Cikal Bakal Problem Alasannya Ialah Tak Biasa Antri

Cikal Bakal Problem Alasannya Ialah Tak Biasa Antri - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cikal Bakal Problem Alasannya Ialah Tak Biasa Antri, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel alasan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cikal Bakal Problem Alasannya Ialah Tak Biasa Antri
link : Cikal Bakal Problem Alasannya Ialah Tak Biasa Antri

Baca juga


Cikal Bakal Problem Alasannya Ialah Tak Biasa Antri

ARTIKEL KE 778

MENGAPA GURU DI NEGARA MAJU LEBIH KHAWATIR JIKA MURIDNYA TIDAK BISA MENGANTRI DARIPADA TIDAK BISA MATEMATIKA ?  

INILAH JAWABANNYA :
Seorang guru   di Australia pernah berkata :
“Kami tidak terlalu khawatir bawah umur sekolah dasar kami tidak bakir Matematika”. Kami jauh lebih khawatir jikalau mereka tidak bakir mengantri.”
Saya tanya "kenapa begitu?”
Jawabnya :
1. Karena kita hanya perlu melatih anak tiga bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak sampai dua belas tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran di balik proses mengantri.
2. Karena tidak semua anak kelak menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian anak mungkin jadi penari, atlet, musisi, pelukis, dan profesi lainnya.
3. Karena semua murid sekolah niscaya lebih membutuhkan pelajaran Etika Moral dan ilmu menyebarkan dengan orang lain ketika cukup umur kelak.


Antri mengurus paspor di Kantor Imigrasi Makassar

”Apakah pelajaran penting di balik budaya MENGANTRI?”
”Oh banyak sekali.."
1. Anak berguru manajemen waktu jikalau ingin mengantri paling depan tiba lebih awal dan persiapan lebih awal.
2. Anak berguru bersabar menunggu gilirannya jikalau ia menerima antrian di tengah atau di belakang.
3. Anak berguru menghormati hak orang lain, yang tiba lebih awal sanggup giliran lebih awal.
4. Anak berguru disiplin, setara, tidak menyerobot hak orang lain.
5. Anak berguru kreatif untuk memikirkan aktivitas apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan ketika mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku ketika mengantri)
6. Anak bisa berguru bersosialisasi menyapa dan berkomunikasi dengan orang lain di antrian.
7. Anak berguru tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
8. Anak berguru hukum alasannya akibat, bahwa jikalau tiba terlambat harus mendapatkan konsekuensinya di antrian belakang.
9. Anak berguru disiplin, teratur, dan menghargai orang lain
10. Anak berguru mempunyai RASA MALU, jikalau ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
11. Dan masih banyak pelajaran lainnya, silakan anda temukan sendiri..
(baca : susah itu yang membentuk seseorang)

Bagaimana di Indonesia..?
Banyak orang bau tanah justru mengajari anaknya dalam dilema mengantri dan menunggu giliran, Sebagai berikut :
1. Ada orangtua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah hambar saja, akal-akalan gak tau aja !!”  
2. Ada orangtua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, lantaran anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
3. Ada orangtua yang menggunakan strategi atau alasan semoga beliau atau anaknya diberi jatah antrian terdepan, dengan alasan anaknya masih kecil, capek, rumahnya jauh, orang tak bisa dan alasan pembenaran lainnya.
4. Ada orang bau tanah yang marah-marah lantaran beliau atau anaknya ditegur gara-gara menyerobot antrian orang lain, kemudian ngajak laga si penegur.
5. Dan aneka macam kasus lain yang mungkin pernah anda alami.
(baca : kids jaman now itu aset)

Yuk kita ajari bawah umur kita, kerabat dan saudara untuk berguru sopan santun sosial, khususnya ANTRI.
Budaya SUAP dan KORUPSI juga dimulai dari tidak mau berguru mengantri.....

Kita pun di dunia ini sebetulnya antri.. 
Antri menunggu datangnya rezeki, sesudah berusaha sekuat tenaga, berikhtiar dan berdoa, menunggu ketetapan Allah atas rezeki hari ini..
Bisa banyak bisa pula sedikit, tapi takkan kurang dan takkan lebih. 
Karena rezekiNya pas sesuai kebutuhan kita.
Kita seringkali merasa kurang atas pemberianNya bukan lantaran benar kurang.
Tapi lantaran kita menggunakan ukuran manusia..
Belum lagi kita jauh dari rasa syukur..
Rezeki itu bukan perihal hasil..bukan dari jumlahnya, bukan pula dari nominalnya tapi dari keberkahannya..
Menyerobot antrian sama menyerupai menyerobot rezeki orang lain.
Tak berkah dan tak bermanfaat..
Maka tak heran jikalau rezeki yang diperoleh dengan cara menyerobot pun tak tahan usang dan bisa jadi menimbulkan masalah..

Kita juga antri menunggu giliran dipanggil menghadapNya..
Saat selesai hidup tiba, maka telah lengkaplah rezeki untuk kita di dunia ini, semua telah habis diberi dan jatah kita telah usai..
(baca : jika rezeki, jodoh dan selesai hidup sudah ditetapkan haruskah kita pasrah saja?).
Suka ataupun tidak..kita memang harus bisa antri.
Ada yang mau menyerobot antrian kematian???
Ada yang mau didahulukan???
Budayakan antri dan aib menyerobot antrian orang lain..

Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Cikal Bakal Problem Alasannya Ialah Tak Biasa Antri

Sekianlah artikel Cikal Bakal Problem Alasannya Ialah Tak Biasa Antri kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cikal Bakal Problem Alasannya Ialah Tak Biasa Antri dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/10/cikal-bakal-problem-alasannya-ialah-tak.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel