Apakah Rezeki Andal Buah Dari Doa Kita?

Apakah Rezeki Andal Buah Dari Doa Kita? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Apakah Rezeki Andal Buah Dari Doa Kita?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Amalan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Apakah Rezeki Andal Buah Dari Doa Kita?
link : Apakah Rezeki Andal Buah Dari Doa Kita?

Baca juga


Apakah Rezeki Andal Buah Dari Doa Kita?

Camkan Cerita ini !

Sebuah dongeng yang mungkin pernah kita baca atau dengar, dan bagi yang belum pernah mendengarnya, goresan pena dari seseorang ini saya tuliskan kembali di sini, semoga bisa menjadi ilham dan pengingat bagi kita semua..
Cerita di awali dengan derap langkah kehidupan sehari-hari...


Tadi pagi, diantara beceknya pasar tradisional, saya mengantri untuk dilayani, di tukang ikan. Mendengar harganya yang fantastis, sontak ada yang protes 
mahal amat, kurangi deh, ikan kayak gini, udah nggak segar,”tawar ibu berambut hasil rebonding salon itu.
25 ribu itu udah pas Bu, karna udah siang, kalo pagi, nggak kurang dari 30 ribu,”jawab ibu penjual ikan.
Ahhh 20ribu kalo mau, udah sisa-sisa buruk begini kok,” tawar si ibu rebonding.
Mata bau tanah penjual ikan mengerjap pelan, mata bau tanah yang selalu mengundang iba, menatap dagangannya. Masih bertumpuk. Hari mulai beranjak siang. Sebuah anggukan ia berikan. Menyerah pada keadaan. Hidup, tak memberinya banyak pilihan. Sebagai pedagang kecil bisanya apa?

Dan tangan bau tanah keriput itu mulai menyisik ikan. Ujung jari melepuh terlalu usang terkena air. Beberapa luka di jari tertusuk tajamnya duri ikan, cukuplah sebagai bukti, bahwa kehidupannya bukanlah kehidupan bagus bertabur mawar melati.
Dunia,
Kenapa kita sedemikian kejam pada orang yang lemah? Mengapa di sebagian semesta diri, kita begitu puas kalau berhasil memenangkan penawaran pada orang orang yang sudah terseok-seok mencari makan?
Apa yang kita sanggup dari hasil menawar ? 3 atau 5 ribu?
Akan kaya kah kita dengan uang segitu? TIDAK.

Uang mungkin terkumpul, tapi keberkahan hidup nggak akan didapat. Bisa jadi, ketika memasak, lupa, kemudian gosong dan terbuang, kerugiannya lebih dari 5 ribu. Atau bisa jadi, ketika masakan udah matang, anak anak malah kehilangan selera makan, dan minta dibelikan ketoprak atau apalah, sehingga uang yang 5 ribu tadi abis juga, capek memasak nggak dihargai oleh anggota keluarga.
Apalagi menawar dengan bahasa yang tidak baik. “ikan kayak gini, udah nggak segar, ikan kayak gini, sisa-sisa udah buruk begini,”
Omongan ialah doa. Setelah deal membeli, bisa jadi ikan itu memang membawa pemakannya menjadi tidak segar, atau ikan itu membawa kejelekan bagi pemakannya. Hati hati dengan lisanmu, doa seseorang menggetarkan langit, kalimat yg burukpun bisa menggetarkan langit. (baca : kata-kata pemblok rezeki).

Aku belakangan ini mencoba konsisten menerapkan untuk tidak pernah menawar pedagang kecil. Dengan menulis ini, saya bukannya tidak paham dengan konsekuensi, akan banyak yang menilai “ahh amal baik kok di publikasikan, riya', nggak sanggup pahala,
Baik, soal pahala atau tidak, biarlah menjadi urusan Allah. Kalau alasannya ialah menuliskan hal ini, saya dianggap riya, lantas kehilangan pahala atas hal itu, saya ikhlas. Hanya berharap, semoga goresan pena ini bisa membelai banyak hati yang lain, kemudian menjadi konsisten untuk tidak pernah lagi menawar ke pedagang kecil. (baca : nawar jangan suka sadis ah !)

Mari kita mulai, membangun perekonomian pedagang kecil.
Saat kita masih meringkuk di kamar ber AC, jam 3 dini hari, kala badan masih dibalut oleh selimut wangi dan jiwa dibuai mimpi, si bau tanah pedagang ikan itu sudah berkubang dengan aroma ikan, mengangkat ikan berbaskom baskom, menyentuh es batu, mengeluarkan isi perut ikan, dll. Sungguh bukan kehidupan yang gampang.
Apa ruginya kalau kita melebihkan bayaran, atau minimal, tidak menawar atas harga yg telah ia tetapkan?
Dalam hidup, saya merasakan, selalu di beri kejutan kejutan oleh Allah, Sang Pemilik seluruh kerajaan. Sang Khalik, Pembagi Rezeki.

Dalam 3 hari ini, alasannya ialah sibuk kerja, menulis, menjaga anak –anak, saya nggak sempat upload foto gamis jualanku, namun seseorang tetap membeli 3 potong gamis yg dulu pernah saya upload, transaksi 1.620.000. Aku sanggup untung 120ribu. Alhamdulillah. Tapi Allah melimpahkan cintaNya dengan menggerakkan hati si pembeli gamis untuk mentransfer lebih, yang ia transfer 2.2 juta. Untung 120ribu berkembang menjadi 700 ribu.
Tadi pagi, pembeli buku dari Banjarmasin, mentransfer 300ribu, seharusnya hanya 121ribu. Lagi lagi, Allah mengirim sayang-Nya dengan cara tak terduga.

Apakah rezeki jago ini buah dari doa-doaku?

Inilah pertanyaan dari judul di atas. Apakah rezeki jago ini alasannya ialah doa-doaku yang tak putus pada Sang Pemberi Rezeki?
Jawabnya : "Belum tentu!!"
Ini bisa jadi, ialah doa dari ibu si tukang ikan, atau bapak penjual tahu, atau ibu tukang giling bumbu, atau bapak bau tanah penjual pisang,dll yang pernah bertransaksi jual beli dengan ku.
Saat kita tak menawar, mereka nrimo bilang “terima kasih”.
“terima” dan “kasih”. Mereka menerima. Lalu malaikat menerbangkan doa mereka, mengetuk pintu langit, dan kita kelimpahan “kasih-Nya”.
Bukankah sudah jelas, tak ada sekat antara dhuafa dengan Rabb-nya, bahwa doa kaum dhuafa, doa orang yang papa, ialah doa yang bisa mengetuk pintu langit?

Lantas kenapa kita bisa memberi kado pada sobat yg melahirkan seharga ratusan ribu, atau membelikan kado ulang taun ratusan ribu pada anak sobat yang merayakan ulang tahun di mall , bukankah mereka sudah kaya, kado kado ratusan ribu itu mereka bisa beli sendiri?
Sementara kita begitu berhitung pada mereka yg telah menggadaikan jam tidur dan tenaga, mereka yang terseret seret oleh arus nasib kejamnya jaman untuk sekedar mencari uang sebagai bekal pelanjut hidup.
Aku sangat yakin pada seluruh pedoman dalam nilai yang saya imani. Ketika kita memudahkan urusan orang, Allah akan memudahkan urusan kita. Ketika kita memberi satu, Allah akan membalas ratusan kali lipat. 

Balasan rezeki tak hanya dalam bentuk bahan yang terukur. Bisa dalam bentuk hati yg selalu gembira. Meski sederhana, tapi hati nggak pernah gundah. Nggak pernah grasa grusu cemas panik hingga menyerobot rezeki orang. Meski pas pasan, tapi makan enak, tidur selalu nyenyak, itu ialah rezeki yang tak terbilang harganya. (baca : apa itu rezeki berkah?)
Buktikan saja. Jangan sesekali menawar pedagang kecil. Selalu mudahkan urusan orang lain. Jangan abiskan waktu untuk tawar menawar hingga alot, simpan waktu dan tenagamu untuk hal-hal yg lebih bermanfaat. Waktu buat tawar menawar dipangkas, jadikan itu waktu untuk bersujud di kala dhuha, atau untuk membaca alquran biar tentram jiwa dan raga.
Soal rezeki, kejarlah dengan cara yang baik. Serahkan balasannya hanya pada Allah semata.

Soal menghemat, bukan dengan cara menawar keras pedagang kecil, jangan ditawar, maka Allah akan aktif mengisi ‘tabungan’ kita.
Dan kita akan dibentuk takjub oleh cara  Allah bekerja.
Akan banyak kejutan cinta dari Yang Kuasa.
Yakin seyakin yakinnya, alasannya ialah Allah, tak pernah sekalipun ingkar janji..( tapa berusaha luruskan niat ya. Urusan reward dan pahala biar jadi urusan Allah )

Wallahu alam...


Demikianlah Artikel Apakah Rezeki Andal Buah Dari Doa Kita?

Sekianlah artikel Apakah Rezeki Andal Buah Dari Doa Kita? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Apakah Rezeki Andal Buah Dari Doa Kita? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/04/apakah-rezeki-andal-buah-dari-doa-kita.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel