Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah
Saturday, December 12, 2020
Edit
Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah
link : Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah
Mending kalau si anak bisa menyebarkan dirinya semoga menang persaingan. Yang ada, kadang mereka justru mengatakan kebaikan dirinya dengan cara mengungkapkan kejelekan/keburukan temannya ataupun orang lain... (menang berdiri?)
"Kalo bukan kita siapa lagi, kalo bukan kini kapan lagi?" begitu jargonnya…
Wuih..., betapa arogannya, seolah-olah fihak lain tidak ada yang bisa! Hanya beliau sendiri yang mampu! Seolah tak ingin membuang waktunya yang berharga untuk melalui sebuah proses. Maunya instan..segera dihukum !
Kemudian yang ada ialah persaingan tidak sehat.
Anda sekarang membaca artikel Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/hidup-bukan-melulu-soal-menang-kalah.html
Judul : Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah
link : Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah
Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah
CATATAN YANG MENGINSPIRASI.
COMPETITION vs COOPERATION (KOMPETISI VS KERJASAMA)
Cerita ini dikisahkan oleh orang Indonesia yang mempunyai kesempatan tinggal di Amerika. Dan mulai bertutur bagaimana perbedaan lingkungan sekolah bawah umur di sana dan bawah umur kita di Indonesia.
Ini kisahnya :
Jumat lalu, kedua anak saya mendapatkan Report Card dari sekolahnya sebuah Elementary School (SD) di Amerika(semacam rapor kalau di Indonesia). Melihat keduanya menerima nilai-nilai yang sangat bagus, mata saya mencari-cari sesuatu yang lazim di rapor anak sekolah di Indonesia. Anehnya kok tidak tercantum warta wacana ranking?
Karena penasaran, saya termakan bertanya ke salah satu gurunya...
“Anak saya ranking berapa, Ms. B?”
Bukannya menjawab, eh beliau malah balik nanya ke saya,
“Kenapa Anda orang Asia selalu nanya menyerupai itu?”
“Kenapa Anda orang Asia selalu nanya menyerupai itu?”
Sejujurnya saya kaget dengan pertanyaan balik itu. Gak menyangka bakal ditanya menyerupai itu oleh gurunya anak-anak. Emang gak salah kan ya nanya? Tapi tetapa aja saya melongo dibuatnya.
"Wah, salah apa saya ini....?" kata saya dalam hati.
"Wah, salah apa saya ini....?" kata saya dalam hati.
Dia melanjutkan bicara, “Anda kok sangat suka sekali berkompetisi?" katanya. Iya sih dengan adanya rangking saya jadi tahu posisi anak saya di sekolah. Rangking itulah yang menjadi bukti kalo beliau bisa berprestasi "lebih" dan berada di atas dari teman-temannya.
Tapi lanjut Ms B. berkata,
"Di level anak Anda, tidak ada rangking-rangkingan...!"
"Di level anak Anda, tidak ada rangking-rangkingan...!"
"Tidak ada kompetisi!" tambahnya.
"Kami mengajari mereka wacana 'cooperation' alias kerjasama....!"
"Mereka harus bisa bekerja dalam 'team work' (kelompok)."
"Dan mereka harus bisa bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan cepat."
"Mereka harus punya banyak teman!"
"Kami mengajari mereka wacana 'cooperation' alias kerjasama....!"
"Mereka harus bisa bekerja dalam 'team work' (kelompok)."
"Dan mereka harus bisa bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan cepat."
"Mereka harus punya banyak teman!"
"Lebih penting bagi kami untuk mengajari mereka story telling (cerita/dongeng) dan bagaimana mengungkapkan isi pikiran dalam bahasa yang terstruktur dan sistematis!"
"Kami mengajari mereka "logika" dalam setiap kalimat yang mereka ucapkan!"
Saya tercengang mendengar penjelasannya.
"Kami mengajari mereka "logika" dalam setiap kalimat yang mereka ucapkan!"
Saya tercengang mendengar penjelasannya.
Dari sini, rupanya kenapa teman-teman saya di kantor mentalnya selalu bersikap "How can I help you? Hampir tidak pernah saya lihat mereka jegal-jegalan, demi meraih posisi dan jabatan tertentu. Gak ada itu mental cari muka dan nyogok, nepotisme atau gratifikasi.
Dan, di Amerika hampir semua profesi menerima penghasilan/penghargaan yang layak. Tidak harus semua jadi dokter, insinyur atau profesi lain yang terlihat "terhormat" menyerupai di Indonesia...Tukang ledeng, pemadam kebakaran, tukang sampah sama terhormatnya dengan profesi lainnya.
Dan, di Amerika hampir semua profesi menerima penghasilan/penghargaan yang layak. Tidak harus semua jadi dokter, insinyur atau profesi lain yang terlihat "terhormat" menyerupai di Indonesia...Tukang ledeng, pemadam kebakaran, tukang sampah sama terhormatnya dengan profesi lainnya.
Semua orang boleh mencari penghidupan sesuai passionnya (kesukaannya), sehingga semua bidang kehidupan berkembang maju, *karena diisi orang-orang yang bekerja dengan penuh gairah dan semangat.
Wah…saya jadi ingat, memang pendidikan di negeri saya sangat kompetitif.
Banyak orangtua yang narsis kemudian memajang prestasi anak-anaknya di sosmed. Wow! Seolah besar hati kalau anaknya menerima ranking dan memenangkan piala kehormatan..
Tanpa disadari sebagian dari mereka nanti akan tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerjasama.
Kiri-kanannya dianggap tentangan bahkan sangat mungkin sebagai musuhnya?
Dirinya harus menjadi yang terbaik! Dan harus mengalahkan musuhnya dengan banyak sekali cara, tak perduli kalau itu ilegal dan melanggar hukum. Yang penting tujuannya untuk selalu menjadi yang terbaik tercapai.
Wah…saya jadi ingat, memang pendidikan di negeri saya sangat kompetitif.
Banyak orangtua yang narsis kemudian memajang prestasi anak-anaknya di sosmed. Wow! Seolah besar hati kalau anaknya menerima ranking dan memenangkan piala kehormatan..
Tanpa disadari sebagian dari mereka nanti akan tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerjasama.
Kiri-kanannya dianggap tentangan bahkan sangat mungkin sebagai musuhnya?
Dirinya harus menjadi yang terbaik! Dan harus mengalahkan musuhnya dengan banyak sekali cara, tak perduli kalau itu ilegal dan melanggar hukum. Yang penting tujuannya untuk selalu menjadi yang terbaik tercapai.
Mending kalau si anak bisa menyebarkan dirinya semoga menang persaingan. Yang ada, kadang mereka justru mengatakan kebaikan dirinya dengan cara mengungkapkan kejelekan/keburukan temannya ataupun orang lain... (menang berdiri?)
"Kalo bukan kita siapa lagi, kalo bukan kini kapan lagi?" begitu jargonnya…
Wuih..., betapa arogannya, seolah-olah fihak lain tidak ada yang bisa! Hanya beliau sendiri yang mampu! Seolah tak ingin membuang waktunya yang berharga untuk melalui sebuah proses. Maunya instan..segera dihukum !
Kemudian yang ada ialah persaingan tidak sehat.
Tulisan yang sangat mencerahkan bukan??
Menjelang 17 Agustus hari kemerdekaan RI yang ke 72 tahun ini, banyak lomba diadakan, orang saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Semangat keegoan dan fanatisme grup pun muncul, seolah timnya yang terbaik. Apakah menyerupai ini cara kita memperingati kemerdekaan? Saling berkompetisi? Dan kemenangan ialah tujuan utama. Lupakah kalo dulu para satria saling berafiliasi untuk merebut kemerdekaan?
Saat menulis artikel ini pun sayup-sayup kedengaran dari kejauhan teriakan dan pekikan kemenangan...
"Aku menang.....aku menang....!" begitu bunyi bawah umur usia sekolah yang berjubel merayakan kemenangannya atas tim lain.
Entah lomba apa yang mereka menangkan...
Entah kapan mereka sadar, bahwa hidup bukan melulu soal menang atau kalah!
Entah lomba apa yang mereka menangkan...
Entah kapan mereka sadar, bahwa hidup bukan melulu soal menang atau kalah!
Mungkin menyerupai itukah juga cara kita mencari rezeki Ilahi?
Terlalu bersemangat untuk memenangkan kompetisi hingga lupa bekerjasama, sikut sana, sikut sini demi proyek, demi tender, demi memenangkan orderan...??
Lupa kalo rezeki kita sudah dijamin olehNya dan akan nyampe di tangan kita.
Ya...hidup bukan melulu soal menang dan kalah.
Karena hidup yang berarti dikala kita memiliki manfaat bagi orang lain.
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah
Sekianlah artikel Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/hidup-bukan-melulu-soal-menang-kalah.html