Kalo Belum Sanggup, Gak Usah Maksa

Kalo Belum Sanggup, Gak Usah Maksa - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kalo Belum Sanggup, Gak Usah Maksa, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kalo Belum Sanggup, Gak Usah Maksa
link : Kalo Belum Sanggup, Gak Usah Maksa

Baca juga


Related

Kalo Belum Sanggup, Gak Usah Maksa

Jangan suka memaksakan  

Jaman now itu jaman "pemaksaan". Kita semua berusaha memaksakan sesuatu yang bahwasanya kita belum sanggup melakukannya..
Sederet kisah pemaksaan menjadi masakan sehari-hari bagi kita sehingga jadi dianggap biasa alias lumrah..
Contoh gampangnya nih...
Makassar tiap hari diguyur hujan, jalanan pun mulai kebanjiran. Motor pun sudah gak berasa nyaman lagi.. Harus beli kendaraan beroda empat nih kayaknya..
Tapi beli kendaraan beroda empat itu gak segampang beli gorengan di pinggir jalan yang sekantong cukup 5,000 perak. Beli kendaraan beroda empat tuh harus siap ratusan juta. Duit dari mana?
Minjam ke bank? Nyicilnya gimana? Penghasilan pas-pasan, masih untung bisa beli beras dan masakan sederhana..

Inilah fenomena umum...pemaksaan diri atas sesuatu demi gengsi.
Kalau memang belum sanggup beli mobil, gak usah maksa kredit (leasing oleh bank). Udah naik motor aja...
Kalo hujan kan bisa pake jas hujan..
Kalau memang belum sanggup beli rumah, gak usah maksa KPR-an 
Udah ngontrak aja... yang penting ada daerah berteduh dan hidup jadi tenang, gak perlu mikirin cicilan tiap bulan.
Kalau memang belum sanggup beli gedung kantor/tempat usaha,
gak usah maksa ngutang sana sini
Udah sewa aja...


Jangan pusing dengan evaluasi orang. Biar kata cuma naik motor, rumah masih ngontrak tapi hidup gak nyusahin diri dan orang lain..
Pusinglah dengan nasibmu di masa depan (dunia dan akhirat). Kalo kau susah kan yang ngerasain kau sendiri, bukan orang yang sibuk menilaimu.
Tau nggak, kebanyakan duduk kasus terjadi bukan alasannya yaitu kebutuhan yang sudah tercukupi, tapi alasannya yaitu impian yang terlalu tinggi (bahasa kerennya mungkin muluk-muluk)....dan tidak terpenuhi...
Akhirnya pemaksaan terjadi.
Maksa semoga keinginannya yang "nampak indah" itu didapatkan sesegera mungkin kalo bisa dengan perjuangan sekecil mungkin...
Kalo cara baik-baik (halal) susah dan butuh waktu lama, kesudahannya tetapkan belok ke jalan haram. Padahal apa yang dikejarnya pun tak di bawa mati. Kafan itu tak berjahit dan bersaku...

Bukan gak boleh berusaha..
Ya boleh... tapi mbok sesuai kemampuan. Kita kan bisa ngukur hingga di mana kemampuan kita untuk mencapai sesuatu. Harus dikalkulasi juga, jangan hantam kromo tanpa perhitungan...
Trus kalo gak dapat-dapat juga?
Ya... SABAR.
Barangkali ini ujian..
SABARlah.... minta sama Allah lewat shalat malam, dhuha, puasa, sedekah semoga bisa melewati ujian dan mendapat rezeki yang jauh lebih baik...
Tunda kesenangan.. Bukankah rencana Allah itu yang terbaik?

Nikmati kesederhanaan alasannya yaitu kesederhanaan pun bisa menghebatkan rezeki.Gaya hidup glamor tak menawarkan bahwa kita kaya, 
Malah itu semua menawarkan bahwa "kita banyak gaya."
Emang kalo kaya harus diberitakan ke semua orang? "Liat gue kaya nih." Justru orang yang kaya beneran malah gak menyerupai itu. Orang yang betul-betul kaya tak butuh pengukuhan orang lain atas kekayaannya..
Bukankah agama menganjurkan kita untuk tidak hidup bermegah-megahan?
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, hingga kau masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kau akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kau akan mengetahui.Janganlah begitu, jikalau kau mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, pasti kau benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kau benar-benar akan melihatnya dengan ´ainul yaqin. kemudian kau pasti akan ditanyai pada hari itu wacana kenikmatan (yang kau megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takatsur: 1-8).

Udah. Santai saja menjalani hidup ini 
Jika ketika ini apa yang menjadi keinginanmu belum tercapai, jangan dipaksakan.
Sabarlah.
Sekali lagi.. " s  a  b  a  r !!!"
Dan berjuanglah untuk mencari rezeki yang ditakdirkan untukmu juga dengan penuh kesabaran dan pengorbanan.
Jangan mau instan! Mie instan aja kalo mau dinikmati kudu dimasak dulu (usaha).
Jangan mau terlihat kaya, tapi dari harta riba, korupsi, nipu, kolusi, gratifikasi dan praktek-parktek haram lainnya. Itu namanya kekayaan semu. Apa artinya semu? Sebenarnya gak kaya tapi dinampakkan seperti kaya. Buat apa? Ya... buat pengukuhan lah ! Tapi ingat, harta haram sebagaimanapun banyaknya pasti akan habis juga.
Ngapain gak boleh cari yang haram, kan banyak orang yang melakukannya? 
Dosa! jadi orang ya kudu cerdas. Gak semua yang dilakukan orang lain kudu diikutin. Emang kalo orang rame-rame terjun ke jurang terjal kita mau ikutan?
Pesan Nabi, janganlah kalian takjub, pada mereka yang mempunyai harta dari yang haram.
Udahlah...
Jadi apa adanya saja. 
Jangan aib terlihat miskin (miskin itu rezeki juga lho) malulah ketika akal-akalan kaya,
...padahal hasil riba, uang korupsi, duit gratifikasi hasil nipu... 
So, sabarlah....
Dan berusahalah sekuat tenaga untuk mendapat segalanya dengan cara yang halal dan berkah!
Rezeki itu juga ujian. 
Orang kaya diuji dengan kelapangannya. Orang miskin diuji dengan kesempitannya.
Yang kaya, bersyukur
Yang miskin, bersabar
Jadi gak usah maksa... alasannya yaitu pemaksaan pada diri itu termasuk perbuatan tidak menyenangkan...(bedanya gak kena pasal di pengadilan, alasannya yaitu gak mungkin dong kita ngelaporkan diri sendiri).

Wallahu alam...


Demikianlah Artikel Kalo Belum Sanggup, Gak Usah Maksa

Sekianlah artikel Kalo Belum Sanggup, Gak Usah Maksa kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kalo Belum Sanggup, Gak Usah Maksa dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2021/01/kalo-belum-sanggup-gak-usah-maksa.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel