Renungan Rezeki, Janganlah Menjadi Rata-Rata !

Renungan Rezeki, Janganlah Menjadi Rata-Rata ! - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Renungan Rezeki, Janganlah Menjadi Rata-Rata !, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Renungan Rezeki, Janganlah Menjadi Rata-Rata !
link : Renungan Rezeki, Janganlah Menjadi Rata-Rata !

Baca juga


Related

Renungan Rezeki, Janganlah Menjadi Rata-Rata !


Jika terpaksa kita harus membenci sebuah kata, bencilah kata "rata-rata". Tau kan arti rata-rata? Kalau bahasa gampangnya sih rata-rata itu artinya umumnya orang mendapatkannya. Ada yang bisa sanggup lebih tidak sedikit juga yang sanggup kurang.


Apa yang salah dengan jadi orang rata-rata?

Tidak ada yang salah. Tapi Allah kok sudah memberi kita logika yang sempurna, tubuh yang sempurna, petunjuk yang sudah terang di Al Alquran dan hadits tapi kok kita masih saja jadi orang rata-rata. Mengapa kita tidak memaksimalkan potensi jadi orang yang lebih, orang di atas rata-rata. Kalau kita di atas rata-rata orang kebanyakan kita bisa punya power dan dampak yang kuat. Kita bisa jadi penentu kebijakan, biro perubahan. Tapi sayangnya kita semua sudah merasa cukup dengan jadi "rata-rata"

Makara orang yang rezekinya rata-rata....

Rezeki rata-rata yaitu rezeki yang diperoleh rata-rata orang. Rezeki orang kebanyakan. Kebanyakan ingin jadi pegawai atau karyawan, orang kantoran yang rezekinya niscaya setiap bulannya. Tidak berani mengambil resiko keluar dari pekerjaan dan menghadapi resiko ketidakpastian dengan jadi pengusaha. Dengan mempunyai perjuangan maka kita bisa membangun kekayaan, yang menarik rezeki jauh lebih banyak, meningkatkan taraf hidup di atas rata-rata. (baca : bagaimana menjalankan perjuangan biar terus mendatangkan rezeki?)

Makara insan yang prestasinya rata-rata.....

Kita merasa cukup berbuat yang rata-rata orang lakukan. Akibatnya kita tidak memaksimalkan potensi diri. Tidak menciptakan diri melaksanakan perjuangan terbaik, tapi cukup puas dengan prestasi rata-rata. Padahal bersama-sama kita bisa menjadi di atas rata-rata tapi tidak merasa perlu mengusahakannya.

Makara insan yang nilainya rata-rata......

Punya rezeki rata-rata dan prstasi rata-rata sebagaimana orang kebanyakan kita pun nilainya hanya rata-rata. Tidak menonjol dan tidak lebih baik atau lebih jelek dibanding orang lain. 

Makara mahluk yang kontribusinya rata-rata....

Rezeki kita rat-rata saja, hanya cukup untuk dimakan dan menyokong hidup sehari-hari. Akibatnya kontribusinya di masyarakat juga apa adanya. Tidak bisa sedekah dalam jumlah banyak sebab uangnya pas-pasan. Tidak bisa melaksanakan banyak kebaikan, ibarat mendirikan mesjid, menyantuni orang miskin, janda-janda bau tanah yang jompo dan miskin, memakmurkan majelis, menghidupkan panti asuhan dan anak yatim. Ketimbang mengusahakannya sendiri, kita malah menyerahkannya pada orang lain.

Makara orang yang idenya rata-rata....

Kemampuan rata-rata yang dimiliki orang kebanyakan, hanya sanggup menghasilkan wangsit yang rata-rata juga. Tidak merasa perlu melaksanakan terobosan dan optimalisasi kemampuan biar lebih baik balasannya dibanding orang lain. Jika gagal, mencoba penemuan yang lain. Tapi sebab idenya cuma rata-rata dan takut mengambil resiko maka balasannya pun rata-rata dan bahkan mungkin banyak yang gagal dan berhenti.

Makara insan yang tampangnya rata-rata...

Kalau soal tampang sih memang tidak bisa diubah. Itu sudah diberi satu paket oleh Yang Maha Kuasa. Sudahlah tampangnya rata-rata, kemampuan dan prestasinya rata-rata tapi bermimpi ingin jodoh atau pasangan yang jauh di atas rata-rata. Orang akan mencari pasangan yang kurang lebih setara dengan dirinya. Makara kalau kita serba rata-rata ya.. jodohnya juga yang rata-rata bahkan bisa di bawah standar rata-rata. Kalau punya tampang rata-rata, ya... maksimalkan kemampuan biar punya nilai lebih.

Makara insan yang jabatannya rata-rata....

Rata-rata susah maksudnya. Kemampuannya pas-pasan, kepercayaan diri kurang, ditambah penampialn yang kurang meyakinkan. Siapa yang bakal percaya bahwa kita bisa menjanjikan perubahan yang berarti. Siapa yang mau menentukan pemimpin yang serba rata-rata? Nanti kita semua salah urus jadinya.

Makara mahluk yang kerjanya rata-rata....

Kerjaan yang tidak membutuhkan skill yang tinggi, tidak banyak resikonya meski balasannya sedikit. Mau mencoba kerja di atas rata-rata niscaya kalah bersaing.

Makara orang yang gajinya rata-rata....

Karena kerja dan prestasinya juga rata-rata, ya,... gajinya juga rata-rata... kecil. Intinya semakin tinggi skill dan semakin besar resiko suatu pekerjaan niscaya gajinya juga tinggi. Seimbang antara perjuangan yang dilakukan dengan penghasilan yang diperoleh.

Makara orang yang amalnya rata-rata...

Yang paling sial ya.. ini, jadi orang yang amalannya rata-rata. Mengerjakan ibadah sebatas menggugurkan kewajiban, tercampur pula riya di sana, ditambah sering bolong dan tidak komit pada ucapan dan janjinya pada Sang Pencipta.

Mengapa harus jadi rata-rata? Padahal karunia Allah pada insan yaitu sesempurna-sempurnanya. Harusnya prestasinya juga melejit, rezekinya melangit, kala gagal segera bangkit. Sekali hidup harusnya rezekinya hebat, prestasinya mantap dan konstribusinya juga dahsyat. 

Tidak ada yang mustahil kalau kita berpikir itu mungkin. Tidak mungkin hanya ada di pikiran. Lakukan apa yang di anggap benar, konsisten dan jangan berhenti sebelum berhasil. Muslim yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata yaitu muslim cita-cita yang bisa membawa angin segar perubahan dan mengakibatkan diri serta umat lebih baik ke depannya. Wallahu alam.


Demikianlah Artikel Renungan Rezeki, Janganlah Menjadi Rata-Rata !

Sekianlah artikel Renungan Rezeki, Janganlah Menjadi Rata-Rata ! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Renungan Rezeki, Janganlah Menjadi Rata-Rata ! dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/renungan-rezeki-janganlah-menjadi-rata.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel