Saya Sangat Cinta Harta Aku !

Saya Sangat Cinta Harta Aku ! - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Saya Sangat Cinta Harta Aku !, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Amalan, Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Saya Sangat Cinta Harta Aku !
link : Saya Sangat Cinta Harta Aku !

Baca juga


Saya Sangat Cinta Harta Aku !

CINTA HARTA YANG PATUT DICONTOH

  • Cinta harta kok dicontoh? Begitu mungkin pikir anda. Bukankah harta itu tidak dibawa mati? Kenapa kok repot-repot mencontoh orang yang cinta harta.
  • Lha.. anda sendiri tau jikalau harta tidak dibawa mati. Kok anda mati-matian menghabiskan waktu dan umur produktif untuk mencari harta? Hidup ini hakikatnya cuma menunggu, kok kita malah sibuk mencari rezeki, pergi pagi pulang malam, padahal rezeki yang kita cari mati-matian itu juga sudah dijamin Allah?
  • Harta yang kita tumpuk-tumpuk belum tentu sehabis mati masih memberi manfaat. Tak menutup kemungkinan menjadi rebutan jago waris kita. Kita lihat banyak saudara / keluarga yang terpecah gara-gara rebutan warisan. Naudzubillahi min dzalik.
  • Agama mengajarkan semoga jangan meninggalkan anak cucu yang lelmah dan miskin, sebab kemiskinan dengan kekafiran. Tapi bukan berarti harus petantang-petenteng menyibukkan diri dengan urusan harta dunia tanpa memikirkan akhirat.
  • Tapi berikut ini kisah cinta harta dari seorang pengusaha yang patut dicontoh.

KISAH HAJI YANG DERMAWAN

  • Berhubung sebab hari ini, tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik, aku akan bercerita wacana seorang pengusaha batik di Yogyakarta berjulukan Haji Usman. 
  • Haji Usman populer dengan kedermawanannya, seakan harta seolah tak berharga baginya, padahal dia pengusaha lho! Pengusaha kan berusaha mencari laba dalam hal ini komplemen harta bukan?
  • Saking dermawannya Pak Haji ini menciptakan seolah dunia sudah tidak berharga lagi baginya. Ringan baginya membuka kotak duitnya, praktis baginya merogoh koceknya dan seolah tanpa beban dia mengulurkan sumbangan bagi siapa yang membutuhkan. Meskipun begitu usahanya bukannya jadi melarat tapi malah makin berkembang.
  • Seolah ia ini sosok positif orang yang hidup di dunia tapi alam abadi di hatinya. Seperti doa Abu Bakar As shiddiq


BEBERAPA ORANG INGIN BERGURU PADANYA

  • Singkat kisah datanglah para pengusaha muda uang ingin belajar padanya, minta diajarkan bagaimana caranya semoga dapat sedemikian entengnya berzakat dan tidak cinta harta, tidak suka kekayaan sehingga uang yang keluar terasa ringan.
  • Haji Usman malah tertawa begitu mendengar penuturan para pengusaha muda itu. Katanya mereka salah menilainya. Siapa bilang dia tidak cinta harta. Justru dialah orang yang paling cinta pada hartanya. Sampai-sampai tak ingin berpisah dengan rezeki yang diberi Allah padanya berupa harta yang telah diusahakannya mati-matian selama hidup. Ini katanya :
"Saking cinta dan sayangnya aku sama harta sampai-sampai aku tak rela meninggalkan harta aku di dunia ini. Saya tidak mau berpisah dengannya meskipun aku mati. Makanya sementara ini aku TITIP pada mesjid, TITIP pada anak yatim, TITIP pada madrasah, TITIP pada pesantren, TITIP pada pejuang dakwah, TITIP pada mereka yang membutuhkan uluran tangan. Alhamdulillah ada yang berkenan di titipi, aku senang sekali. Alhamdulillah ada yang sudi diamanati, aku senang sekali. DI alam abadi nanti aku mau ambil lagi harta saya. Saya ingin jumlahnya jadi berlipat-lipat di alam abadi nanti"
Nah lho..!!!

  • SUDAHKAH KITA TITIP HARTA KITA UNTUK KEBAHAGIAAN HIDUP DI AKHIRAT KELAK? 


Demikianlah Artikel Saya Sangat Cinta Harta Aku !

Sekianlah artikel Saya Sangat Cinta Harta Aku ! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Saya Sangat Cinta Harta Aku ! dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2016/07/saya-sangat-cinta-harta-aku.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel