Hakikatnya Rezeki Itu Apa?

Hakikatnya Rezeki Itu Apa? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hakikatnya Rezeki Itu Apa?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Hakikatnya Rezeki Itu Apa?
link : Hakikatnya Rezeki Itu Apa?

Baca juga


Hakikatnya Rezeki Itu Apa?

Apakah rezeki itu?

# Menurut orang awam

  • Rezeki berdasarkan pengertian orang awam yakni apa yang dihasilkan dari perjuangan mereka. Misalnya uang yang didapatkan dari upah, gaji, pembayaran jasa, maupun keuntungan usaha. Atau berupa masakan / barang yang diperoleh sehabis bekerja pada seseorang. 

Rezeki berdasarkan pengertian orang awam yakni apa yang dihasilkan dari perjuangan mereka Hakikatnya Rezeki Itu Apa?
rezeki itu bukan berupa uang tapi apa-apa yang memberi manfaat dari uang itu


# Menurut kamus :

  • Rezeki Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : (1) segala sesuatu yang digunakan untuk memelihara kehidupan (yang diberian oleh Tuhan), berupa masakan sehari-hari, nafkah. (2) Kata kiasan dari penghidupan, pendapatan (uang dan sebagainya yang digunakan untuk memelihara kehidupan), keuntungan, kesempatan mendapat makanandan sebagainya.


# Menurut jago tafsir

  • Rezeki berdasarkan Prof. Dr. M. Mutawallu As-Sya'rawi (seorang ulama Mesir dan penafsir Al Alquran yang diakui), yakni apa yang sanggup dimanfaatkan pemiliknya. Makara meski hartanya banyak kalau yang dibelanjakan dan dimanfaatkannya sedikit, maka itulah rezekinya. Uangnya di bank meski itu atas namanya bukanlah rezekinya alasannya itu tidak bermanfaat buat dirinya. Bank lah yang memperoleh manfaatnya.


# Rezeki bukan hanya harta

  • Rezeki bukan hanya harta atau yang bersifat bahan tapi juga, ilmu, wawasan, keterampilan, kecerdasan pikiran, kefasihan berbicara, kesehatan dan kebermanfaatan yang diperoleh secara umum. (baca : luasnya rezeki Allah, rezeki tidak melulu berupa uang)
  • Contoh konkritnya jawaban Allah dari sedekah uang yang dilakukan oleh seseorang kadang berupa uang, kadang juga diberi dalam bentuk lain ibarat terhindar dari penyakit / bahaya, perasaan tenteram dalam jiwa, hidup berkah dan berlimpah manfaat, dan sebagainya. Sedekah yakni juga penderas rezeki.
  • Orang yang banyak harta belum tentu banyak rezekinya. Orang yang sedikit hartanya belum tentu rezekinya kurang.


# Hakikat rezeki

  • Hakikatnya rezeki itu yakni sesuatu yang kita rasakan keuntungannya atau sudah dipergunakan. Makanan dan minuman yang masih ada dalam kulkas sebelum diolah dan kita makan belum tentu itu rezeki kita. Pakaian gres yang sudah kita beli dan masih tergantung dalam lemari sebelum kita pakai belum tentu menjadi rezeki kita. Bisa saja berat tubuh kita tiba-tiba naik dan baju gres itu tidak muat dalam tubuh sehingga harus dihibahkan kepada adik kita misalnya. (baca : hanya tiga rezeki inilah yang gotong royong kita miliki).
  • Apa saja yang belum kita rasakan keuntungannya meski berada dalam penguasaan kita belum tentu menjadi rezeki kita. Makara orang yang banyak rezeki yakni mereka yang banyak mendapat manfaat dari apa-apa yang diusahakannya. 
  • Manfaat itu berdasarkan kamus yakni : (1) guna dan faedah serta (2) keuntungan dan untung. Makara sesuatu menjadi rezeki kita bila berguna, berfaedah, memberi keuntungan dan untung untuk mensupport kehidupan kita, kehidupan orang lain dalam koridor yang ditetapkan Allah SWT. 


# Uang di belanjakan pada barang haram apakah juga rezeki?

  • Uang yang berada dalam dompet, saku atau genggaman kita belum tentu menjadi rezeki kita sebelum dibelanjakan dan memberi manfaat bagi diri. Kalau uang itu digunakan untuk membeli rokok. minuman keras, narkoba, masakan yang diharamkan artinya kita memberi tubuh manfaat berupa kenikmatan dikala mengkonsumsinya, tapi mudharat (keburukan yang diakibatkannya bagi tubuh) jauh lebih besar dari manfaatnya. Itu juga namanya rezeki tapi rezeki haram. Rezeki yang diperoleh dari jalan yang salah atau dimanfaatkan pada jalan yang salah dan mudharatnya jauh lebih banyak dibanding manfaatnya. (baca : konsekuensi rezeki haram).
  • Mengapa harus mencari rezeki haram? Tujuan penciptaan insan yakni untuk beribadah kepadaNya, dan tujuan pemberian rezekinya yakni semoga rezeki itu bisa digunakan beribadah kepada Allah (baca : rezeki telah dijamin Allah, tak perlu kuatir atas rezeki kita). Makara rezeki haram tidak sanggup digunakan untuk beribadah kepada Allah. Tubuh yang diberi makan masakan haram (baik yang diharamkan ibarat babi, tidak disembelih dengan nama Allah, darah, nanah, maupun sumbernya yang haram ibarat masakan yang dibeli dari hasil korupsi) tidak sanggup digunakan beribadah. Uang yang didapat dari hasil menipu tak ada keuntungannya bila disumbangkan  ke mesjid. 
  • Orang yang mencari rezeki haram yakni orang yang tidak sanggup mengendalikan diri untuk diperbudak hawa nafsu. Bukan keberlimpahan harta yang mengatakan kualitas seseorang di mata Allah tapi keberlimpahan manfaat bagi diri dan orang lain. Para pengusaha night club, mucikari, pedagang narkoba, mereka merasa memberi manfaat alasannya mempekerjakan banyak orang? Tidak, mereka para pengusaha haram ini semakin menyuburkan praktek-praktek yang dihentikan agama dengan menebarkan bisnis haram, merekrut pekerja untuk melakukan acara yang haram, memperoleh keuntungan dan keuntungan yang haram, honor dan upah yang dibayarkannya juga haram. Berusaha itu bukan hanya sekedar memutar uang tetapi ada nirwana dan neraka di situ. Jika dilakukan dalam koridor agama maka bisa beroleh surga, tapi bila sebaliknya maka nerakalah tujuannya. Naudzubillahi min dzalik. (baca : bagaimana menjalankan perjuangan semoga terus mendatangkan rezeki, atau artikel ini usaha mau untung, koreksi 4 hal ini)


# Membelanjakan uang di jalan Allah

  • Uang yang kita pegang atau dalam penguasaan kita nanti jadi rezeki bila dibelanjakan untuk kebutuhan kita dan keluarga dan sebagian diberikan dalam bentuk zakat, infaq, sedekah, sumbangan, derma atau apapun namanya yang tujuannya membantu orang yang kekurangan. Inilah rezeki yang sebaik-baiknya. Yang bermanfaat bagi dirinya dunia dan akhirat. Dengan catatan sumber perolehannya harus halal. Betapa senang orang yang selama hidupnya memberi manfaat bagi diri dan banyak orang, dan sehabis matinya sedekah jariyah terus mengalir masuk ke keburannya dan doa-doa terus dipanjatkan untuknya.
  • Anak juga yakni rezeki, bila bisa mendidiknya dengan baik anak yakni aset paling berharga kita. Mereka menjadi penyemangat dikala kita hidup dan kita akan terus menuai pahala dari doa-doa dan kebaikan yang dibentuk oleh mereka atas nama kita dikala kita sudah terbaring di alam kubur dan tak bisa menambah pahala lagi.
Semoga goresan pena ini memberi manfaat, wallahu alam


Demikianlah Artikel Hakikatnya Rezeki Itu Apa?

Sekianlah artikel Hakikatnya Rezeki Itu Apa? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Hakikatnya Rezeki Itu Apa? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2016/07/hakikatnya-rezeki-itu-apa.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel