Mengapa Hidup Kita Jauh Dari Berkah?

Mengapa Hidup Kita Jauh Dari Berkah? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Mengapa Hidup Kita Jauh Dari Berkah?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel penghalang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mengapa Hidup Kita Jauh Dari Berkah?
link : Mengapa Hidup Kita Jauh Dari Berkah?

Baca juga


Mengapa Hidup Kita Jauh Dari Berkah?

ARTIKEL KE 720  

HAKEKAT KEBERKAHAN  

Saya pernah menulis artikel perihal apa itu hidup berkah di sini. Karena hidup yang jauh dari keberkahan itu menggelisahkan. Kira-kira mengapa hidup kita jauh dari berkah? Simak cerita di bawah ini.
Konon... pada suatu hari yang terik Syeikh Al-Imam Syaqiq al-Balkhi membeli semangka untuk istri tercinta. Saat si intri menyantapnya ternyata buah semangka tersebut terasa hambar.
Dan sang isteri pun merasa kesal. Sang Imam kemudian berkata,"Kepada siapakah kamu merasa kesal wahai istriku? Kepada pedagang buahnya kah? Kepada pembelinya? Kepada petani yang menanamnya? Kepada saya yang membelinya? Ataukah kepada yang Menciptakan Buah Semangka itu?"
Istri ia terdiam, tak tahu harus menjawab apa.


Syeikh Syaqiq melanjutkan perkataannya:
"Ketahuilah wahai istriku seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik... Seorang pembeli pun niscaya membeli sesuatu yang terbaik pula. Begitu pula seorang petani, tentu saja ia akan merawat tanamannya biar bisa menghasilkan yang terbaik...! Maka kemarahanmu, tidak lain hanya kepada yang Menciptakan Semangka itu...!"
Pertanyaan Syeikh Al-Imam Syaqiq menembus ke dalam hati sanubari istrinya hingga air mata menetes perlahan di kedua pelupuk matanya...
Syeikh Al-Imam Syaqiq Al-Balkhi pun melanjutkan ucapannya:
"Bertaqwalah wahai istriku... Terimalah apa yang sudah menjadi Ketetapan-Nya. Agar Allah memperlihatkan berkah dalam kehidupan kita".
Mendengar nasehat suaminya itu... istri nyapun sadar dan mengakui kesalahannya serta ridha dengan apa yang telah Allah SWT tetapkan."

Allah tak akan memberi sesuatu (ujian, cobaan, musibah, kebangkrutan, problem bahkan semangka hambar) kecuali itu baik buat kita. (baca : hidup itu butuh masalah). Mengeluh alasannya yaitu semangkanya kurang manis takkan menciptakan semangkanya berkembang menjadi manis. Yang ada hanyalah rasa kesal alasannya yaitu mendapatkan sesuatu di luar harapan. Sudahlah semangkanya hambar, kita kemudian kesal kesudahannya rugi dua kali. 
Harusnya ucapkan syukur menerima rezeki semangka hari ini, meskipun rasanya cuek setidaknya bisa menyegarkan tenggorokan dan membahagiakan hati orang yang membelinya, menghargai petani yang menanamnya dengan susah payah. Bayangkan kepayahannya membawa semangka yang berat demi menggembirakan kita?  Bayangkan kerja keras petani yang mengusahakannya mulai dari bibit hingga bisa dipanen. Jika hasilnya yaitu semangka yang cuek bukankah itu sudah ketentuan Allah alasannya yaitu tak ada petani semangka yang mau hasil panennya hambar, bukan? Lalu mengapa harus kesal karenanya?
Jika tak pernah mencicipi semangka cuek kita tak bisa mensyukuri semangka manis. Jika tak pernah diberi kesusahan kita tak bisa mensyukuri kesenangan dan kebahagiaan..

Pelajaran yang penting buat kita yaitu bahwa:
Setiap keluhan yang terucap sama saja kita tidak ridha dengan ketetapan Allah SWT, sehingga keberkahan jauh dari kita.
Karena hidup berkah itu bukanlah serba cukup saja, akan tetapi...
bertambahnya ketaatan kita kepada Allah dengan segala keadaan / kondisi yang ada, baik yang kita sukai atau sebaliknya.
Berkah itu adalah:
*... bertambahnya ketaatanmu kepada Allah SWT.
- Makanan yg berkah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan yang bisa menciptakan yang memakannya menjadi lebih taat pd Allah sehabis memakannya.
- Hidup yang berkah bukan hanya sehat tapi bertambah taatnya pada Allah Swt
- Rezeki yang berkah yaitu rezeki yang memperlihatkan kemanfaatan bagi kita berapapun jumlahnya. Karena ukurannya bukan pada kuantitasnya tapi kualitasnya.
- Harta yang berkah bukan alasannya yaitu jumlahnya yang banyak tapi menciptakan pemiliknya bisa mempertanggung jawabkan perolehan dan penggunaannya. Sumbernya halal dan pemanfaatan di jalan yang diridhai Allah SWT.

Mengapa hidup kita jauh dari berkah?
1) Karena kita tidak ridha dengan ketentuan Allah SWT.
Selalu tidak puas dengan ketetapanNya, suka protes dan mengeluh akan keadaannya.
2) Karena kita tidak bisa mensyukuri apa yang kita miliki.
Selalu merasa kurang, suka kesal kalau hasil yang didapat tak sebanding dengan "kerja kerasnya". Kufur nikmat
3) Karena kita selalu menuntut lebih dari yang seharusnya kita punyai.
Selalu merasa tak cukup dengan apa yang diperolehnya, suka iri dengan rezeki orang lain, merasa diri jauh lebih pantas memperolehnya dibanding orang lain.
4) Karena kita rasa memilikinya tinggi sekali sehingga merasa tak perlu membuatkan dengan orang lain. Kesal kalau ada yang meminta hartanya dan menuduh orang lain malas, ogah kerja keras dan suka bergantung pada dirinya yang jauh lebih kaya.
Selalu tamak dan serakah, suka mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya seakan-akan itu akan dimiliki seterusnya.
(baca : 4 hal yang menciptakan rezeki sempit).

Sadarkah bahwa tindakan di atas yaitu kekesalan pada Sang Pencipta? Bagaimana keberkahan bisa hadir dalam hidup kita kalau Sang Pemberi Berkah tak menerima kawasan di hati kita?
Coba renungkan baik-baik....!!

Semoga kita semua selalu di anugrahi kekuatan untuk senantiasa bersyukur padaNya, mendapatkan ketentuanNya, berprasangka baik pada takdirNya biar hidup kita mendapatkan keberkahan dan keberlimpahan.

Wallahu alam..



Demikianlah Artikel Mengapa Hidup Kita Jauh Dari Berkah?

Sekianlah artikel Mengapa Hidup Kita Jauh Dari Berkah? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mengapa Hidup Kita Jauh Dari Berkah? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/04/mengapa-hidup-kita-jauh-dari-berkah.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel