta dan Palembang, kebahagiaan kita meski gak ikut bertanding yakni berapa banyak medali yang didapat oleh tim Indonesia, kita ada di urutan berapa dari perolehan medali, kalo tinggi kita bakal senang, kalo rendah kita pun kecewa. Seolah nilai negara kita terletak pada angka-angka ini..
Berapa jumlah follower di instagram, semakin banyak semakin puas.
Berapa jumlah likes dan komen di fesbuk, semakin banyak tentu semakin happy. Berapa jumlah gol yang tercipta dari tim bola kesayangan, semakin besar semakin puas.
Berapa jumlah follower di instagram, semakin banyak semakin puas.
Berapa jumlah likes dan komen di fesbuk, semakin banyak tentu semakin happy. Berapa jumlah gol yang tercipta dari tim bola kesayangan, semakin besar semakin puas.
Berapa score tertinggi dari games anyar yang lagi dimainkan, semakin tinggi semakin bangga.
Berapa harga kendaraan beroda empat yang bisa dibeli, semakin mahal semakin jumawa.
Berapa biji rumah yang bisa dibangun, semakin banyak semakin senang.
Kalo urusan ibadah, berapa kali naik haji dan pergi umroh, semakin banyak semakin terdepan rasanya.
Berapa rakaat shalat tahajud yang dikerjakan semalam, berapa duit yang disedekahin ke mesjid barusan, berapa ekor sapi yang dikurbanin.. dan berapa-berapa lainnya..
Makin banyak honor dan penghasilan jadi tolak ukur kebahagiaan. Makin tinggi jabatan jadi tolak ukur kesuksesan, makin banyak sales, makin tinggi laba makin bangga, makin banyak yang baca blog ini makin semangat nulis, dan makin-makin lainnya...
Makin banyak honor dan penghasilan jadi tolak ukur kebahagiaan. Makin tinggi jabatan jadi tolak ukur kesuksesan, makin banyak sales, makin tinggi laba makin bangga, makin banyak yang baca blog ini makin semangat nulis, dan makin-makin lainnya...
baca : bayarnya ke Allah
Tapi nyatanya ANGKA TAKKAN PERNAH ADA HABISNYA..TAKKAN ADA UJUNGNYA.
Uang sudah semilyar di rekening kamu, niscaya masih mikir buat ngejar sampe trilyun. Setelah mencapai trilyunan gak ada jaminan klo kau brenti mengejar angka di atasnya..
Jadi teorinya kau niscaya mengejar angka yang lebih tinggi, lebih banyak dan lebih mahir dari sebelumnya. Demia apa? Demi kepuasan..
Secara teori orang bakal ngejar angka atau jumlah yang lebih tinggi dari pencapaian sebelumnya lantaran pertambahan itulah yang jadi tolak ukur keberhasilan dan kesuksesan. Layaknya pemerintah mengukur kesuksesan lewat angka-angka statistik.
Karena kita fokus pada angka maka untuk urusan alam abadi kita fokus pada jumlah amalan yang kita lakukan. Berapa kali baca zikir ya fattah ya razzaq, berapa rakaat shalat sunat hajat, berapa kali dikerjakan, seminggu, sebulan, 2 bulan semoga rezekinya lancar jaya? Berapa kali puasa sunah, berapa kali pengajian di mesjid?
Almarhum penyanyi Bob Marley bilang...
MONEY IS NUMBERS
AND NUMBERS NEVER END
IF IT TAKES MONEY TO BE HAPPY
YOUR SEARCH FOR HAPPINESS
WILL NEVER END.
UANG ADALAH ANGKA-ANGKA
DAN ANGKA TAKKAN ADA UJUNGNYA
JIKA BUTUH UANG BUAT BAHAGIA
MAKA PENCARIANMU AKAN KEBAHAGIAAN TAKKAN BERUJUNG
Berkaca dari hal di atas, harusnya kebahagiaan itu gak terkait dengan angka, dengan jumlah, dengan kuantitas. Tapi harus terkait dengan kualitas kekerabatan pada sesama mahluk, manusia, binatang dan tumbuhan serta kualitas kekerabatan pada Sang Pencipta.
Apakah ada yang menjamin kalo mereka yang paling banyak rezekinya paling senang hidupnya?
Apakah ada yang menjamin kalo mereka yang paling banyak rezekinya paling senang hidupnya?
Adakah yang bisa ngejamin yang paling banyak zikirnya, paling banyak jumlah shalat sunahnya, paling banyak sedekahnya, paling banyak kali pergi haji dan umroh sanggup jaminan mutlak buatnya sanggup rezeki yang jauh lebih besar? Lagipula jumlah amalan yang banyak itu akan menjadi kepastian baginya untuk menjadi penghuni surga? Belum tentu...!!
Karena komplemen rezeki yang kita peroleh bukan lantaran jumlah amalan kita, tapi lantaran Allah ridha dan menawarkan rahmatNYA pada kita. Begitupun juga dengan jaminan surgaNya bukan dikarenakan kuantitas ibadah kita tapi semata-mata lantaran Allah ridha pada kita, hambaNya yg lemah ini.
“Dan ketahuilah, bergotong-royong salah seorang kalian tidak akan selamat dengan amalnya. Para sobat bertanya: tdak pula engkau wahai Rasulullah? Beliau menjawab: tidak pula saya, hanya saja Allah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepadaku.” (HR. Muslim)
Amal bukan harga (alat barter) untuk sanggup rezeki dan masuk surga, tapi sanggup komplemen rezeki dan masuk nirwana dengan lantaran amal yang menerima taufiq dan rahmat dari Allah. Dan kita tidak menerima taufiq untuk bersedekah shalih kecuali dengan rahmat Allah dan karuniaNya.
Kita tak bisa membayar surganya Allah dengan amalan kita. Karena amalan kita belum tentu tepat sementara nirwana terlalu tepat untuk menjadi balasannya..
Kalo nirwana tergantung Allah (hak prerigatif) bolehkah gak beramal?
Ya..gak juga...yang bersedekah aja belum terjamin masuk surga, gimana yang gak beramal? Saat seorang menyadari bahwa amalannya tidak bisa menggantikan nirwana Allah, disitu dia mengerti amat tidak pantas untuk merasa ‘ujub dengan amalannya.
Allah tidak butuh ibadah kita..
Meskipun Dia memerintahkn kita untuk melakukannya..semata-mata demi kepentingan kita.
Kita yang butuh ibadah, kita yang perlu amalan untuk survive..
Tanpa kita sembah pun Allah tetap menjadi Tuhan yg Maha Besar.
Tanpa kita puja puji pun Dia tetaplah Tuhan yang Maha terpuji.
Tanpa kita sedekahpun Dia tetaplah Tuhan yang Maha Kaya.
Kita butuh shalat demi ketenangan jiwa lantaran yakin ada kawasan mengadu dan bergantung.
Kita butuh sedekah lantaran berbagi menciptakan kita bahagia.
Kita butuh puasa lantaran puasa menciptakan tubuh kita jauh lebih sehat dan bertenaga.
Kita butuh haji dan umroh lantaran lewat ibadah itu kita ditempa secara fisik dan spiritual untuk mendekatkan diri padaNya, betul-betul melepaskan diri dari urusan duniawi..
Kita butuh sedekah lantaran berbagi menciptakan kita bahagia.
Kita butuh puasa lantaran puasa menciptakan tubuh kita jauh lebih sehat dan bertenaga.
Kita butuh haji dan umroh lantaran lewat ibadah itu kita ditempa secara fisik dan spiritual untuk mendekatkan diri padaNya, betul-betul melepaskan diri dari urusan duniawi..
Jika ada yang rezekinya tiba-tiba bertambah sesudah melaksanakan amalan tertentu yakinlah penyebabnya bukan lantaran amalannya tapi lantaran Allah ridha padanya.
Perbaiki kualitas ibadah...meski kuantitas juga perlu tapi jangan fokus pada jumlahnya tapi caramu melakukannya dan aplikasi dalam hidup sesudah melaksanakannya.
Al Alquran menyampaikan bahwa shalat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, kalau sesudah shalat wajib plus shalat sunah yg rakaatnya banyak secara jumlah tapi kita tetap melaksanakan perbuatan keji dan mungkar, artinya kita belumlah shalat. Karena yang kita lakukan hanyalah ibadah fisik, sama halnya acara fisik lainnya tanpa memberi impak pada keseharian kita...
Perbaiki kualitas ibadah...meski kuantitas juga perlu tapi jangan fokus pada jumlahnya tapi caramu melakukannya dan aplikasi dalam hidup sesudah melaksanakannya.
Al Alquran menyampaikan bahwa shalat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, kalau sesudah shalat wajib plus shalat sunah yg rakaatnya banyak secara jumlah tapi kita tetap melaksanakan perbuatan keji dan mungkar, artinya kita belumlah shalat. Karena yang kita lakukan hanyalah ibadah fisik, sama halnya acara fisik lainnya tanpa memberi impak pada keseharian kita...
Kedekatanmu pada Allah SWT, hubunganmu dengan sesama mahluk harusnya itulah yang membuatmu bahagia. Silakan beribadah sebanyak-banyaknya tapi jangan terpaku pada jumlahnya tapi gak ngefek pada ahlak dan perilaku.
Silakan cari rezeki sebanyak-banyaknya tapi jangan terpaku pada angkanya yang banyak untuk membuatmu bahagia..
Silakan cari rezeki sebanyak-banyaknya tapi jangan terpaku pada angkanya yang banyak untuk membuatmu bahagia..
Berapa banyak orang yang kaya harta, berlebih secara materi tapi hidupnya merana.
Berapa banyak orang yang penampakannya saleh dan kuantitas ibadahnya rajin tapi tetap melaksanakan korupsi dan maksiat lainnya...
Berapa banyak orang yang penampakannya saleh dan kuantitas ibadahnya rajin tapi tetap melaksanakan korupsi dan maksiat lainnya...
baca : apa yang kau kejar?
Saya gak berani mengklaim klo saya lebih baik dari orang lain dan saya pun juga belum sukses kalau ukurannya yakni angka tapi saya berusaha untuk tak terlalu tergantung pada angka-angka lagi untuk menciptakan saya happy (meski itu gak mudah)..tapi lebih peduli pada kualitas perbuatan yang ngefek pada keseharian saya.
Sekarang saya tak peduli berapa jumlah orang yang membaca blog ini setiap harinya (yang sebelumnya sempat menciptakan saya down kalau angkanya memperlihatkan ekspresi dominan menurun). Karena yang menciptakan saya senang yakni saya bisa menuliskan apa yang ada di kepala saya, menuangkan uneg-uneg saya di blog langsung dan kalau itu dibaca orang dan mereka mencicipi keuntungannya maka itu yakni bonus..
Teruslah berkarya tanpa perlu terlalu terpaku pada angka dan jumlah.. lantaran senang tak ditentukan oleh angka-angka itu..
Sekarang saya tak peduli berapa jumlah orang yang membaca blog ini setiap harinya (yang sebelumnya sempat menciptakan saya down kalau angkanya memperlihatkan ekspresi dominan menurun). Karena yang menciptakan saya senang yakni saya bisa menuliskan apa yang ada di kepala saya, menuangkan uneg-uneg saya di blog langsung dan kalau itu dibaca orang dan mereka mencicipi keuntungannya maka itu yakni bonus..
Teruslah berkarya tanpa perlu terlalu terpaku pada angka dan jumlah.. lantaran senang tak ditentukan oleh angka-angka itu..
Lalu mengapa di awal artikel selalu ada angka, yang memperlihatkan jumlah artikel yang telah dipublish di blog ini? Angka itu yakni motivasi....wah ternyata saya masih terikat pada angka...hehehe...
Terus berusaha...terus belajar...
Wallahu alam
Demikianlah Artikel Gak Senang Sebab Jebakan Angka
Sekianlah artikel Gak Senang Sebab Jebakan Angka kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Gak Senang Sebab Jebakan Angka dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/02/gak-senang-sebab-jebakan-angka.html