Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki?
Wednesday, July 15, 2020
Edit
Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel penghalang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki?
link : Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki?
Memang sangat abnormal insan ini. Mereka rela menyabung nyawa hanya sekedar untuk mendapat foto selfie di tempat-tempat berbahaya. Demi apa? Mungkin untuk kepuasan diri ataupun untuk pamer hasil pencapaiannya ke orang lain.
Anda sekarang membaca artikel Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/budaya-selfie-dapat-menghalangi-rezeki.html
Judul : Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki?
link : Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki?
Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki?
Budaya selfie atau sengaja mengambil foto diri sendiri kini ini seolah mewabah seiring dengan berkembangnya teknologi ponsel yang sudah menyertakan kamera beresolusi tinggi dalam perangkat alat komunikasi tersebut. Jika sebelumnya sangat tergantung pada orang lain buat mengambil foto kita kini sudah tidak lagi. Rata-rata ponsel terkini selain mempunyai kamera belakang juga dilengkapi dengan kamera depan sehingga seseorang sanggup memotret dirinya sendiri. Atau diciptakannya sebuah tongkat serbaguna yang digunakan buat foto diri dan kelompoknya yang disebut tongkat narsis (tongsis) menciptakan program foto-foto jadi lebih mudah.Mengapa orang suka selfie?
Saya pun juga insan biasa yang sama menyerupai insan lainnya suka ikut-ikutan selfie, alasannya yakni segala sesuatu yang indah itu haris diabadikan alasannya yakni belum kesempatan menyerupai ini tiba lagi. Menurut setiap orang suka selfie, narsis dan gifo, itu pasti, disebutkan kalau setiap insan itu memang cenderung selfie. Mengapa?- Alasan utamanya memang alasannya yakni setiap orang itu pengagum dirinya sendiri. Tidak ada yang lebih menarik, lebih cantik, lebih ganteng dan lebih-lebih lainnya selain diri kita. Coba pandangi segerombolan orang yang berfoto berkelompok dimana kita berada diantaranya, yang paling duluan kita cari yakni wajah kita bukan? Karena bagi kita foto orang lain tidak penting, yang penting yakni wajah kita. Para pengusaha melihat sifat alami ini sebagai sebuah peluang bisnis. Maka diciptakanlah kamera beresolusi tinggi atau ponsel dengan kamera untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
- Alasan berikutnya yakni ingin mengabadikan momen-momen penting dalam hidupnya. Bukan hanya ketika program istimewa menyerupai ulang tahun ataupun hari jadi, tapi juga ketika berada di suatu kawasan yang terkenal, yang indah, yang diimpikan untuk didatangi semua orang. Saat berada di restauran bukan hanya memotret suasana restoran, tapi juga makanannya.
- Satu lagi yang menjadi alasan orang selfie yakni ingin pamer, ingin dipuji, ingin memberi tahu orang lain pencapaiannya juga untuk memuaskan kebutuhan utama insan yang lain yaitu haus kebanggaan dan penghargaan bahkan pandangan iri dari orang lain. Apalagi media umum yang mempersilakan siapapun untuk upload foto-foto mereka untuk dikomentari orang lain.
Korban pun mulai berjatuhan alasannya yakni budaya selfie
Masih segar dalam ingatan seorang mahasiswa Atmajaya umur 21 tahun berjulukan Ery Yunanto yang jatuh terpeleset ketika mengabadikan foto dirinya yang lagi selfie di atas puncak Merapi beberapa waktu lalu. Kemudian ada juga yang terseret ombak ketika berfoto selfie di Pantai Bajulmati Malang, atapun terpeleset ketika selfie di gunung ataupun pinggiran tebing curam. Banyak lagi kisah-kisah selfie yang berujung tragis, silakan googling saja.Memang sangat abnormal insan ini. Mereka rela menyabung nyawa hanya sekedar untuk mendapat foto selfie di tempat-tempat berbahaya. Demi apa? Mungkin untuk kepuasan diri ataupun untuk pamer hasil pencapaiannya ke orang lain.
Apa hubungannya selfie dengan rezeki?
- Lalu mengapa selfie dianggap sanggup menghalangi rezeki? Seperti diuraikan dalam artikel 10 dosa besar penghalang rezeki, salah satu dosa yang paling utama menghambat rezeki masuk itu yakni syirik. Ya.. Rezeki terhalang alasannya yakni syirik. Syirik itu menganggap ada yang lebih penting di dunia ini selain Allah. Apakah selfie itu menciptakan kita jadi musyrik? Bisa jadi, jikalau niat selfie dan kecintaan pada diri yang begitu besar melebihi kecintaannya pada Allah. Perhatikan goresan pena berikut ini
"Muslimah itu harus mempunyai rasa malu, bukan malah menarik hati dengan selfie. Jangan frustasi mencari perhatian manusia, alasannya yakni mencari perhatian Allah lah yang utama ."
- Orang yang tidak sanggup mengedalikan dirinya untuk selalu selfie, upload, pamer sama saja dengan orang yang tidak sanggup mengendalikan hawa nafsunya. Rasulullah SAW pun mengingatkan kita untuk menahan hawa nafsu, bahkan dia menyamakan hawa nafsu itu sama dengan musuh. "Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah tiba petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka (Q.S.An Najm: 23). Orang yang tidak sanggup mengendalikan hawa nafsu akan terjebak dalam perangkap hawa nafsunya, memandang baik perbuatannya dan sanggup berakhir dengan berbuat dosa. Pendosa itu rezekinya susah...
- Selfie alasannya yakni ingin dipuji? Rasulullah SAW pernah mewanti-wanti umatnya akan ancaman kebanggaan alasannya yakni dianggap sanggup mematikan iman. " Menyukai sanjungan dan kebanggaan menciptakan orang jadi buta dan tuli" (H.R.Ad Dailami). Mengapa buta dan tuli? Karena orang yang mabuk kebanggaan akan melaksanakan apa saja untuk dipuji lagi, tidak melihat apa sesuiatu itu pantas, juga tidak mendengar nasehat baik. Dia ingin menawarkan kesan yang baik pada orang lain. Berfoto di atas puncak Merapi semoga semua orang bilang wow pemberani, penakluk, jago dan ungkapan kagum lainnya. Padahal kebanggaan itu yakni prasangka orang lain pada kita. Apakah benar kita pemberani, manis saleh/salehah, lucu, andal menyerupai yang kita kesankan pada foto selfie kita? Belum tentu, itu sangkaan orang yang kita terima dengan bahagia hati dan menganggap itu benar. Pujian dari insan menciptakan kita meninggikan insan daripada Allah. Bagaimana Allah mau memberi rezeki jikalau kita lebih berharap pada insan ketimbang padaNya?
- Selfie yang berlebihan juga sanggup menciptakan kita jadi cinta dunia, melupakan darul abadi dan tujuan penciptaan kita, yaitu untuk beribadah pada Allah. Selfie ketika sedang shalat (minta difoto semoga terkesan saleh/salehah) misalnya. Selfie ketika minum minuman keras atau ketika melaksanakan dosa (ini lebih parah). Harusnya kita malu alasannya yakni mereka yang memuji itu menyangka sesuatu yang belum tentu ada pada diri kita. Karena ingin dipuji saleh/salehah kita terjebak dengan foto selfie untuk memberi kesan itu. Sekali dipuji, kita jadi ketagihan dan mulai membohongi diri sendiri, melaksanakan apapun semoga cap orang saleh / salehah itu tidak hilang. Akibat lain dari kebanggaan itu menciptakan kita merendahkan / menyalahkan orang lain yang dianggap kurang saleh / tidak saleh, merasa diri paling baik. Padahal Allah Maha Tahu.. Perilaku orang yang cinta dunia akan mendapat apa yang dikejarnya yaitu dunia. Perilaku orang yang mabuk kebanggaan akan mendapat apa yang diinginkannya yaitu kebanggaan dari manusia. Pujian Allah lah yang harusnya kita cari !
Kita ini tidak ada apa-apanya, Kita hanya insan yang berlumur dosa dan beruntung Allah menutupi aib-aib kita. Kita hanya orang ndeso dengan sedikit ilmu, yang orang lain tidak tahu kebodohan kita. Kita hanya insan yang tidak mempunyai apapun sekadar apa yang dititipkan oleh Allah SWT pada kita, sekadar rezeki untuk memenuhi kelangsungan hidup kita di bumi yang jikalau Allah ingin mengambilnya tak sanggup ditolak, alasannya yakni memang milikNya. Bahkan nyawa kita pun di luar kendali kita.
Makara dilarang selfie?
Tentu saja boleh, niatnya yang dibetulin. Anda ingin mengabadikan diri lewat foto, menyimpannya untuk kenangan ataupun membaginya semoga dilihat orang lain sepenuhnya hak anda sebagai pribadi. Yang paling penting ingatlah bahwa tidak ada gunanya mempercantik dan membaguskan diri hanya untuk dipuji manusia, hingga harus merekayasa apapun semoga sesuai dengan kesan yang kita inginkan. Yang paling penting bersama-sama bagaimana Allah sanggup suka pada kita. Sehingga tidak perduli lagi dengan kebanggaan yang meninggikan dan hinaan yang merendahkan, alasannya yakni semua itu bukan apa-apa dibanding keridhaan Allah. Fokus hidup hanya satu, amal saleh kita diterima oleh Allah SWT dan kita dihindarkan dari perbuatan yang menjauhkan diri dari kasih sayangNya.
- Silakan berfoto selfie kalau itu sanggup mengajak orang melaksanakan kebaikan dan tergerak hatinya untuk bersedekah saleh.
- Silakan berfoto selfie jikalau itu sanggup menginspirasi orang mencapai kedekatan pada Allah dan menciptakan orang takut berbuat maksiat.
- Silakan berfoto selfie jikalau itu sanggup menciptakan orang berdecak kagum pada ciptaan Allah dan tergerak untuk menyembahNya dalam kesyukuran.
Bisakah kita menghasilkan foto selfie menyerupai itu, tanpa ada perhiasan kita sebagai fokus utamanya, tak perduli dengan kebanggaan atau hinaan yang dilontarkan? Kita hanya insan biasa yang penuh kekurangan dan masih perlu banyak belajar. Wallahu alam.
Demikianlah Artikel Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki?
Sekianlah artikel Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Budaya Selfie Dapat Menghalangi Rezeki? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/budaya-selfie-dapat-menghalangi-rezeki.html