Fenomena Rezeki; Kalo Gak Ngambil Gak Bakalan Kebagian

Fenomena Rezeki; Kalo Gak Ngambil Gak Bakalan Kebagian - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Fenomena Rezeki; Kalo Gak Ngambil Gak Bakalan Kebagian, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Fenomena Rezeki; Kalo Gak Ngambil Gak Bakalan Kebagian
link : Fenomena Rezeki; Kalo Gak Ngambil Gak Bakalan Kebagian

Baca juga


Fenomena Rezeki; Kalo Gak Ngambil Gak Bakalan Kebagian

Rezeki harus dikejar, diburu hingga sanggup !

  • Rezeki itu harus dikejar, gimanapun caranya harus dapat. " Kalau ada rezeki lewat segera sikat, kalo tidak, keburu disamber orang dan kita gak kebagian". Pernah mendengar orang yang berprinsip begitu? Atau jangan-jangan malah anda yang punya prinsip begitu? (baca : haruskah rezeki dikejar?)
  • Itu prinsip orang kere. Yang melihat segala sesuatu itu termasuk rezeki, jumlahnya terbatas dan tak bakalan cukup untuk memenuhi kebutuhan semua mahluk Allah di bumi ini. Ini orang yang sangat meremehkan kemampuan Allah menghidupi mahlukNya. Dia lupa bahwa ketika berada dalam perut ibunya ia justru tak bisa mengejar rezekinya lantaran begitu tak berdaya dan lemah, tapi Allah dengan kasihNya mengirimkan kuliner lewat ibunya yang disalurkan melalui plasenta dan tali pusat. (baca : betulkah tak perlu kuatir terhadap rezeki kita?)


Allah menjamin rezeki hambaNya

  • Allah bisa memenuhi kebutuhan alam semesta ini, apalagi untuk kebutuhan seorang insan saja? Tidak ada satu mahluk pun di bumi ini melainkan Allah telah menjamin rezekinya. (baca : kenaikan harga dan kepastian rezeki Allah)
  • Lihat, betapa pemurahnya Allah pada kita. Meskipun kita termasuk bebal dan ibadahnya kurang rezeki toh tetap tercurah kepada kita. Lalu mengapa harus memaksakan diri mencari rezeki dengan menghalalkan segala macam cara, saling sikut, saling bunuh, saling menjatuhkan, belum lagi praktek korupsi, kongkalikong dan manipulasi merajalela lantaran takut tidak kebagian. (baca : rezeki salah materi bakar kesusahan)
  • Padahal alam ini berlimpah rezeki yang melimpah, tidak terbatas jumlahnya dan cukup untuk dibagi pada semua mahluk. Makara tidak perlu rebutan lantaran semua bakalan kebagian. Kalaupun semua kebagian bukannya habis malah terus tercurah tanpa diminta. Pernahkah anda megap-megap kekurangan oksigen, kehilangan kehangatan mentari atau rindu kesejukan hujan yang membasahi bumi lantaran tak pernah turun lagi? Tidak bukan? Semua tetap tercurah meski kita tak memintanya. (baca : apakah hujan pertanda limpahan rezeki?)
  • Bayangkan, pernahkah anda tidak makan dalam sehari? Meski begitu miskinnya sehingga tidak bisa membeli makanan, biasanya tiba-tiba ada yang memberi kuliner gratis bukan? Allah punya cara sendiri bagaimana mengirimkan rezeki kita. (baca : jangan ragu menyebarkan rezeki lantaran jawaban Allah tak menunggu lama)
  • Tanamkan mindset keberlimpahan dalam hidup anda. Yakinlah bahwa anda punya banyak untuk dibagi dan tak pernah takut bakalan kehabisan. (baca : rahasia bagaimana menjadi magnet rezeki)


5 Hukum yang terkait dengan rezeki

# (1) Hukum Nilai

  • Rezeki anda ditentukan oleh seberapa banyak nilai tambah (manfaat) yang anda berikan pada hidup anda, hidup orang lain dan hidup masyarakat pada umumnya. Itu sebabnya orang baik, orang dermawan, murah hati itu rezekinya banyak. Karena ia memperlihatkan banyak nilai tambah ( kemanfaatan ditinya) dalam masyarakat. Ibaratnya ia terus memberi dan rezekinya mengalir kembali masuk ke dalam dirinya sehingga ia tak pernah kekurangan. Rezeki tiba baik berupa materi, respek, penghargaan, pengaruh, dan ketentraman dan akomodasi hidup. (baca : mengapa orang baik rezekinya lancar?)
  • Bandingkan dengan orang yang menjadi sampah masyarakat, pelaku kejahatan, penjudi, pemerkosa, pembunuh, pengedar narkoba, koruptor itu mengambil dari masyarakat ( yang bukan haknya). Maka apa yang telah diambilnya dengan paksa akan diambil kembali darinya. Akibatnya ia selalu merasa kekurangan. Akibatnya ia terus mengambil dengan membabi buta. Makin banyak yang ia ambil makin banyak pula ia kehilangan. Rezeki akan diambil dalam bentuk materi, kesehatan, nama yang buruk, keamanannya tidak terjamin serta tidak memperoleh kententraman dalam hidup. (baca : 4 ciri-ciri rezeki yang tidak berkah)

#(2) Hukum kompensasi

  • Rezeki anda ditentukan oleh seberapa banyak orang yang anda layani dan beri manfaat. Bill Gates meskipun ia bukan muslim tapi telah melayani puluhan juta orang  pengguna produknya. Wajar jikalau pendapatan dan rezekinya juga besar. Belum lagi ditambah ia menimbulkan dirinya philantropist yang memakai sebagian hartanya bagi kepentingan kemanusiaan.(baca : mengapa orang bahagia memberi rezekinya terus bertambah)
  • Demikian pula sebaliknya jikalau jumlah orang yang mencicipi kejahatan anda besar jumlahnya, semakin banyak yang anda rugikan maka rezeki anda juga bakalan diambil sebanyak mungkin. Jikapun Allah tidak mengambilnya waspadalah dengan istidraj yaitu pembiaran sikap jelek di dunia untuk mendapatkan hasilnya di darul abadi kelak. Naudzubillah (baca : konsekuensi rezeki haram)

    # (3) Hukum pengaruh

    • Rezeki anda ditentukan oleh seberapa besar anda mendahulukan kepentingan orang lain. Ini yang terberat, mampukah anda meleburkan diri untuk kepentingan orang lain. Mampukah kita jadi " pengungkit" untuk menciptakan orang lain lebih baik, lebih saleh, lebih sukses dari diri kita? Kemampuan ini akan meningkatkan dampak anda terhadap orang lain. Makin banyak orang yang dibuatnya berubah ke arah yang lebih baik makin manis rezekinya. Inilah yang dilakukan para uztaz, kyai, pemuka agama, pemikir dan motivator muslim. (baca : rezeki baik itu bukanlah kaya berlimpah harta tapi..)

    # (4) Hukum autensitas

    • Bisakah anda selalu ada setiap orang lain membutuhkan mirip apa yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib " kehadiran yaitu hadiah terbesar." Hadiah terbesar yang bisa diberikan pada orang lain bukanlah materi tapi kehadiran. Pada ketika orang lain membutuhkan kita selalu berada di sisinya. Lihat bagaimana Rasulullah selalu berada untuk umatnya. Bahkan untuk pengemis yahudi yang sangat membencinya pun ia suapi dengan penuh kasih. (baca : apakah anda sudah menjadi rezeki bagi orang lain)

    # (5)Hukum kemampuan untuk menerima

    • Kunci untuk memberi secara efektif yaitu bisa mendapatkan apapun dengan terbuka. Kita harus bersedia mendapatkan apapun "bayaran" yang kita terima. Setelah berbuat kebaikan, memberi nilai tambah bagi orang lain, melayani banyak orang dengan ikhlas, mendahulukan kepentingan orang lain, dan selalu ada bagi orang yang membutuhkan, semua itu lantaran Allah. Kemudian Allah berkenan "membayar" upaya kita dengan rezekinya. Diberi besar alhamdulillah, diberi kecilpun alhamdulillah. Karena bukan rezeki yang ingin dikejar tapi cinta Allah. Kalaupun terikut rezeki di situ maka itu yaitu bonus. (baca : mengapa rezeki selalu gampang bagi orang yang ridha)


    Hidup menyerupai roller coaster

    • Rezeki dan kehidupan menyerupai menjalani roller coaster yang turun naik silih berganti. Pilihannya apakah akan menangis ketakutan ketika hempasan angin dan roda roller coaster yang menghujam jatuh ke bawah. Atau menikmati permainan kemana roda roller coaster membawa kita. Jika menurun kita bergembira, jikalau menanjak kita pun senang. Karena menaikinya cuma sebentar. Pilihannya cuma 2 ketakutan atau menikmatinya. (baca : hidup bagai roller coaster)
    • Hidup ini singkat. Percuma mengejar yang singkat dengan mengorbankan darul abadi yang abadi.
    Wallahu alam.


    Demikianlah Artikel Fenomena Rezeki; Kalo Gak Ngambil Gak Bakalan Kebagian

    Sekianlah artikel Fenomena Rezeki; Kalo Gak Ngambil Gak Bakalan Kebagian kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel Fenomena Rezeki; Kalo Gak Ngambil Gak Bakalan Kebagian dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2016/07/fenomena-rezeki-kalo-gak-ngambil-gak.html

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel