Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang Dan Kekayaan ?

Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang Dan Kekayaan ? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang Dan Kekayaan ?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang Dan Kekayaan ?
link : Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang Dan Kekayaan ?

Baca juga


Related

Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang Dan Kekayaan ?

Kita selalu menganggap rezeki itu sempit. Hanya berupa uang, harta dan kekayaan saja. Rezeki yaitu sesuatu yang sanggup dihitung dan diukur kuantitasnya. Padahal rezeki itu maknanya jauh lebih luas, yaitu segala proteksi Allah yang diberikan kepada mahlukNya untuk menjaga kelangsungan hidup mereka. Makara semua mahluk mencicipi rezeki Allah termasuk hewan, tumbuhan bahkan mahluk mistik mirip jin pun tak luput dari rezeki Allah yang Maha Pemurah. Tentu saja rezeki yang diberikan kepada mahlukNya tidak sama. Tapi diubahsuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Apa yang diharapkan oleh insan tentu beda dengan kebutuhan seekor semut atau setangkai mawar bukan? Yang terperinci Allah tidak pernah menelantarkan umatNya terkait dengan rezeki. Jika merasa kurang rezekinya bukan Allah yang membuatnya kurang, tapi perasaan insan saja yang tak sanggup bersyukur, atau akibat perbuatannya sendiri yang berimbas pada rezekinya.

Kita selalu menganggap rezeki itu sempit Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang dan Kekayaan ?

Sebenarnya rezeki itu praktis dicari dan praktis didapat. Kita saja yang malas mengusahakannya. Lalu bagaimana rezeki yang terkait dengan uang dan kekayaan?

Beda Uang dan Kekayaan

Terdapat perbedaan faktual antara defenisi uang dan kekayaan. Ini yang tidak dicermati oleh banyak orang.
  • Sifat uang itu sementara, cepat habis dan tidak berkembang. Ketersediaannya pun terbatas. Jika kita mengejar uang belum tentu kekayaan akan kita dapatkan. Banyak waktu yang dihabiskan dan dibuang oleh insan hanya untuk mengais-ngais uang. Karena sifat uang yang terbatas, maka perselisihan, persaingan bahkan perang saudara pun terjadi diantara insan demi memperebutkan uang. Mereka tidak percaya bahwa kekayaan Sang Pencipta begitu banyak dan melimpah.
  • Kekayaan itu mempunyai sifat yang permanen, bertambah dan berkembang. Ketersediaan kekayaan melimpah dan cukup untuk semua orang. Jika kita membangun kekayaan, uang niscaya akan tiba dan kita akan dikejar-kejar uang.
Oleh karenanya kita harus mengubah taktik dari taktik mencari uang diarahkan menjadi taktik membangun kekayaan. Itulah kata kuncinya.

Untuk memahami konsep ini ada sebuah perumpamaan yang tepat. Lihatlah seekor kupu-kupu yang anggun dengan sayap beraneka warna. Apakah anda ingin bermain-main dengannya? Atau hanya sekedar menikmati keindahannya? Pasti sebab memang Sang Pencipta telah menanamkan rasa cinta akan keindahan dalam hati kita. Anggap saja kupu-kupu ini sebagai perlambang uang.
Setiap hari kita keluar rumah membawa jaring untuk menangkap kupu-kupu, mirip halnya kita keluar untuk bekerja mencari uang untuk nafkah keluarga. Semakin hari semakin terampil kita memakai jaring untuk menangkapnya. Hari pertama kita cuma berhasil menangkap seekor kupu-kupu. Tapi hari berikutnya kita sudah lebih jago dan menangkap lebih banyak. Senangnya hati kita melihat kumpulan kupu-kupu yang telah kita kumpulkan. Kupu-kupu yang banyak itu kita masukkan dalam kandang supaya aman.
Pada dikala hendak bermain-main dengan seekor kupu-kupu apa yang kita lakukan? Kita buka sangkarnya dan hendak mengeluarkan seekor kupu-kupu untuk diajak bermain. Apa rasanya dikala pintu kandang dibuka? Ada perasaan cemas dan takut bukan? Takut kupu-kupu yang lain ingin ikutan keluar dan kita kehilangan banyak kupu-kupu yang telah susah payah dikumpulkan.

Kalaulah tujuan kita yaitu bermain kupu-kupu dengan perasaan senang, mengapa kita tidak menciptakan taman saja? Tepatnya, taman yang indah dengan aneka bunga warna warni yang akan menarik perhatian kupu-kupu untuk mendatangi taman kita. Kita tanam satu persatu bunga yang nantinya akan mekar dan mengundang kupu-kupu untuk mendekatinya, Kita pun sanggup bermain sepuas hati dengan kupu-kupu tanpa takut kehilangannya. Saat malam hari kupu-kupu pergi kita tidak khawatir dan was-was sebab esok pagi kupu-kupu niscaya akan tiba lagi ke taman kita. Kebutuhan kupu-kupu yaitu bunga dan kita menyediakannya di taman indah kita.
Kalau ada pihak yang mengambil kupu-kupu di luar sana dengan jaringnya yang super besar, kita tidak takut kehabisan kupu-kupu. Karena kupu-kupu hidup untuk mencari bunga. Sepanjang bunga masih tersedia dalam taman kita, maka kupu-kupu akan terus berdatangan.  Tujuan kita bermain dengan kupu-kupu tercapai  namun tak hingga khawatir dan sakit hati. Bukankah ini lebih menentramkan? Taman itu yaitu perlambang kekayaan

Banyak insan salah langkah dalam membangun kekayaan

Ia kejar uang sekuat tenaga. Ia habiskan energinya untuk mengejar kupu-kupu yang jumlahnya kian terbatas. Makin banyak pula orang yang tertarik dengan kupu-kupu di daerah perburuan kita. Kita tak mau kalah dan jadinya harus bersaing. Saling pukul, saling tendang, saling hantam. Menjaring satu kupu-kupu dengan mendorong jaring orang lain. Kegaduhan pun terjadi. Setelah mendapatkannya kupu-kupu itu kita ikat besar lengan berkuasa dalam kandang sebab nyarinya susah.

Inilah citra yang terjadi pada sebagian besar insan dalam mencari rezeki. Setelah mendapat rezek berupa uang yang menciptakan mereka berkeringat dan bersimbah peluh, mereka menjadi sombong dan kikir. Uang yang didapatnya melalui kerja keras harus dinikmatinya sendiri sebab dialah yang bersusah payah mendapatkannya.

Inikah yang kita inginkan? Jawab dengan jujur. Uang yang seharusnya menjadi penghias kehidupan kita dan alat untuk mengabdi kepada Allah malah menciptakan kita jauh dariNya. Rumah ibadah kosong, majelis kosong, pengemis dan orang miskin semakin bertambah sebab tak ada yang perduli. Semua sibuk mencari dan mengejar kupu-kupu hingga melupakan tamannya.

Alangkah indahnya kalau kita hanya fokus membangun taman, membangun kekayaan. BumiNya sangat luas. Secara manfaat tak terbatas. Keringat dan tenaga memang harus keluar. Membangun taman butuh tenaga yang tidak sedikit. Belum lagi kesabaran juga harus berlipat, menanti bunga berkelopak hingga jadinya mekar dan mendatangkan kupu-kupu. Kita tenang, senang dan senang bahkan kalau kupu-kupu kita diambil orang , toh besok masih ada lagi.

Membangun taman ibaratnya membangun sebuah perjuangan / bisnis skala kecil maupun besar,  yang mempekerjakan orang lain, memberi manfaat bagi banyak orang dengan kehadirannya, disertai melibatkan Allah dalam setiap gerak langkahnya. Usaha hanya alat untuk mengabdi padaNya. Sedikit banyak kupu-kupu yang tiba tergantung seberapa anggun kita mengelola taman kita supaya Sang Pencipta melihat bahwa taman kita layak untuk didatangi kupu-kupu yang terus menerus tanpa henti.

Pilih mengejar kupu-kupu atau membangun taman?

Terserah apa pilihan anda. Mencari uang atau membangun kekayaan.

# Mencari uang
  • mengejar kupu-kupu --------> mengejar kenikmatan semu. Pergi pagi pulang sore, sanggup berhasil sanggup juga gagal menangkap seekor kupu-kupu. Setelah dikumpul banyak-banyak tidak sanggup juga menciptakan bahagia.
  • keterbatasan kupu-kupu untuk diperebutkan ---------> persaingan dengan sesama pemburu kupu-kupu, kalau perlu saling sikut. Ibaratnya semua orang mengejar uang tanpa perduli halal haramnya, yang penting dapat. Meski itu harus menyikut dan mengorbankan orang lain.
  • sangkar kupu-kupu -----------> sanggup menciptakan cemas. Nanti kupu-kupunya lemas, mati atau malah kandang beserta kupu-kupunya di colong orang. Ibarat menyimpan uang yang banyak di suatu daerah mempertinggi kekhawatiran. Uang habis digerogoti maling, inflasi dan sebagainya.
  • bermain dengan kupu-kupu --------- > menciptakan khawatir. Mau bermain dengan kupu-kupu peliharaannya tapi takut kalau sangkarnya dibuka semua kupu-kupu yang sudah capek-capek dikumpulkan terbang semua. Ibaratnya orang yang kikir dengan uangnya, tak bersedia mengeluarkan 2,5 % untuk zakat, sedekah, infaq sebab merasa ia yang capek mencarinya dan takut uangnya nanti habis gara-gara kebanyakan di bagi.
# Membangun kekayaan
  • Membangun taman -------- > kenikmatan abadi. 
  • Luasnya taman --------- > tak terhingga, tak ada batasan ------- > makin luas makin banyak kupu-kupu
  • Bermain dengan kupu-kupu -------- > menciptakan hati senang
  • Hilangnya kupu-kupu diambil orang --------> tetap hening sebab toh masih banyak kupu-kupu lain yang akan datang.
Membangun kekayaanlah yang harusnya menjadi taktik kekayaan kita, bukan mengejar uang. Bagaimana membangun taman kekayaan kita? Kita akan bahas pada tulisan selanjutnya, dan lanjutannya di sini.
Wallahu alam.


Demikianlah Artikel Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang Dan Kekayaan ?

Sekianlah artikel Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang Dan Kekayaan ? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang Dan Kekayaan ? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/filosofi-rezeki-apa-beda-uang-dan.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel