Apakah Rezeki Yang Berkah Itu?
Wednesday, July 15, 2020
Edit
Apakah Rezeki Yang Berkah Itu? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Apakah Rezeki Yang Berkah Itu?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Amalan,
Artikel ciri-ciri, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Apakah Rezeki Yang Berkah Itu?
link : Apakah Rezeki Yang Berkah Itu?
Anda sekarang membaca artikel Apakah Rezeki Yang Berkah Itu? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/apakah-rezeki-yang-berkah-itu.html
Judul : Apakah Rezeki Yang Berkah Itu?
Apakah Rezeki Yang Berkah Itu?
Zaman dulu pernah hidup seorang sufi yang populer sangat murah hati. Sufi yang gemar memberi ini setiap hari selalu membagikan sebagian rezeki yang dimilikinya. Begitu banyak orang yang memuji kedermawanannya, tapi apa balasan sufi itu pada orang yang memujinya? " Aku hanyalah teko yang mengalirkan air ke cawan-cawan kalian. Pujilah Dia yang memasukkan air ke dalam tekoku."
Siapa yang mengisi teko sufi tersebut? Dia dijelaskan dengan gamblang dalam Al Quran, melalui obrolan nabi Zakaria dan Maryam " Nabi Zakaria berkata, "Wahai Maryam darimana engkau peroleh (buah-buahan) ini?" Maryam menjawab, " semua dari Allah, sebenarnya Allah memperlihatkan rezeki kepada siapa yang dikehendakinya dengan tak disangka-sangka (Q.S. Al Imran : 37).
Siapa yang mengisi teko sufi tersebut? Dia dijelaskan dengan gamblang dalam Al Quran, melalui obrolan nabi Zakaria dan Maryam " Nabi Zakaria berkata, "Wahai Maryam darimana engkau peroleh (buah-buahan) ini?" Maryam menjawab, " semua dari Allah, sebenarnya Allah memperlihatkan rezeki kepada siapa yang dikehendakinya dengan tak disangka-sangka (Q.S. Al Imran : 37).
Allah lah yang membagi rezeki kepada kita dengan perantaraan apa saja. Rasulullah SAW bersabda, " berterima kasihlah kau kepada Allah dan kepada orang yang melalui mereka Allah Taala mengalirkan nikmatnya kepadamu."
Kita diperintahkan untuk berterima kasih kepada orangtua, lantaran melalui mereka lah Allah SWT mengalirkan nikmat kehidupan kepada kita. Demikian juga kita diperintahkan untuk berterima kasih kepada guru-guru kita. Karena melalui merekalah Allah SWT mengalirkan nikmat ilmu kepada kita.
Kita diperintahkan untuk berterima kasih kepada daerah kerja, daerah mencari nafkah, lantaran melalui daerah inilah Allah SWT mengalirkan rezeki untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari kita. Jika kita pandai berterima kasih dan bersyukur atas semua limpahan rezeki tersebut, tidak akan ada anak yang menyakiti hati orang tuanya, tidak akan ada orang yang mengabaikan ilmu yang dipelajarinya serta tidak ada orang yang akan korupsi, menyalahgunakan wewenang dan jabatannya.
Kita diperintahkan untuk berterima kasih kepada daerah kerja, daerah mencari nafkah, lantaran melalui daerah inilah Allah SWT mengalirkan rezeki untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari kita. Jika kita pandai berterima kasih dan bersyukur atas semua limpahan rezeki tersebut, tidak akan ada anak yang menyakiti hati orang tuanya, tidak akan ada orang yang mengabaikan ilmu yang dipelajarinya serta tidak ada orang yang akan korupsi, menyalahgunakan wewenang dan jabatannya.
Apakah semua orang rezekinya sama?
Tidak! " Allah melebihkan sebagian kau dari sebagian yang lain dalam hal rezeki." ( An Nahl : 71). Lalu orang yang diberi rezeki sedikit haruskah bersedih? Tidak! Tolak ukur rezeki itu yaitu kebermanfaatannya, bukan jumlahnya. Harta berlimpah dan uang banyak yang dihasilkan dari hasil kerja bertahun-tahun ditumpuk sedemikian rupa, dipakai untuk hal-hal maksiat dan kepentingan dunia semata itu bukan rezeki yang berkah. Secara kuantitas memang banyak, sanggup dihitung dan terlihat secara nyata, tapi apakah bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan umat insan secara keseluruhan? Belum tentu! Ada juga perjuangan yang kita kerjakan selama bertahun-tahun belum tentu menjadi rezeki kita, sanggup saja rezeki anak cucu kita. Bisa saja kita yang mengusahakannya tapi anak cucu kitalah yang mendapat rezeki tersebut lantaran kita telah meninggal. Ada juga yang tidak kelihatan punya harta banyak, kalau dikalkulasi dengan hitungan matematika, rezekinya malah tekor lantaran kebanyakan sedekah dan bersedekah tetapi hidupnya kelihatan lapang, senang dan jauh dari kesusahan. Karenanya janganlah sombong kalau engkau dikaruniai rezeki banyak atau bersedih lantaran merasa rezekinya kurang, lantaran yang terpenting bukan jumlahnya tapi keberkahannya. (baca : 18 tips memperoleh keberkahan rezeki)
Ada orang yang ulet berusaha namun tidak mendapat rezekinya, namun ada orang yang tidak berusaha terlalu keras namun rezeki malah mendekatinya. Karena rezeki itu misteri Allah. Kita tidak tahu apakah hari ini kita berjalan keluar akan mendapat rezeki yang banyak atau malah pulang dengan tangan kosong, syukur-syukur kalau tidak ditimpa kemalangan.
Apakah rezeki yang berkah itu?
Di dalam rezeki ada unsur kebertambahan dan kemanfaatan, itulah yang dimaksud dengan keberkahan. Secara ilmu bahasa, al barakah berarti berkembang, bertambah dan kebahagiaan. Imam An Nawawi menyatakan bahwa makna keberkahan itu yaitu kebaikan yang banyak dan abadi, Kaprikornus rezeki yang berkah yaitu :
- Berkembang secara terus menerus. Rezeki yang tadinya cuma 1 bermetamorfosis 2 menjadi 4, 8 dan seterusnya. Seperti halnya rezeki yang diperoleh ketika menikah, kata Allah " Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu" (Q.S. Al Isra : 31). Itulah sebabnya mengapa perkawinan melipatgandakan rezeki, lantaran Allah menitipkan rezeki anak istri di tangan kepala keluarga (suami / bapak). Seperti halnya rezeki yang diperoleh melalui perniagaan yaitu memperlihatkan laba terus menerus, ternak yang dipelihara terus menerus beranak pinak, lahan yang diusahan tak henti-hentinya memperlihatkan hasil panen yang banyak dan sebagainya. Rezeki ini berkembang dan memberi manfaat bagi lebih banyak orang.
- Bertambah-tambah. Rezeki yang tadinya cuma seadanya menjadi cukup dan berlebih. Tak pernah merasa kekurangan lantaran rezekinya selalu cukup bagi dirinya, cukup untuk menopang hidupnya dan cukup untuk dibagi dengan orang yang lain. Inilah rezeki yang dimiliki oleh orang yang selalu bersyukur.
- Memberikan kebahagiaan. Rezeki yang diperoleh membantu kita meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik serta menciptakan kita menjadi insan yang lebih baik. Rezeki yang menjaga kita tetap sehat, tetap bugar, tetap sanggup beribadah dan bekerja dengan baik.
- Memberikan kemanfaatan yang tak putus. Rezeki yang kita peroleh memberi manfaat bagi kita dan keluarga serta orang lain secara terus menerus. Kemanapun kita berada ada orang yang mencicipi manfaat keberadaan kita. Bahkan sesudah meninggal pun kita tetap memberi manfaat melalui amal jariyah dan amal yang dilakukan oleh anak cucu kita.
- Kebaikan yang banyak dan abadi. Keberkahan rezeki sanggup dilihat dengan banyaknya kebaikan yang dilakukannya. Rezeki yang diperolehnya menginspirasinya untuk berbuat lebih banyak kebaikan, ibarat berbakti pada orang tua, mencintai isteri dan keluarganya, bersedekah secara rutin, kerja ibadah dan sebagainya. Berbuat kebaikan sudah menjadi gaya hidupnya.
Itulah rezeki yang berkah. Apakah rezeki kita termasuk rezeki yang berkah? Berkacalah kalau kita belum mencicipi gejala kemanfaatan rezeki kita? Adakah yang salah yang menciptakan rezeki kita tidak berkah? Hanya anda sendiri yang sanggup menjawabnya.Wallahu alam.
Demikianlah Artikel Apakah Rezeki Yang Berkah Itu?
Sekianlah artikel Apakah Rezeki Yang Berkah Itu? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Apakah Rezeki Yang Berkah Itu? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/apakah-rezeki-yang-berkah-itu.html