Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh?
Wednesday, July 15, 2020
Edit
Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh?
link : Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh?
Anda sekarang membaca artikel Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/bagaimana-berjihad-dengan-rezeki-yang.html
Judul : Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh?
Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh?
Memaknai Jihad
Jihad? Bagaimana kita memaknai kata ini? Apakah mujahid alias orang yang berjihad itu yaitu orang yang sukses menumpahkan darah di medan perang? Apakah mujahid itu yaitu gelar ekslusif yang hanya boleh dan pantas disandang oleh pejuang yang gugur di medan pertempuran?
Entah mulai dari mana para orientalis mendefinisikan jihad sebagai perang suci. Apakah betul jihad itu identik dengan peperangan? Al Alquran memakai dua istilah yang berbeda untuk mendefinisikan jihad yang maksudnya sering disamakan, yaitu jihad dan qital. Kalo jihad berarti usaha dalam arti yang umum sementara qital berarti peperangan. Apabila Al Alquran memakai ayat-ayat jihad maka maksudnya usaha secara umum. Sementara bila memakai ayat-ayat al qital wa al sayf (ayat-ayat perang dan pedang) niscaya yang dimaksud yaitu peperangan.
Bagaimana kita berjihad dengan rezeki yang diperoleh?
Islam tidak pernah mempersempit makna jihad pada perang belaka. Rasulullah menjelaskan begini, dari Aisyah ra ia bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah perempuan itu diwajibkan jihad?" Beliau menjawab, "Ya, mereka diwajibkan jihad tanpa perang di dalamnya, yaitu haji dan umrah (riwayat Ahmad dan Ibnu Majah).
Makara terang dalam hadits ini bagaimana Islam memaknai jihad. Kita diperintahkan berjihad dengan rezeki, dengan harta yang kita miliki untuk menunaikan kewajiban ibadah haji meski cuma sekali dan melakukan umrah. Kita tahu untuk hingga di Baitullah butuh uang yang tidak sedikit ditambah dengan kondisi fisik yang mumpuni. Sebagai umat yang taat kita harus berjihad, berjuang dan berusaha sekuat tenaga mengumpulkan rezeki untuk menjalankan jihad tanpa perang di atas.
Jihad di dunia modern
Menjadi mujahid dengan berpartisipasi dalam medan perang dengan mengucurkan darah untuk menegakkan kejayaan islam di perang Badar itu sudah berlalu. Bom bunuh diri? Masihkah relevan bagi kita menentukan jalan juang menyerupai itu di negeri ini? Menjadi sukarelawan untuk bergabung dengan ISIS itu jalan yang tepat? Pakailah nalar, masih banyak yang sanggup kita lakukan di negeri ini ketimbang menentukan mati sia-sia di negara orang yang bekerjsama kita tidak pahami betul apa tujuan perjuangannya. Negara ini masih butuh uluran tangan untuk memikirkan kaum dhuafa yang tertatih-tatih mensejahterakan dirinya sementara negara seoah tak perduli pada mereka. Nasib panti asuhan dan yatim yang dipeliharanya seolah mati segan hidup tak mau. Kondisi umat yang tercerai berai alasannya yaitu perbedaan pandangan. Banyak sekali yang perlu kita benahi, kalo kita mau berpikir panjang.
Lalu bagaimana kita menjadi mujahid di zaman modern ini?
Allah berfirman dalam surah Ash Shaf ayat 10 - 11, "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kau saya tunjukkan suatu perniagaan yang sanggup menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kau beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, bila kau mengetahui" (Q.S. As Shaff: 10-11).
Perhatikan kata yang saya tebalkan di atas, harta dan jiwa. Dahulu , saat kemerdekaan negeri ini belum diraih, jihad memungkinkan terenggutnya nyawa, jiwa para pejuang, hilangnya harta benda dan terurainya air mata. Jihad di periode modern ini harusnya membuahkan terpeliharanya jiwa, menngkatnya harkat kemanusiaan, melebarnya senyum serta terhapusnya air mata.
Memberantas kebodohan dan kemiskinan yaitu jihad yang tidak kalah pentingnya dengan mengangkat senjata. Mari kita lihat bagaiman berjihad di periode modern ini dengan rezeki yang diperoleh?
- Apa rezeki terpenting seorang ilmuwan? Ilmunya.. Ya, ilmuwan berjihad dengan ilmunya yang memberi manfaat bagi bagi banyak orang. Jangan malah mencelakai orang dengan kepandaiannya.
- Apa rezeki seorang profesional? Profesionalismenya. Ya, para karyawan, pegawai, pekerja di suatu instansi / forum berjihad dengan profesionalisme termasuk kejujuran atau integritasnya dan pelayanan mumpuni / prima untuk masyarakat.
- Apa rezeki terpenting seorang guru? Kecintaan pada anak didik. Ya, para guru berjihad dengan metode mengajar yang didasarkan kecintaan untuk membuatkan potensi terbaik anak didiknya, bukan hanya ilmunya tapi karakternya juga berkembang secara optimal.
- Apa rezeki terpenting seorang pemimpin? Rakyatnya atau orang yang dipimpinnya. Tidak akan ada pimpinan bila tidak ada bawahan yang mengangkatnya jadi pemimpin. Karenanya seorang pemimpin berbekal pada kecintaan pada rakyatnya / bawahannya berjihad dengan keadilan dan mengutamakan kepentingan mereka dibandingkan kepentingannya sendiri. Tidak semata mengejar akomodasi dan elu-elu kebanggaan tapi bekerja untuk mensejahterakan dan menyalurkan rezeki Allah pada rakyat / bawahannya.
- Apa rezeki utama seorang penulis? Goresan tinta penanya. Ya, penulis berjihad dengan goresan pena yang memotivasi, menginspirasi orang lain supaya hidupnya lebih baik dan berguna.
- Apa rezeki utama para ulama? Ilmu dan kebijaksanaannya. Ya, ulama berjihad dengan budi dan ilmu yang dimilikinya untuk mencerdaskan umat, membantu umat memecahkan masalahnya dari segi agama dan keteladanannya yang menjadi wangsit untuk berbuat baik.
- Apa rezeki utama pengusaha?Kejujuran dan inovasinya Ya, pengusaha berjihad dengan penemuan terbaru yang dilandasi kejujuran untuk memperlihatkan produk yang terbaik pada pasar, bersaing secara sehat, tidak menipu konsumen dan memperlihatkan hak yang layak bagi pekerjanya.
Ya, jihad yaitu jalan juang yang maknanya sangat luas. Tak harus di medan perang kita menjadi mujahid. Apa akad Allah untuk para mujahid ini? "Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke kawasan tinggal yang baik ke dalam jannah Adn. Itulah keberuntungan yang besar" (Q.S. Ash-Shaff: 12). Tentu saja alasannya yaitu Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Wallahu alam.
Demikianlah Artikel Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh?
Sekianlah artikel Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Bagaimana Berjihad Dengan Rezeki Yang Diperoleh? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/bagaimana-berjihad-dengan-rezeki-yang.html