Carilah Rezeki Sebanyak-Banyaknya Sebab Muslim Itu Wajib Kaya !

Carilah Rezeki Sebanyak-Banyaknya Sebab Muslim Itu Wajib Kaya ! - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Carilah Rezeki Sebanyak-Banyaknya Sebab Muslim Itu Wajib Kaya !, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Carilah Rezeki Sebanyak-Banyaknya Sebab Muslim Itu Wajib Kaya !
link : Carilah Rezeki Sebanyak-Banyaknya Sebab Muslim Itu Wajib Kaya !

Baca juga


Carilah Rezeki Sebanyak-Banyaknya Sebab Muslim Itu Wajib Kaya !

Ya Allah, jadikanlah dunia di tanganku dan alam abadi di hatiku (Abu Bakar Ash-shiddiq)
Itulah cuilan doa Abu Bakar yang sanggup memberi pelajaran perihal indahnya penyikapan muslim terhadap terhadap dunia. Tangan bermakna pengelolaan, pengendalian, penguasaan. Harus kita yang mengendalikan dunia, jangan hingga sebaliknya justru kita yang dikendalikan oleh dunia.

Jadikan alam abadi di hatiku, mengapa? Itu perlambang kewaspadaan, jangan hingga dunia masuk ke dalam hatinya. Abu Bakar sadar bahwa kekayaan yang ditumpuk takkan pernah memuliakan pemiliknya. Seorang mulia tergantung pada kualitas dirinya baik di hadapan Allah maupun di hadapan sesama manusia.

 jadikanlah dunia di tanganku dan alam abadi di hatiku  Carilah Rezeki Sebanyak-banyaknya Karena Muslim itu Wajib Kaya !

Muslim wajib kaya

Sejarah mencatat banyaknya Muslim yang kaya semenjak dahulu. Rasulullah saja dikala menikahi Siti Khadijah, maharnya 20 ekor unta, kalau diuangkan kini sekitar 500 juta. Asy Syifa binti Abdillah yang sukses menjaga kesehatan rakyat Madinah. Usahawan Abdurrahaman bin Auf yang telah memakmurkan pasar dan meruntuhkan kungkungana hegemoni ekonomi Yahudi. Tercatat juga dalm sejarah bagaimana investasi Usman bin Affan yang berhasil memakmurkan Madinah. Keuletan Abu Thalhah telah menjamin ketahanan pangan di Madinah. Administrasi ala Umar Ibn Khattab telah memakmurkan negerinya. Kejelian akunting Abu Ubaidah telah menjamin pemertaan ekonomi masyarakat dikala itu. Lalu bagaimana dengan kita ?

Suatu dikala Rasulullah menjenguk Saad bin Abi Waqash yang sedang sakit. Katanya kepada Rasulullah "Saya mempunyai harta dan hanya putriku satu-satunya yang akan mewarisiku, dapatkah saya sedekahkan 2/3 dari kekayaanku? Jangan", jawab Rasulullah. "Bagaimana kalau setengah?" Tanya Saad, "Jangan" Jawab Rasulullah . "Bagaimana kalu 1/3? Sepertiga pun masih banyak", terang Rasulullah. Kemudian dia bersabda, "Sesungguhnya lebih baik meninggalkan jago warismu dalam keadaan kaya daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin meminta-minta."
Kaprikornus Rasulullah mengutamakan untuk meninggalkan jago waris yang kaya. Karena fakir itu sanggup menciptakan orang kufur. Betapa celakanya kita meninggalkan jago waris yang miskin dan kufur pula. Karena itu kita harus berusaha supaya selama hidup di dunia memperoleh rezeki berlimpah yang bermanfaat.

Tapi bukankah Allah yang menakdirkan kita jadi orang kaya atau miskin? Betul, ini yang perlu kita luruskan. Banyak yang menganggap takdir itu sebagai "kepasrahan" atau "ke apa boleh buat an". Mari kita merenung, mungkinkah kekayaan sanggup diraih dengan pasrah? Dan adil tidak kalau kekayaan dihadiahkan pada orang yang pasrah, yang tidak berbuat apa-apa untuk meraihnya? Tidak perlu bertanya pun, nurani kita dengan impulsif mempunyai tanggapan yang selaras : "TIDAK!".
Kehidupan bukanlah sesuatu yang given, yang harus kita terima apa adanya. Justru sebaliknya selalu ada ruang bagi insan untuk menjatuhkan pilihan. Peran insan sangat memungkinkan untuk beralih dari takdir yang satu ke takdir yang lain, bergantung pada perjuangan kita. Kita sanggup berlari dari takdir Allah yang satu ke takdir Allah yang lain dengan takdir Allah juga.

Kekayaan bukanlah kemudharatan dalam hidup. Dengan kekayaan kita sanggup membantu perekonomian umat dengan lebih  mudah. Kita sanggup dengan gampang mengentaskan kemiskinan.Kita sanggup membangun ribuan mesjid yang masih terbengkalai tanpa penderma. Kita sanggup membantu pesantren kumuh yang kekurangan dana. Betapa banyak kewajiban yang sanggup terealisasi dengan perantaraan harta. Capailah kekayaan diri, supaya imbasnya sanggup menawarkan kemanfaatan kepada umat sebanyak mungkin. Itu yang penting. Wallahu alam.




Demikianlah Artikel Carilah Rezeki Sebanyak-Banyaknya Sebab Muslim Itu Wajib Kaya !

Sekianlah artikel Carilah Rezeki Sebanyak-Banyaknya Sebab Muslim Itu Wajib Kaya ! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Carilah Rezeki Sebanyak-Banyaknya Sebab Muslim Itu Wajib Kaya ! dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/carilah-rezeki-sebanyak-banyaknya-sebab.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel